peroleh dari teman-teman akademisi Universitas Hasanuddin. Adapun informasi tentang gelombang pertama kedatangan orang Tiong Hoa diperoleh selain dari
literatur juga dari ayahanda Ince Malik yang tinggal di RW 02.
4.3.2.2 Pemerintahan
Dulunya pulau ini adalah bagian dari Kerajaan Gowa. Waktu itu masyarakat di pulau ini dipimpin oleh seorang Gallarang yang berkuasa turun
temurun. Jika seorang Gallarang baru adalah anak-cucu atau keturunan dari Gallarang sebelumnya akan mudah baginya memperoleh kepatuhan dari
masyarakat. Rata-rata masyarakat di provinsi Sulawesi Selatan memandang keturunan bangsawan sebagai faktor penting bagi seorang calon pemimpin. Di
pulau ini faktor keturunan tersebut tidaklah absolut, karena penduduk pulau ini umumnya migran dari berbagai tempat. Pemerintahan model itu berakhir pada
tahun 1964 ketika pulau ini dinyatakan sebagai wilayah Kabupaten Kepulauan Pangkajene. Adapun Gallarang yang pernah memimpin pulau ini antara lain
Abdul Rahman Camang, Abdul Muin, Muhammad Sultan daeng Tangnga dan Haji Zainuddin Hafidz, 1989.
Pulau ini merupakan suatu kelurahan Barrang Lompo yang terdiri dari 4 Rukun Warga RW dan 8 Rukun Tetangga RT dan 2 Lingkungan. Sebagai
suatu kelurahan pulau ini berada di bawah pemerintahan Kecamatan Ujung Tanah. Adapun pembagian 4 RW dalam kelurahan ini berdasarkan klasifikasi tradisional
kelompok pemukiman di masa lalu. Berdasarkan sejarah kedatangan penduduk pulau ini, mereka datang dalam kelompok-kelompok, kemudian membuat
pemukiman bersama teman dan sanak keluarganya yang berasal dari satu etnis. Itulah sebabnya mengapa kelurahan ini bisa dibagi dalam beberapa wilayah
berdasarkan etnis. Bertahun-tahun yang lalu daerah RW 1 dikenal sebagai ’kampung Mandar’ karena penghuninya berasal dari suku Mandar. Adapun RW 2
dikenal sebagai ’kampung Tionghoa’ karena pemukiman dari orang-orang keturunan Tionghoa. Di wilayah RW 3 banyak dihuni orang Makassar, orang
Bugis dan juga orang Bajau. ’Kampung Pajala’ yang kini adalah wilayah RW 4 merupakan tempat sentral pemukiman orang-orang Makassar.
Kini klasifikasi berdasarkan etnis tersebut sudah tidak relevan lagi, karena banyak terjadi perkawinan antar suku, sebagai contoh orang Makassar menikah
dengan orang Mandar ; atau orang Mandar membangun rumah di RW 4 yang mayoritas penduduknya orang Makassar.
“Orang satu pulau ini saudara semua,“ kata para penduduk yang kami wawancarai tentang hubungan antar Sawi di dalam suatu perahu. Mereka
menyatakan selalu terdapat hubungan kekeluaragaan antar mereka, apakah itu hubungan genealogis atau hubungan yang terbentuk karena pernikahan. Lebih
mudah bagi mereka untuk membedakan diri mereka sebagai ’orang pulau’ atau ’orang barrang’ dengan ’orang luar’ misalnya : penduduk dari Pulau Lombok,
dari Galesong, dari Timor, dari Maluku, yang tinggal di pulau ini. Di puncak pemerintahan di pulau ini adalah ’Lurah’ sebagai pimpinan
3
. Dia dibantu oleh seorang Sekretaris, seorang Imam, dan 3 orang Kepala Urusan
Kaur : bidang pemerintahan, bidang pembangunan dan bidang umum. Ada dua orang ’Kepala Lingkungan’ yang langsung di bawah Lurah, dan setiap Kepala
Lingkungan membawahi dua Rukun Kampung. Lingkungan 1 terdiri dari Rukun Warga 1 dan Rukun Warga 2 . Lingkungan 2 terdiri dari Rukun Warga 3 dan
Rukun Warga 4. Setiap ’Kepala RW’ membawahi dua Rukun Tetangga. Adapun struktur kelurahan selengkapnya lihat Gambar 4.2. di bawah ini.
Ketika penelitian ini berlangsung, hanya Kaur Pemerintahan dan Imam saja yang ada di pulau; aparat kelurahan lainnya tinggal di kota Makassar dan
hanya ke pulau apabila ada perayaan-perayaan atau ada pejabat datang. Setiap Senin Lurah dan Sekretaris pergi ke kota untuk upacara bendera di kantor
kecamatan Ujung Tanah. Imam dalam pemerintahan lokal di pulau ini mempunyai peran penting
dan umumnya turun-temurun. Sebaliknya posisi Lurah lebih terbuka dibandingkan Imam, walaupun lebih disukai dan dipatuhi masyarakat apabila sang
Lurah mempunyai garis keturunan Gallarang. Prosedurnya calon Lurah dan calon Imam diusulkan oleh masyarakat, dites dan dipertimbangkan oleh kantor
kecamatan dan kemudian diangkat oleh Kepala Kecamatan. Khusus untuk posisi Lurah biasanya diusulkan dari salah satu staf kelurahan.
3
Umumnya Lurah di Provinsi Sulawesi Selatan adalah laki-laki.
4.3.2.3 Stratifikasi sosial