Format studi etnografi Jagawana Laut yang pernah saya temui di kawasan Taman Laut Nasional

Tabel 1 Rangkaian proses penelitian perilaku para pihak dalam kegiatan penangkapan ikan No Proses Cara Hasil 1 Pengumpulan Informasi awal FGD, informasi awal, diskusi ahli, literatur, peta dan buku, klipping koran-koran Ujung Pandang, hasil- hasil penelitian,rujukan dokumen. Gambaran umum DF dan area riset 2 Masuk masyarakat Ijin resmi riset, barang perkenalan, jadi anggota keluarga Pa’es rapport baik dari masyarakat 3 Pengumpulan Data -metode etnografi, wawancara semi-struktural, observasi, FGD, metode sejarah, pendekatan etnosains, rujukan dokumen data kenelayanan, data fisik dan sosial pulau, kegiatan ekonomi, perspektif stake- holder, 4 Cara Analisis Pendekatan etnosains dengan cara : -kontekstual data -reduksi data -Perbandingan data -situasi sosial ekonomi - perbedaan perspektif 5 Membahas Analisis deskriptif, bagan alir, tabulasi, gambar, taksonomi sosial dan decision trees - perspektif emic - realita sosial DF

3.2 Format studi etnografi

Manusia mempunyai kecenderungan untuk memuaskan rasa ingin tahunya tentang sesuatu hal yang menarik hatinya. Jika keingintahuannya itu ditindaklanjuti dengan perbuatan melakukan pengamatan dan atau percobaan yang diorganisasikan secara sistematis, itulah yang dikatakan penelitian ilmiah. Dalam praktek banyak cara mengungkapkan pertanyaan yang berdasar keingintahuan, juga banyak cara sistematis yang dapat digunakan untuk menyelidiki pertanyaan itu. Demikian pula, banyak kemungkinan memberikan interpretasi terhadap setiap jawab dari setiap pertanyaan tersebut. Tugas dalam penelitian ialah bertanya dengan menggunakan pertanyaan yang tepat, memilih strategi cara terbaik untuk mendapatkan jawabnya, dan menginterpretasikan temuannya sebagai dasar dalam membuat kesimpulan. Ketiga tugas inilah yang selalu dikerjakan dalam setiap penelitian. Untuk keperluan penelitian ini metode etnografi dipilih untuk mendeskripsikan kebudayaan komunitas Pulau Barrang Lompo. Konsep kebudayaan yang dipilih erat kaitannya dengan penerapan metode etnografi. Bila konsep kebudayaan yang digunakan berbeda maka sangat mungkin hasilnya berbeda, diantaranya adalah sangat mungkin ditemukan unsur-unsur universal yang berbeda dari kebudayaan Kohl, 1991; Ellen, 1984. Pada dasarnya, ada dua kelompok besar pengertian kebudayaan yang digunakan para ahli antropologi. Pengertian pertama adalah yang melibatkan definisi yang menyeluruh; kebudayaan hampir segala-galanya terdiri dari keseluruhan yang meliputi aspek ideal, aspek tindakan dan aspek material Koentjaraningrat, 1985. Ada dua implikasi dari konsep ini, yaitu bahwa ada unsur-unsur universal yang bisa ditemukan pada semua kebudayaan, sehingga kebudayaan berbagai suku bangsa dapat dibandingkan; dan implikasi lainnya bahwa metode etnografi ini hanya bisa diterapkan untuk menggambarkan kebudayaan dari masyarakat yang masih ’murni’. Konsep kebudayaan yang lain, misalnya yang diungkapkan oleh Geertz 1993. Kebudayaan adalah keseluruhan alam pikiran - sistem pengetahuan dan kepercayaan yang dimiliki bersama oleh anggota masyarakat dan merupakan perangkat mekanisme pengendali bagi kelakuan yang terdiri dari rencana-rencana, resep-resep, aturan-aturan dan instruksi-instruksi. Ringkasnya, kebudayaan merupakan prinsip-prinsip atau ide-ide atau pengetahuan yang dipakai sebagai pedoman bertindak, sedangkan tingkah laku dan benda-benda material dapat dikatakan sebagai perwujudan dari kebudayaan. Penelitian ini menggunakan konsep kebudayaan yang kedua. Menurut konsep ini kebudayaan tidak dapat diobservasi tetapi ada dalam alam pikiran anggota masyarakatnya. Dalam membuat deskripsi kebudayaan, dilakukan upaya- upaya untuk mengungkapkan prinsip-prinsip yang ada di balik tingkah laku dan benda-benda, sehingga diperoleh pemahaman akan makna yang ditempelkan oleh anggota masyarakat dalam tindakan dan benda-benda. Penerapan konsep tersebut akan memungkinkan terungkapnya apa yang ada dalam pikiran individu dan masyarakat yang menjadi perhatian penelitian ini Kohl,1991 sehingga bisa diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengapa fenomena destructive fishing ini berlangsung bertahun-tahun di Pulau Barrang Lompo. Oleh sebab itu, Gambar 4 Ragam pendekatan pengumpulan data dan keobyektifan yang dihasilkan Spradley,1979 Catatan : Riset investigatif-obyektif tidak terbatas pada wawancara di ruang tamu, tetapi dapat berlangsung hingga ke dapur dan kamar tidur Ethnocentric descriptions Social science descriptions Standard ethnographies Monolingual ethnographies Life histories Ethnographic novels INSIDERS’ LANGUAGE in percent The extent to which the description is based on Concepts and meanings in the language of informants Types of Descriptions Th e e x te nt to wh ic h t h e d e sc rip tio n is b a s e d on C o nce p ts an d m e a n ing s in th e la ng ua g e o f ou tsid e rs OU TSI D E RS’ LAN G U A G E i n per ce n t 100 50 25 75 10 50 25 7 5 metode yang dipilih adalah yang mendekati obyektivitas dan seminimal mungkin dipilih yang paling rendah kadar subyektivitasnya Gambar 4. Format studi etnografi dipilih untuk tujuan tersebut.

3.3 Alasan pemilihan area