untuk kreativitas karyawan merupakan faktor yang dapat menyebabkan munculnya stres kerja. Akan tetapi menurut Rhoades dan Eisenberger 2002
perceving organizational support dapat mengurangi tingkat stres kerja dari karyawa. Hal ini dikarenakan karyawan mampu merasakan bahwa organisasi
memberikan dukungan dan menghargai usaha yang mereka lakukan. Hasil parameter model moderator diketahui tidak signifikan. Peran
work family conflict sebagai moderator tidak menunjukkan interaksi antara perkalian work family conflict dan perceived organizational support pada
karyawan bank untuk menghasilkan stres kerja. Dengan kata lain, perceived organizational support pasti akan menghasilkan work family conflict yang
rendah atau tinggi sehingga berpengaruh pada tingkat stres kerja yang rendah atau tinggi pula.
Sehinggga dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran work family conflict adalah mediator untuk variabel perceived organizational
support dan stres kerja pada karyawan bank di Yogyakarya. Work family conflict dapat menjadi perantara perceived organizational support dan stres
kerja pada karyawan bank. Akan tetapi, variabel perceived organizational support dapat pula secara langsung digunakan untuk memprediksi variabel
stres kerja pada karyawan bank karena terbukti bernilai negatif dan signifikan. Hal ini dapat memprediksi bahwa semakin tinggi perceived
organizational support dari karyawan bank maka stres akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin rendah perceived organizational support dari karyawan
bank maka stres kerja akan semakin tinggi.
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian mengenai peran work family conflict dalam
struktur hubungan antara stres kerja dengan perceived organizational support adalah sebagai mediator. Hasil tersebut dibuktikan dengan adanya korelasi
yang signifikan antara variabel perceived organizational support dengan work family conflict F = 49,425 dan p= 0,000, korelasi signifikan antara work
family conflict dengan stres kerja F = 220, 694 dan p = 0,000, serta korelasi yang signifikan antara perceived organizational support dengan stres kerja F
= 33,785 dan p = 0,000. Hal tersebut dapat diartikan bahwa work family conflict merupakan
mediator yang baik. Hal ini dapat diartikan bahwa work family conflict dapat menjadi perantara perceived organizational support dan stres kerja pada
karyawan bank.
B. SARAN 1. Bagi Karyawan Bank
Bagi karyawan bank yang merasa memiliki perceived organizational support yang rendah disarankan untuk meningkatkan persepsi tersebut
dengan cara merubah pola pandang dan mencoba melihat betuk dukungan
yang ada di dalam perusahaan agar dapat menurunkan tingkat work family conflict dan stres kerja. Untuk karyawan yang telah memiliki perceived
organizational support yang tinggi disarankan untuk mempertahankan persepsi tersebut agar dapat meningkatkan tingkat work family conflict dan
stres kerja.
2. Bagi Manajemen Bank
Bagi perusahaan kususnya manajemen bank, diharapkan memberi perhatian khusus pada karyawan yang memiliki perceived organizational
support yang rendah karena memungkinkan terkena work family conflict dan stres kerja yang tinggi. Menurut Jastin dalam Shannock et al., 2006
perceived organizational support dapat ditingkatkan dengan cara pemberian penghargaan yang baik terhadap kinerja karyawan, adanya peluang untuk
peningkatan karir bagi karyawan dan pembuatan kebijakan-kebijakan positif di tempat kerja.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian selanjutnya diharapkan mengambil sampel yang lebih luas lagi dan banyak untuk mewakili populasi karyawan bank yang ada di
Yogyakarta. Selain itu, penelitian selanjutnya diharapkan membuat pengkategorian sampel dengan menunjukkan seberapa tinggi atau
rendahnya tingkat perceived organizational support, work family conflict dan stres kerja pada karyawan bank yang diteliti. Tujuannya adalah untuk