Validitas Skala VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR

3. Reliabilitas Reliabilitas adalah konsistensi dan stabilitas dari nilai suatu skal pengukuran Sarwono, 2006. Koefisien reliabilitas r xx’ berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Koefisien reliabilitas yang semakin mendekati angka 1,00 menunjukkan reliabilitas yang semakin tinggi. Sebaliknya, bila koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 0 maka reliabilitasnya akan semakin rendah Azwar, 2009. Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan Alpa Cronbach melalui penghitungan SPSS 17.0 for Windows. a. Skala Stres Kerja Koefisien skala stres kerja sebelum dipilih adalah α = 0,895. Sementara koefisien skala stres kerja setelah dipilih menjadi 36 aitem terbaik adalah α = 0, 923. Sehingga dapat dikatakan bahwa aitem dalam skala stres kerja ini reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00. b. Skala Work Family Conflict Koefisien skala work family conflict sebelum dipilih adalah α = 0,815. Sementara koefisien skala work family conflict setelah dipilih menjadi 16 aitem terbaik adalah α = 0, 883. Sehingga dapat dikatakan bahwa aitem dalam skala work family conflict ini reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00. c. Skala Perceived Organizational Support Koefisien skala perceived organizational support sebelum dipilih adalah α = 0,903. Sementara koefisien skala perceived organizational support setelah dipilih menjadi 24 aitem terbaik adalah α = 0, 947. Sehingga dapat dikatakan bahwa aitem dalam skala perceived organizational support ini reliabel karena nilai koefisien reliabilitasnya mendekati 1,00.

G. METODE ANALISIS DATA

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi karena penelitian ini memiliki dua variable independen yaitu work family conflict dan perceived organizational support serta satu variabel dependen yaitu stres kerja. Sebelum melakukan analisis regresi, diperlukan Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Linieritas untuk melihat persebaran data pada sampel. Setelah ketiga tahap pengujian terpenuhi, maka tahapan analisis dilakukan untuk membuktikan model mana yang lebih sesuai dengan data dengan cara: 1. Model Work Family Conflict sebagai Mediator a. Meregresikan variabel perceived organizational support pada work family conflict b. Meregresikan variabel work family conflict pada stres kerja Perceived Organizational Support Work Family Conflict Work Family Conflict Stres Kerja c. Meregresikan variabel perceived organizational support pada stres kerja d. Meregresikan kedua variabel independen pada variable dependen Pada model ini, konformitas dapat dikatakan mediator jika hasil regresi dari perceived organizational support dan work family conflict, work family conflict dengan stres kerja, perceived organizational support dengan stres kerja dan kedua variabel dependent dengan stres kerja signi ficant p ≤ 0,05. Jika hasil regresi kesemuanya menunjukkan signifikan terhadap setiap tahapan maka dapat disimpulkan bahwa model peelitian ini adalah mediator Baron dan Kney, 1989. 2. Model Work Family Conflict sebagai Moderator Pada model moderator, variabel perceived organizational support akan dikalikan dengan variabel work family conflict. Kemudian lakukanlah Perceived Organizational Support Stres Kerja Perceived Organizational Support Work Family Conflict Work Family Conflict