dialami wanita maupun laki-laki yang mempunyai kesulitan-kesulitan dalam pemenuhan tuntutan dari salah satu perannya. Kegagalan pemenuhan
tuntutan dari salah satu peran baik sebagai orang tua, individu, istri atau suami maupun sebagai pekerja dan warga masyarakat akan menimbulkan
work family conflict. Berdasarkan uraian definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa work
family conflict adalah konflik yang terjadi pada seseorang yang menjalankan kedua perannya secara bersamaan, yaitu peran sebagai pekerja dan peran
dalam keluarga. Hal tersebut menyebabkan kurang terpenuhinya peran sebagai pekerja akibat adanya pemenuhan peran didalam keluarga.
2. Dimensi Work Family Conflict
Menurut Greenhaus dan Beutell dalam Chung, 2012 terdapat dua jenis konflik yang terjadi pada pekerjaan dan keluarga yaitu:
a. Work family conflict yaitu konflik yang muncul karena tanggung jawab pekerjaan mengurangi keterlibatan seseorang dalam melaksanakan
tanggung jawab di dalam keluarga. b. Family work conflict yaitu konflik yang muncul karena tanggung jawab
terhadap keluarga
mengurangi keterlibatan
seseorang dalam
melaksanakan tanggung jawab di dalam pekerjaan.
Menurut Greenhaus dan Beutell dalam Triaryati, 2003, baik work family conflict ataupun family work conflict terdiri dari 3 dimensi yaitu:
a. Time Based Conflict Yang di maksud dengan time based conflict adalah konflik yang
terjadi karena waktu untuk memenuhi satu peran tidak seimbang dengan waktu yang digunakan untuk memenuhi peran lainnya. Dalam
work family conflict, karyawan tidak memiliki keseimbangan waktu dalam keluarga sehingga kesulitan membagi perhatiannya dalam
organisasi. Time based conflict memiliki 2 bentuk menurut Bartolome dan Evans
dalam Triaryati, 2002 yaitu: 1 Tuntutan waktu dari suatu peran membuat individu secara fisik
tidak dapat memenuhi harapan atau tuntutan dari peran yang lain. Dalam work family conflict, karyawan tidak dapat berada dalam
pekerjaan secara optimal karena memiliki tugas di keluarga yang menyita waktunya.
2 Tuntutan waktu menyebabkan individu terfokus pada suatu peran disaat dia harus memenuhi tuntutan peran yang lain. Dalam work
family conflict, karyawan tetap memikirkan perannya dalam keluarga ketika sedang bekerja.
b. Strain Based Conflict Yang dimaksud dengan strain based conflict yaitu tekanan dari
tanggung jawab yang berlebihan suatu peran membuat seseorang sulit
untuk memenuhi tuntutan peran lain. Dalam work family conflict, tekanan dari tanggung jawab yang berlebihan sebagai bagian dari
suatu keluarga membuatnya mengesampingkan kebutuhan dan keinginan dalam pekerjaan.
c. Behaviour Based Conflict Yang dimaksud dengan behaviour based conflict adalah konflik yang
muncul ketika suatu tingkah laku efektif untuk satu peran namun tidak untuk peran yang lain. Perilaku yang diharapkan muncul pada saat
menjalankan peran yang satu kadang bertentangan dengan harapan dari peran yang lain. Dalam work family conflict, terdapat konflik
karena perbedaan pola perilaku, kebudayaan dan kebiasaan dalam lingkungan kerja yang bertentangan antara keluarga dengan pekerjaan.
Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa baik dalam work family conflict maupun family work conflict terdiri dari time based
conflict, strain based conflict dan behaviour based conflict. Dalam penelitian ini, akan lebih dititik beratkan pada konflik pekerjaan dan keluarga yang
disebut work family conflict. Work family conflict akan berkaitan dengan permasalahan dalam lingkungan kerja dan lingkungan keluarga sekaligus
Allen et al., 2000.
3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Work Family Conflict
Menurut Stonner et al. 1990, faktor – faktor yang mempengaruhi
work family conflict adalah: a. Time Pressure: Waktu untuk bekerja lebih banyak tersita untuk
mengurusi masalah keluarga. b. Family Size and Support: Anggota keluarga yang semakin banyak
jumlahnya menyebabkan konflik yang timbul akan semakin banyak. Bila banyak anggota keluarga yang memberikan dukungan maka akan
sedikit terjadi konflik. Sebaliknya jika anggota keluarga tidak mendukung makan akan mempengaruhi kinerja ketika bekerja.
c. Job Satisfaction: Konflik lebih sedikit apabila kepuasan kerja seorang karyawan lebih tinggi.
d. Marital and Life Satisfaction: Bila seorang bekerja maka semakin banyak konsekuensi negatif dalam pernikahannya. Dan adanya anak
dalam keluarga dapat meningkatkan konflik peran. e. Size of Firm: Konflik yang mungkin akan dipengaruhi oleh banyak
karyawan yang bekerja di suatu organisasi. Berdasarkan kesimpulan tersebut, faktor yang mempengaruhi work
family conflict adalah time pressure, family size dan support, job satisfaction, marital and life satisfaction, size of firm.