PERTANYAAN PENELITIAN LANDASAN TEORI

1. Stres Kerja

Stres kerja pada karyawan bank adalah keadaan dimana terjadi interaksi antara kondisi kerja dengan pekerjaan yang mempengaruhi fungsi normal baik fisik, psikologis dan perilaku. Stres kerja pada karyawan bank ini dapat diukur berdasarkan perubahan-perubahan yang terjadi pada 4 aspek yaitu: Aspek Fisik kondisi jasmani dan kesehatan, Aspek Emosi kondisi mental, Aspek Intelektual konsisi yang berhubungan dengan proses berpikir dan Aspek Interpersonal perilaku yang muncul pada karyawan bank. Stres kerja pada karyawan bank ini akan diukur menggunakan skala stres kerja yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan keempat aspek di atas. Tinggi rendahnya skor dari skala akan menggambarkan seberapa tingkat stres dari karyawan bank. Semakin tinggi skor total pada Skala Stres Kerja, maka semakin tinggi stres kerja yang dialami karyawan bank. Sebaliknya semakin rendah skor total pada Skala Stres Kerja, maka semakin rendah stres kerja yang dialami karyawan bank

2. Work Family Conflict

Work family conflict adalah konflik yang terjadi pada karyawan bank ketika menjalankan perannya sebagai karyawan sementara di saat yang bersamaan mereka harus menjalankan peran sebagai bagian dari suatu keluarga Ayah, Ibu, Suami, Istri. Work family conflict pada karyawan bank ini dapat diukur menggunakan 2 aspek yaitu: Time Based Conflict konflik waktu dan Strain Based Conflict konflik harapan. Work family conflict pada karyawan bank ini diukur menggunakan skala work family conflict yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan 2 aspek yang disebutkan di atas. Tinggi rendahnya skor total pada skala menunjukkan tingkat work family conflict pada karyawan bank. Semakin tinggi skor total pada Skala Work Family Conflict, maka semakin tinggi tingkat work family conflict pada karyawan bank. Sebaliknya semakin rendah skor total pada Skala Work Family Conflict, maka semakin rendah tingkat work family conflict pada karyawan bank

3. Perceived Organizational Support

Perceived organizational support adalah persepsi karyawan bank mengenai dukungan organisasi di pekerjaan. Perceived organizational support pada karyawan bank ini dapat diukur berdasarkan 3 aspek yaitu: Fairness persepsi mengenai keadilan, Supervaisor Support persepsi mengenai dukungan atasan, Organizational Reward dan Job Condicition persepsi mengenai penghargaan kerja. Perceived organizational support pada karyawan bank ini akan diukur menggunakan skala Perceived Organizational Support yang disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan 3 aspek di atas. Tinggi rendahnya tingkat skor skala menunjukkan tingkat perceived organizational support pada karyawan bank. Semakin tinggi skor total pada Skala Perceived Organizational Support, maka semakin tinggi tingkat perceived organizational support pada karyawan bank. Sebaliknya semakin rendah skor total pada Skala Perceived Organizational Support, maka semakin tinggi tingkat perceived organizational support pada karyawan bank.

D. SUBJEK PENELITIAN

Subjek penelitian ini adalah karyawan bank yang telah menikah. Kriteria tersebut dibuat berdasarkan ketentuan dari variabel yang dipilih yaitu: work family conflict adalah variabel yang akan terlihat ketika karyawan sudah menikah Anafta, 2012. Sampel dipilih menggunakan metode non-problably sampling yang berarti tidak semua sampel memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel Purwanto dan Sulistyastuti, 2007. Pengambilan sampel dilakukan di beberapa kantor cabang perbankan di Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling di mana sampel dipilih karena sesuai dengan kriteria karyawan bank yang telah menikah dan berhasil ditemui karena berada pada waktu serta tempat yang sesuai Widi, 2010.

E. METODE PENGAMBILAN DATA

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala yang tersusun dari tiga buah skala yaitu skala stres kerja, work family conflict dan perceived organizational support. Ketiga skala tersebut disajikan dalam sebuah booklet. Perincian skala yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Skala Stres Kerja

Skala stres kerja ini disusun berdasarlan teori Braham dalam Rivai dan Mulyadi 2010, mengenai pengukuran stres kerja. Pengukuran dilakukan menggunakan metode skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur penilaian atau pernyataan setuju dan tidak setuju yang tersusun 6 format pilihan yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Agak Setuju AS, Agak Tidak Setuju ATS, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Pemberian Pilihan jawaban yang lebih bervariasi bertujuan untuk membuat jawaban subjek lebih menyebar dan tidak terpusat pada satu titik Hadi, 2004. Peneliti tidak menyediakan pilihan jawaban netral untuk menghindari rendahnya tingkat validitas karena munculnya kecenderungan subjek untuk memberikan penilaian pada pusat gejala Central Tendency Effect. Selain itu peneliti juga menyediakan aitem favorable dan unfavorable. Aitem favorable merupakam aitem-aitem yang mendukung aspek yang hendak diukur sementara aitem unfavorable adalah aitem-aitem yang tidak mendukung aspek yang akan di ukur. Penilaian dari kedua aspek tersebut adalah: Tabel 1 Penskoran Aitem Unfavorable dan Favorable Skala Stres Kerja Alternatif Jawaban Favorable Unfavorable Sangat Setuju SS 6 1 Setuju S 5 2 Agak Setuju AS 4 3 Agak Tidak Setuju ATS 3 4 Tidak Setuju TS 2 5 Sangat Tidak Setuju STS 1 6 Berikut ini adalah blue print dari skala Stres Kerja tersebut: Tabel 2 Blue Print Skala Stres Kerja Aspek Favorable Unfavorable Total Prosentase Aspek Fisik 6 6 12 25 Aspek Emosi 6 6 12 25 Aspek Intelektual 6 6 12 25 Aspek Interpersonal 6 6 12 25 Total: 24 24 48 100

2. Skala Work Family Conflict

Skala work family conflict ini disusun berdasaran teori Carlson et al. 2000 mengenai pengukuran time based conflict dan strait based conflict. Pengukuran dilakukan menggunakan metode skala Likert. Skala ini digunakan untuk mengukur penilaian atau pernyataan setuju dan tidak setuju yang tersusun dalam 6 fotmat pilihan yaitu: Sangat Setuju SS, Setuju S, Agak Setuju AS, Agak Tidak Setuju ATS, Tidak Setuju TS dan Sangat Tidak Setuju STS. Pemberian Pilihan jawaban yang lebih bervariasi bertujuan untuk membuat jawaban subjek lebih menyebar dan tidak terpusat pada satu titik Hadi, 2004.