3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Work Family Conflict
Menurut Stonner et al. 1990, faktor – faktor yang mempengaruhi
work family conflict adalah: a. Time Pressure: Waktu untuk bekerja lebih banyak tersita untuk
mengurusi masalah keluarga. b. Family Size and Support: Anggota keluarga yang semakin banyak
jumlahnya menyebabkan konflik yang timbul akan semakin banyak. Bila banyak anggota keluarga yang memberikan dukungan maka akan
sedikit terjadi konflik. Sebaliknya jika anggota keluarga tidak mendukung makan akan mempengaruhi kinerja ketika bekerja.
c. Job Satisfaction: Konflik lebih sedikit apabila kepuasan kerja seorang karyawan lebih tinggi.
d. Marital and Life Satisfaction: Bila seorang bekerja maka semakin banyak konsekuensi negatif dalam pernikahannya. Dan adanya anak
dalam keluarga dapat meningkatkan konflik peran. e. Size of Firm: Konflik yang mungkin akan dipengaruhi oleh banyak
karyawan yang bekerja di suatu organisasi. Berdasarkan kesimpulan tersebut, faktor yang mempengaruhi work
family conflict adalah time pressure, family size dan support, job satisfaction, marital and life satisfaction, size of firm.
4. Pengukuran Work Family Conflict
Work family conflict dapat diukur menggunakan beberapa cara. Menurut Carloson et al. 2000, work family conflict dapat diukur menggunakan
respon dari para karyawan yang bekerja menggunakan tiga dimensi konflik yaitu: Time Based Conflict dan Strain Based Conflict. Akan tetapi, menurut
Zhang et al. 2011 behaviour based conflict ini kurang dapat diukur karena tolak ukur perilaku yang efektif untuk setiap pekerjaan berbeda. Menurut
Boles et al. dalam Indriyani, 2009 work family conflict dapat diukur menggunakan beberapa faktor yaitu:
a. Karyawan merasa adanya tekanan yang berasal dari pekerja b. Karyawan merasa memiliki banyaknya tuntutan dari tugas yang sedang
dilakukan c. Karyawan merasa kurangnya memiliki waktu untuk bersamaan dengan
keluarga d. Karyawan merasa cukup sibuk dengan pekerjaan
e. Karyawan merasa memiliki konflik atara komitmen kerja dan tanggung jawab terhadap keluarga
Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa work family conflict dapat diukur melalui 3 dimensi konflik dan beberapa tanggapan dari
karyawan mengenai perannya dalam pekerjaan serta keluarga. Akan tetapi pada penelitian ini, hanya digunakan 2 dimensi work family conflict Time
Based Conflict dan Strain Based Conflict karena behaviour based conflict ini kurang dapat diukur. Behaviour based conflict kurang dapat diukur karena