Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Stres Kerja

b. Emosi Mudah marah, mudah tersinggung bahkan terlalu sensitif, cemas, suasana hati mudah berubah-ubah, mudah menangis, mengalami kebosanan, dan perasaan tertekan. Akan tetapi, perilaku menangis seringnya hanya ditemukan pada karyawan wanita. c. Intelektual Mudah lupa, sulit mengambil keputusan, sulit untuk berkonsentrasi, kerap membuat kesalahan, dan kemampuan untuk berkomunikasi yang berkurang baik dalam menangkap maupun menyampaikan pesan. d. Interpersonal Acuh bahkan mendiamkan orang lain, kepercayaan pada orang lain menurun, mudah mengingkari janji, menutup diri secara berlebihan, menarik diri dari penyelesaian masalah di organisasi dan mudah menyalahkan orang lain. Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa stress kerja merupakan suatu ketegangan yang dapat diukur melalui kondisi fisik, perilaku, emosi, proses berfikir dari seorang karyawan. Dalam penelitian ini, akan digunakan aspek stres kerja menurut Braham dalam Rivai dan Mulyadi 2010 karena teori ini memiliki faktor pengukuran yang lebih spesifik berupa: aspek fisik, aspek emosi, aspek intelektual dan aspek intrapersonal.

4. Dampak Stres Kerja

Stres kerja memiliki berbagai macam dampak. Stres kerja dapat menciptakan pengaruh positif berupa peningkatkan motivasi kerja ataupun munculnya inspirasi untuk hidub lebih baik jika dapat dikelola dengan baik yang disebut dengan eustress Ali et al.,2013. Menurut Cox 1993 terdapat pula beberapa dampak negatif dari stres kerja yang disebut distress meliputi: a. Dampak Subjektif Kekhawatiran atau kegelisahan, perasaan kurang bersemangat, kebosanan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kesabaran, perasaan terkucil dan merasa kesepian. b. Dampak Perilaku Stres dapat berdampak pada perilaku karyawan dalam bekerja misalnya emosi yang mudah meledak dan perilaku implusif. c. Dampak Kognitif Ketidakmampuan mengambil keputusan yang sehat, daya konsentrasi menurun, kurang perhatian atau rentang perhatian yang pendek, sangat peka terhadap kritik atau kecaman dan hambatan mental. d. Dampak Fisiologis Kecanduan glukosa, tekanan darah meninggi, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, mulut kering, berkeringat yang berlebihan, bola mata melebar dan tubuh panas dingin. e. Dampak Kesehatan Sakit kepala atau migrant, mimpi buruk, sulit tidur, gangguan psikosomatis f. Dampak Organisasi Produktivitas menurun atau rendah, merasa terasing dari mitra kerja, ketidakpuasan kerja, menurunnya kekuatan kerja dan loyalitas terhadap organisasi. Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum stres kerja akan berdampak kepada perubahan pola pikir, perilaku, kognisi, fisik, kesehatan dan kinerja dalam organisasi jika tidak dikelola dengan baik.

B. WORK FAMILY CONFLICT 1. Definisi Work Family Conflict

Work family conflict dapat diartikan sebagai konflik antar tuntutan peran di keluarga tidak sesuai dengan tuntutan di dalam pekerjaan Spector, 2008. Selain itu work family conflict didefinisikan pula sebagai konflik yang muncul pada saat seseorang berusaha menyeimbangkan peran dan kebutuhan dalam pekerjaan dengan keluarga atau kehidupan di luar pekerjaan Riggio, 2008. Menurut Lu 2008 work family conflict dapat didefinisikan sebagai konflik yang terjadi karena peran di tempat kerja terganggu dengan tanggungjawab di rumah. Santrock 2002 menjelaskan bahwa work family conflict dapat dirasakan baik pada laki-laki maupun perempuan. Work family conflict yang dialami wanita maupun laki-laki yang mempunyai kesulitan-kesulitan dalam pemenuhan tuntutan dari salah satu perannya. Kegagalan pemenuhan tuntutan dari salah satu peran baik sebagai orang tua, individu, istri atau suami maupun sebagai pekerja dan warga masyarakat akan menimbulkan work family conflict. Berdasarkan uraian definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa work family conflict adalah konflik yang terjadi pada seseorang yang menjalankan kedua perannya secara bersamaan, yaitu peran sebagai pekerja dan peran dalam keluarga. Hal tersebut menyebabkan kurang terpenuhinya peran sebagai pekerja akibat adanya pemenuhan peran didalam keluarga.

2. Dimensi Work Family Conflict

Menurut Greenhaus dan Beutell dalam Chung, 2012 terdapat dua jenis konflik yang terjadi pada pekerjaan dan keluarga yaitu: a. Work family conflict yaitu konflik yang muncul karena tanggung jawab pekerjaan mengurangi keterlibatan seseorang dalam melaksanakan tanggung jawab di dalam keluarga. b. Family work conflict yaitu konflik yang muncul karena tanggung jawab terhadap keluarga mengurangi keterlibatan seseorang dalam melaksanakan tanggung jawab di dalam pekerjaan.