Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

89 dimiliki pustakawan tersebut dan kurangnya informasi dalam pengajuan beasiswa yang dilakukan oleh pemerintah. Kendala terbatasan waktu dalam penyampaian materi pendidikan dan pelatihan. Kendala tersebut diatasi dengan memperpanjang waktu dalam penyampaian materi pendidikan dan pelatihan, berupaya pustakawan agar mengerti apa yang dipelajarinya. Kendala Presentasi pendidikan dan pelatihan dengan lebih banyak teorinya daripada praktek, cara mengatasinya pihak penyelenggara kegiatan pendidikan dan pelatihan harus mengatasi dengan cara penyampaian materi itu harus seimbang dalam penyampaian materi pendidikan dan pelatihan. Kendala SDM yang lanjut usia kurang mampu menangkap materi yg diberikan, seharus pihak penyelenggara harus mengatasi kendala tersebut dengan pemberian kesempatan SDM yang usianya muda dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, sehingga dapat menerima dan mengingat materi dengan baik. 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bogor telah direncanakan kegiatan berupa seminar, pelatihan, studi banding dan magang di perpustakaan lain. Perencanaan ini dilakukan dengan cara saling berkoordinasi melalui rapat koordinasi, surat menyurat, pengajuan proposal kepada Lembaga Induk dan via telepon. Pemilihan pustakawan untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan mengacu kepada kebijakan Lembaga Induk dan dengan sistem pemerataan atau bergilir dengan kualifikasi pustakawan yang mendapatkan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Fasilitas yang diberikan oleh penyelenggara perpustakaan untuk setiap pustakawan yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yaitu transportasi, akomodasi dan konsumsi. 2. Upaya pustakawan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia ditinjau dari segi kegiatan formal, non-formal dan informal. Dalam kegiatan formal hanya 4 pustakawan yang tidak melakukan kegiatan tersebut karena faktor biaya, waktu, usia dan malas dalam mengikuti pendidikan formal dalam bidang ilmu perpustakaan. Dalam kegiatan non- formal semua pustakawan sudah melaksanakan kegiatan ini dalam tingkat Kabupaten, Provinsi serta nasional. Kegiatan non-formal ini berupa seminar, 91 pelatihan, workshop serta lokakarya. Kegiatan mencakup tentang pemerintahan pada umumnya, bidang perpustakaan umum, sampai tema yang sesuai dengan kerja masing-masing staf perpustakaan. Sedangkan dalam kegiatan informal, pustakawan Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bogor melakukan kegiatan berupa membaca buku, berdiskusi kepada teman sejawat dan mengajukan diri dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan tanpa adanya tawaran dari penyelenggara perpustakaan serta melakukan kunjungan ke perpustakaan lain yang bertujuan melakukan penelitian sederhana. 3. Kendala dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia ditinjau dari penyelenggara perpustakaan serta pustakawan dalam melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia. Terdapat 3 kendala yang dialami oleh pihak penyelenggara perpustakaan. Kendala tersebut yaitu adanya pustakawan yang kurang dalam mengembangkan potensi diri, ketidaksesuaian tema dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dan kebijakan Lembaga Induk dalam pemberian kegiatan pendidikan dan pelatihan kepada pustakawan. Dari ketiga kendala tersebut kendala ketidaksesuaian tema dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia yang belum dapat diselesaikan oleh pihak penyelenggara perpustakaan. Hal tersebut disebabkan kurangnya informasi mengenai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pihak luar yang didapat oleh penyelenggara perpustakaan. Kendala juga dialami oleh pustakawan. Kendala tersebut yaitu berupa usia, waktu, penyampaian presentasi pendidikan dan pelatihan 92 lebih banyak teorinya daripada praktek, biaya dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan secara formal serta kemampuan dalam bahasa asing dalam kegiatan pengolahan koleksi.

B. SARAN

1. Dalam tahap perencanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Bogor lebih memperhatikan kualifikasi pustakawan yang akan mengikuti kegiatan tersebut. Kualifikasi tersebut yaitu kesesuaian antara pekerjaan dengan tema kegiatan pendidikan dan pelatihan. 2. Berikan kesempatan kepada SDM untuk melakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan secara formal yaitu kuliah di bidang ilmu perpustakaan. Baik tingkat diploma, sarjana, maupun magister. Dalam bentuk non-formal, SDM harus lebih banyak mengikuti dalam pendidikan dan pelatihan seperti seminar, workshop, lokakarya. Supaya dapat dikembangkan di lingkungan kerja. Sedangkan dalam bentuk informal, pustakawan hendaknya lebih meningkatkan pengembangan kualitas diri sebagai pustakawan, berdiskusi dengan teman sejawat, melakukan kunjungan ke perpustakaan lain. 3. Pihak penyelenggara perpustakaan lebih giat dalam mencari informasi mengenai kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh pihak atau instansi luar. Dengan cara ini penyelenggara perpustakaan akan mendapatkan informasi yang lebih tepat sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia di perpustakaan. Bagi pustakawan hendaknya lebih menciptakan suasana kerja dan kerja 93 sama dengan SDM yang lebih baik, agar kegiatan pendidikan dan pelatihan secara informal dapat berjalan lebih baik.