Menurut M. Sastropraja, “prestasi merupakan hasil yang pernah dicapai, baik yang dilakukan atau dikerjakan”.
19
Sedangkan, menurut Utami Munandar, prestasi merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.
20
Menurut Nasrun
Harahap berpendapat
bahwa prestasi
adalah penilaianpendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan
penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa.
21
Berdasarkan beberapa definisi di atas tentang prestasi, dapat diartikan bahwa prestasi erat kaitannya dengan pencapaian siswa yang berhubungan dengan kemampuan
siswa dalam mewujudkan bakatnya.Selain itu, prestasi juga merupakan pemerolehan sesuatu yang dilakukan oleh manusia yang ditunjang oleh bakat dan kemampuan yang
ada dalam diri manusia itu sendiri.
6. Karakteristik Orang yang Berprestasi
Mc Clelland dalam Marwisni Hasan, 2006, menyatakan bahwa orang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
22
a. Mempunyai tanggung jawab pribadi b. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar unggulan
c. Berusaha bekerja kreatif d. Berusaha mencapai cita-cita
e. Memiliki tugas yang moderat f. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya
g. Mengadakan antisipasi
7. Indikator Prestasi Belajar
Dalam proses pembelajaran di kelas, prestasi belajar juga memiliki indikator- indikator tertentu. Indikator prestasi belajar dapat dijadikan alat dan bahan guru dalam
mengukur keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Muhibbin Syah menyatakan Indikator keberhasilan prestasi belajar meliputi keberhasilan yang
mencakup 3 ranah, yaitu ranah cipta kognitif, rasa afektif, dan karsa psikomotorik.
19
M. Sastropraja, Kamus Pendidikan dan Umum, Surabaya: Usaha Nasional, 1989, h. 162.
20
Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana Indonesia, 1992, h. 18.
21
http:definisipengertian.com2012pengertian-definisi-prestasi-menurut-para-ahli,diakses pada tanggal 7 September 2014, pukul 23.00 WIB.
22
http:konselingindonesia.comindex.php?option=com_alphacontentsection=4cat=16task =viewid=71Itemid=144, diakses pada tanggal 7 September 2014, pukul 23.00 WIB.
Dengan kata lain, indikator keberhasilan prestasi belajar idealnya tidak hanya dilihat dari aspek kognitif saja, melainkan melibatkan ranah tingkah laku siswa yang
menggambarkan perubahan tingkah laku belajarnya, meskipun itu sulit dilakukan. Namun, dalam hal ini, yang dilakukan guru adalah hanya mengambil cuplikan
perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa
maupun yang berdimensi karsa.
23
Kaitannya dengan 3 ranah kompetensi tersebut, Benjamin Bloom, sebagaimana dikemukakan oleh Wiles dan Bondi dikutip dalam buku
“Paradigma Pendidikan Demokratis”, menyatakan bahwa tujuan pembelajaran terbagi menjadiyaitu sebagai
berikut.
24
1 Kompetensi Kognitif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan pengetahuan. Belajar harus dilakukan untuk memperoleh pengetahuan. Adapun
kompetensi ini mencakup dalam 6 level, yaitu sebagai berikut. a Tingkat Pengetahuan Knowledge
Pengetahuan yang dimaksud diartikan kemampuan seorang siswa dalam menghafal atau mengingat kembali pengetahuan yang pernah diterimanya.
b Tingkat Pemahaman Comprehension Pemahaman yang dimaksud yaitu kemampuan seseorang dalam
mengartikan , menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan seseuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
c Tingkat Penerapan Application Penerapan di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
d Tingkat Analisis Analysis Analisis di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan untuk menguraikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
23
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, h. 149.
24
Dede Rosyada, “Paradigma Pendidikan Demokratis”, Jakarta: Kencana, 2009, h.
69-72.
e Tingkat Sintesis Synthesis Sintesis di sini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada sehingga tebentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
f Tingkat Evaluasi Evaluation Evaluasi yang dimaksud yaitu kemampuan seseorang dalam membuat
perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau pengetahuan yang dimilikinya.
Enam proses kompetensi kognitif tersebut diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah. Artinya, semakin siswa memiliki pengetahuan
yang tinggi, maka diharapkan prestasinya dapat meningkat secara optimal sesuai dengan potensi dan bakatnya.
2 Kompetensi Afektif, yaitu kompetensi yang berkaitan dengan aspek kemampuan dan kecakapan perilaku siswa. Adapun kompetensi afektif ini
terbagi ke dalam lima level, yaitu sebagai berikut a Tingkat Penerimaan Receiving
Penerimaan di sini merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, berteman
dengan orang yang mempunyai ras berbeda. b Tingkat Menanggapi atau memberikan tanggapan Responding
Tingkat menanggapi merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti mentaati peraturan ,
menyelesaikan tugas terstruktur, dan lain-lain. c Tingkat Penghargaan Valuing
Tingkat penghargaan di sini diartikan kemauan menerima sistem nilai tertentu pada diri individu.
d Tingkat Organisasi Organization Tingkat organisasi di sini diartikan penerapan karya berkaitan dengan
penerimaan terhadap berbagai sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai yang lebih tinggi .
e Tingkat Penghayatan Characterization