Kegunaan Praktis Kegunaan Penelitian

diharapkan memperoleh pemahaman sejumlah konsep dan mengembangkan serta melatih, sikap, nilai, moral, dan keterampilannya berdasarkan konsep yang telah dimilikinya. 1 Sedangkan menurut Sapriya dkk, dalam buku Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS mengatakan bahwa IPS adalah pembelajaran ilmu social Social Sciences yang disederhanakan untuk pembelajaran pada tingkat persekolahan. 2 Adapun menurut Sapriya, dkk dalam buku “Pengembangan Pendidikan IPS SD” menjelaskan IPS adalah ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk tujuan pendidikan dan isinya mencakup ilmu sejarah, ekonomi, sosiologi, geografi dan filsafat yang prakteknya untuk tujuan pembelajaran di sekolah mulai dari pendidikan rendah smpai perguruan tinggi. 3

2. Tujuan Pembelajaran IPS MI

Tujuan Pembelajaran IPS MI adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa-siswi untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuan dan lingkungannya dalam bidang pembelajaran IPS MI. Tujuan yang lebih spesifik antara lain sebagai berikut. 4 a. Mengembangkan konsep-konsep dasar Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah, dan Kewarganegaraan melalui pendekatan paedagogis dan psikologis. b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan social. c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai social dan kemanusiaan. d. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan kompetensi masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global. Selain itu, menurut N. Daldjoeni yang dikutip dalam buku Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar menyatakn bahwa pada dasarnya Pembelajaran IPS di tingkat persekolahan memiliki 5 tujuan, yaitu sebagai berikut. 5 a. IPS mempersiapkan siswa untuk studi lanjut di bidang social sciences jika ia nantinya masuk ke perguruan tinggi. b. IPS bertujuan mendidik kewarganegaraan yang baik, dimana mata pelajaran yang disajikan guru harus ditempatkan dalam konteks budaya melalui pengolahan secara ilmiah dan psikologis yang tepat. IPS diramu berupa “civics” di masa lampau sebagai contohnya. 1 LAPIS PGMI, “Pembelajaran IPS MI”., Surabaya: APRINTA, 2009, h.2 2 Sapriya dkk., Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, Bandung: UPI PRESS, 2006, cet. 1, h.3 3 Sapriya dkk., Pengembangan Pendidikan IPS DI SD, Bandung: UPI PRESS, 2007, cet.1, h.3 4 Ibid., h.11 5 Sapriya ., Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS, h.12-13 c. IPS yang hakekatnya merupakan kompromi antara 1 dan 2 di atas, sehingga IPS didefinisikan sebagai “suatu penyederhanaan dan penyaringan terhadap ilmu- ilmu sosial yang penyajiannya di sekolah disesuaikan dengan kemampuan guru dan daya tangkap siswa. d. IPS mempelajari “closed areas”, yaitu masalah-masalah yang pantang untuk dibicarakan di muka umum. e. Tujuan IPS memiliki dua sasaran, yakni 1 Pembinaan warga Negara Indonesia atas dasar moral Pancasila dan UUD 1945, nilai-nilai dan sikap hidup yang diakndung oleh Pancasila dan UUD 1945 secara sadar dan intensif ditanamkan kepada siswa sehingga terpupuk kemampuan dan tekad untuk hidup secara bertanggung jawab demi keselamatan diri, bangsa, Negara dan tanah air. 2 Sikap sosial yang rasional dalam kehidupan untuk dapat memahami dan selanjutnya mampu memecahkan masalah-masalah social perlu ada pandangan terbuka dan rasional.

3. Ruang Lingkup IPS

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada pada setiap mata pelajaran di tingkat SDMI. Mata pelajaran ini tentunya memiliki beberapa aspek kajian dan ruang lingkup berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 6 a. Manusia, Tempat, dan Lingkungan b. Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan c. Sistem Sosial dan Budaya d. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.

4. Hakikat Belajar

Menurut James LM yang dikutip dalam buku Perencanaan Pembelajaran menyatakan bahwa “belajar merupakan upaya yang dilakukan dengan mengalami sendiri, menjelajahi, menelusuri dan memperoleh sendiri ”. 7 Pada dasarnya apa yang dikemukakan oleh James mengandung pemahaman bahwa belajar itu Proses yang terjadi atas usaha yang dilakukan seseorang dengan cara menjelajahi, menelusuri hingga memperoleh hasil sendiri. Menurut Piaget yang dikutip dalam buku Belajar dan Pembelajaran, menyatakan, “belajar adalah adaptasi yang holistic dan bermakna yang datang dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami perubahan yang relative 6 Nana Supriyatna, dkk.,PENDIDIKAN IPS DI SD, Bandung: UPI PRESS, 2007, Cet. 1. 7 Masitoh Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam, 2009, Cet. 1. permanen”. 8 Pengertian belajar menurut piaget, sederhananya bahwa belajar itu merupakan proses penyesuaian diri manusia secara menyeluruh dan bermakna yang ada ketika seseorang itu menghadapi situasi yang baru sehingga ia mengalami perubahan yang relative permanen. Menurut Skinner yang dikutip dalam buku Ilmu Pendidikan Islam, menyatakan, “ belajar adalah suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik, sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya turun”. 9 Sedangkan, menurut Nana Syaodih, “belajar merupakan serangkaian upaya untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan dan sikap serta nilai siswa, baik kemampuan intelektual, social, afektif, maupun psikomotor”. 10 Dengan kata lain, belajar itu mengembangkan kemampuan siswa yang harus mencakup tiga aspek kompetensi siswa yakni kemampuan intelektual, social, afektif dan psikomotorik. Muhibbin Syah menyatakan “bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis pendidikan”. 11 Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan iu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Ali Imron berpendapat bahwa: “belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang disengaja. Perubahan tersebut bisa berupa dari tidak tahu menjadi tahu, dan tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan menjadi mengerjakan sesuatu, dari memberikan respon yang salah atas stimulus- stimulus kea rah memberikan respon yang benar”. 12 Umar Tirt arahardja menjelaskan “belajar diartikan sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan belajar”. 13 Thursan Hakim mengungkapkan bahwa “belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kualitas tingkah laku seperti peningkatan-peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. 14 8 Conny R. Semiawan, “Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar”, Jakarta: PT Indeks, 2008, Cet. 3, h. 11. 9 Ramayulis, “Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta : Kalam Mulia, 2008, Cet. 7, h. 236. 10 Nana Syaodih, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010, Cet. 3, h. 35 11 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, h. 87. 12 Ali Imron, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya, 1996, Cet.1, h. 16. 13 Umar Tirtaraharja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet. 1, h. 51. 14 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Pustaka Pembangunan Swadaya, 2000, h. 1.