1 Pengetahuan
Belajar reseptif
atau menerima
8 Belajar Keterampilan Motorik Orang yang memiliki suatu kemampuan motorik, mampu melakukan
suatu rangkaian gerak-gerik jasmani dalam suatu urutan tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik berbagai anggota badan secara
terpadu.Keterampilan ini disebut “motorik”.Keterampilan motorik biasanya beraal dari keluwesan seseorang dalam kejasmaniannya. Ciri khas dari
keterampilan motorik adalah “otomatisme”, yaitu rangkaian gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar dan supel, tanpa
dibutuhkan banyak refleksi tentang apa yang harus dilakukan dan mengapa diikuti geralk tertentu.
Dalam kehidupan manusia, keterampilan motorik memegang peraanan sangat penting, terutama berkaitan dengan perkembangan seorang peserta
didik.Seorang anak SD kelas 1 dalam perkembangan motoriknya, harus mampu lekaukan kegiatan-segiatan semisal menggunakan pakaiannya
sendiri, dapat mempergunakan dan memakai alat-alat tulis secara mandiri dan lain-lain.Ketika anak memasuki bangku sekolah dasar, anak
memperoleh keterampilan baru, sperti menulis dengan memegang alat-alat tulis, membuat gambar, berolahraga dan lain-lain.Oleh karena itu,
keterampilan motorik sangat penting dalam menunjang prestasi dan perkembangan anak, karena hal ini menjadi bekal dalam perkembangan
kognitifnya. 9 Belajar Estetis
Belajar esetetis bertujuan membentuk kemampuan menciptakan dan menghayati keindahan alam dalam berbagai bidang kesenian. Belajar ini
mencakup fakta, seperti nama Mozart sebagai penggubah music klasik; konsep-konsep, seperti ritme, irama dan komposisi dan lain-lain. Belajar
estetis ini kaitannya dengan perkembangan peserta didik, ialah bagaimana peserta didik dapat membentuk kemampuan dalam dirinya untuk
menciptkan dan menghayati keindahan yang ada di sekitarnya untuk dijadikan sebagai bahan untuk pembelajaran agar peserta didik dapat
mengmbangkan potensi dirinya secara baik.
B.
Hasil Penelitian yang Relevan
Menurut Irmayati dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Tingkat
Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa MIN Bitung Jaya Cikupa Tangerang”, menyatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua siswa di MIN Bitung
Jaya berpengaruh rendah terhadap prestasi belajar siswa, yakni hanya 9
pengaruhnya.
32
Dengan kata lain, pendidikan orang tua memiliki pengaruh yang rendah terhadap prestasi belajar siswa.
Sedangkan, menurut Novita Chaerani dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika Siswa SMP Global
Islamic School Jakarta”, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
motivasi berprestasi dengan hasil belajar siswa. Besarnya hubungan antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika diperoleh korelasi 0,90 dengan koefisien
determinasi sebesar 81 dan memiliki hubungan yang sangat erat dengan hasil belajar siswa.
33
Artinya, bahwa penelitian tersebut menunjukan hubungan yang erat antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika siswa.
Menurut Sutriyati dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan Perhatian Orang
Tua terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa di SDN Petir 05 Dramaga Bogor”, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan cukup
signifikan antara perhatian orang tua dan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SDN Petir 05 Dramaga Bogor.
34
Artinya, bahwa perhatian orang tua memiliki hubungan yang positif dan cukup signifikan dengan prestasi belajarnya pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan mempengaruhi prestasi belajarnya.
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan yang pertama kali dirasakan oleh seorang anak ialah pendidikan di dalam keluarga.Karena, keluarga merupakan pondasi dasar seorang anak untuk
melanjutkan pendidikan sekolah.Dalam hal ini orang tua berperan utama dalam mendidik dan membimbing anaknya sebelum mereka melanjutkan pendidikan pada
jenjang sekolah. Selain itu figur dari orang tua akan melekat pada diri anak sehingga mereka akan member teladan dan pengaruh besar terhadap tumbuh dan berkembangnya
anak. Begitu pula halnya dengan prestasi belajar anak, tentunya pendidikan dari
keluarga, khususnya orang tua merupakan satu diantara banyak faktor yang dapat
32
Irmayati, “Pengaruh Tingkat Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Siswa
MIN Bitung Jaya”, Jurnal Kependidikan, 2007.
33
Novita Chaerani, “Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Matematika
Siswa SMP GLOBAL ISLAMIC SCHOOL Jakarta”, Jurnal Kependidikan., 2001.
34
Sutriyati, “Hubungan Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Pendidikan Agama
Islam Siswa SDN Petir 05 Dramaga Bogor”.,Jurnal Kependidikan, 2012.
mempengaruhi prestasi anaknya di sekolah. Apabila hubungan antara anak dengan orang tuanya baik, kemudian lingkungan keluarga, masyarakatnya pun baik, maka
prestasi belajar siswa pun dimungkinkan akan bagus, baik itu mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal siswa. Faktor internal siswa di antaranya ialah intelegensi, faktor kesiapan
dan kematangan, faktor kelelahan, dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal meliputi, faktor dari lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, faktor waktu dan faktor
lingkungan masyarakat. Kedua faktor tersebut saling erat kaitannya satu sama lain. Oleh karena itu, prestasi belajar dipengaruhi oleh kedua faktor tersebut, dan tugas guru
maupun orang tua adalah bagaimana memberikan motivasi dan bimbingan agar prestasi anak dapat tercapai dengan baik dengan tidak mengesampingkan aspek kognitif, afektif,
dan psikomotorik siswa.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka berpikir, maka diduga faktor internal siswa, yakni rendahnya hasil belajar kognitif IPS siswa sehingga dapat yang
mempengaruhi prestasi belajar IPS siswa kelas 5 di MIN Bitung Jaya. Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi dianggap variabel x, dan prestasi belajar
dianggapvariabel y. Dalam penelitian ini, hipotesa alternatif Ha dan hipotesis nol Hodirumuskan
dengan: Hipotesa alternatifnya Ha
“terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel x terhadap variabel y
”. Adapun hipotesa nihilnya Ho
“tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel x terhadap variabel.
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian yang dilakukan peneliti selama 1 bulan, yakni pada bulan oktober 2014, bertempat di MIN Bitung Jaya yang terletak di Jalan Raya Serang KM 11
desa Bitung Jaya kecamatan Cikupa kabupaten Tangerang.
2. Waktu Penelitan
Proses penelitian dalam penyusunan skripsi ini dilakukan secara bertahap mulai dari pengajuan judul, penyususnan proposal, penyusunan instrument, pengumpulan
data sebagai kegiatan inti penelitian serta pengolahan dan analisis data. Rentang waktu yang dibutuhkan secara keseluruhan selama 7 tujuh bulan, yakni dimulai
pada bulan april sampai bulan nopember 2014.
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No. Kegiatan
Waktu Penelitian
1 Pengajuan judul skripsi
17 Februari sampai 28 Februari 2014 2
Pembuatan proposal 3 Maret sampai 21 Maret 2014
3 Penyerahan proposal
24 Maret 2014 4
Seminar Proposal 29 Maret 2014
5 Perbaikan proposal dan pembuatan
skripsi bab 1 sampai bab 3 18 April sampai bulan Juni
6 Observasi ke sekolah
21 Agustus 2014 7
Penyusunan Instrumen Penelitian dan Bab 3
25 Agustus sampai 22 Oktober 2014
8 Pengumpulan dan pengolahan data Bulan
Oktober sampai
bulan
serta penelitian ke sekolah Nopember
B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.“Metode penelitian kuantitaif deskriptif, yaitu metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantitatifstatistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
1
Dengan kata lain, penelitian deskriptif kuantitaif setidaknya merupakan penelitian yang diawali dengan proses pengumpulan data sampai analisis
data yang sifatnya statistic atau hitungan angka dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan dalam penelitian.
Kemudian, metode penelitian deksriptif kuantitatif dapat juga diartikan sebagai suatu metode yang diarahkan untuk memecahkan suatu masalah dengan cara
mengutarakan apa adanya hasil penelitian, datanya menyeluruh dan mendetail.
2
Penelitian kuantitatif disini, penulis menggunakan metode kuantitatif korelatif. Menurut Nana Sudjana, Penelitian Korelasional ditujukan untuk
mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel yang lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan besarnya koefisien
korelasi dan keberartian signifikansi secara statistic.
3
Selain itu, metode statistic korelasi juga digunakan untuk mengetahui pengaruh antara faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi terhadap prestasi belajar IPS siswa di MIN Bitung Jaya. Berdasarkan definisi tersebut, dapat diartikan bahwa metode statistic korelasi
kuantitatif adalah metode penelitian yang diawali dengan proses pengumpulan data sampai analisis data yang bersifat hitungan angka yang didalamnya untuk
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CV. Alfabeta, 2008, Cet. Ke-6, h. 13.
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997, Cet. Ke- 11, h. 97.
3
Nana Syaodih Sukmadinata., Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012, Cet. 8, h. 56.