Pengukuran psychological well-being Psychological Well-Being
suatu ramalan mengenai perbuatan apa yang akan dilakukan seseorang dalam situasi tertentu.
Personality adalah tingkah laku yang ditampakkan ke lingkungan sosial kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditangkap oleh lingkungan
sosial Alwisol, 2009. Sedangkan menurut John dan Pervin 2001, kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan, dan
perilaku yang konsisten. Definisi tersebut memiliki arti yang cukup luas yang membolehkan kita untuk fokus pada banyak aspek yang berbeda pada setiap
orang. Pada waktu yang bersamaan, hal tersebut menganjurkan kita untuk konsisten pada pola tingkah laku dan kualitas dalam diri orang tersebut yang
diukur secara teratur. Ada beberapa pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli untuk
memahami kepribadian. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah teori trait. Pendekatan keterampilan dan trait terhadap kepribadian berusaha mencari
beberapa dimensi utama yang dapat menggambarkan pola respons seseorang. Jumlah dimensi itu masih diperdebatkan. Pendekatan faktor terhadap kepribadian
dari Cattell melihat perlu adanya 16 trait. Eysenck yakin bahwa teori harus mendasarkan seleksi faktor-faktor tersebut, dan ia menganggap bahwa semua trait
berasal dari tiga sistem biologis, yaitu extraversion, neuroticism, dan psychoticism. Tetapi banyak peneliti setuju bahwa lima dimensi cukup
memuaskan untuk diterapkan di sebagian besar situasi –disebut Big Five, yang
terdiri dari extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness to experience. Peneliti lain membantah klaim bahwa kepribadian yang
baik hanya dijelaskan oleh lima faktor. Ashton, mendorong kasus untuk enam faktor, model, HEXACO Ashton Lee dalam John, Robins, Pervin, 2008.
Enam faktor tersebut yaitu Honesty-Humility H, Emotionality E, eXtraversion X, Agreeableness A, Conscientiousness C, dan Openess to Experience O.
Dalam penelitian ini, penulis lebih memilih untuk menggunakan pendekatan the HEXACO model of personality dari Lee dan Ashton 2007 untuk
memahami kepribadian pada studi jurnalis di DKI Jakarta karena mengacu pada hasil penelitian Naser Aghababaei dan Akram Arji dalam Journal of Personality
and Individual Differences, 2013, dimana dalam penelitian tersebut mereka membandingkan dua model dengan serangkaian hierarchical regressions. Pada
model pertama Big Five dimasukkan, dan kemudian dimensi HEXACO ditambahkan untuk menguji validitas tambahan. Dengan efek dari Big Five
dikendalikan, dimensi HEXACO masih signifikan memprediksi semua aspek psychological well-being. Namun, dengan faktor-faktor HEXACO dikendalikan,
Big Five gagal untuk secara signifikan memprediksi otonomi, hubungan positif dengan orang lain, dan tujuan hidup, tetapi berhasil memprediksi penguasaan
lingkungan, pertumbuhan pribadi, dan penerimaan diri.