Kerangka Berpikir LANDASAN TEORI

dikarenakan adanya stereotype gender yang telah tertanam di dalam diri anak laki- laki yang digambarkan sebagai sosok yang agresif dan mandiri, sementara itu perempuan digambarkan sebagai sosok yang pasif dan tergantung. Lalu, menurut Davis dalam Rahayu, 2008, individu dengan tingkat penghasilan tinggi, status menikah, dan mempunyai dukungan sosial tinggi akan memiliki psychological well-being yang lebih tinggi. Dari kerangka berpikir di atas dapat diilustrasikan ke dalam bagan sebagai berikut : Gambar 2.4 Kerangka Berpikir Emotionality Kepribadian The HEXACO Model of Personality Sense of Humor Psychological Well-Being Demografis Honesty-Humility Extraversion Agreeableness Conscientiousnes s Openness to Experience Humor Production Social Uses of Humor Attitudes Toward Humor and Humorous People Uses of Humor for Coping Jenis Kelamin Penghasilan Intensitas Pekerjaan Usia 2.5 Hipotesis Penelitian 2.5.1 Hipotesis mayor Ada pengaruh kepribadian the HEXACO model of personality dan sense of humor terhadap psychological well-being jurnalis.

2.5.2 Hipotesis minor

H 1 : Ada pengaruh variabel honesty-humility terhadap psychological well- being jurnalis. H 2 : Ada pengaruh variabel emotionality terhadap psychological well-being jurnalis. H 3 : Ada pengaruh variabel extraversion terhadap psychological well-being jurnalis. H 4 : Ada pengaruh variabel agreeableness terhadap psychological well-being jurnalis. H 5 : Ada pengaruh variabel conscientiousness terhadap psychological well- being jurnalis. H 6 : Ada pengaruh variabel openness to experience terhadap psychological well-being jurnalis. H 7 : Ada pengaruh variabel humor production terhadap psychological well- being jurnalis. H 8 : Ada pengaruh variabel social uses of humor terhadap psychological well- being jurnalis. H 9 : Ada pengaruh variabel attitudes toward humor and humorous people terhadap psychological well-being jurnalis. H 10 : Ada pengaruh variabel uses of humor for coping terhadap psychological well-being jurnalis. H 11 : Ada pengaruh variabel demografis usia terhadap psychological well- being jurnalis. H 12 : Ada pengaruh variabel demografis jenis kelamin terhadap psychological well-being jurnalis. H 13 : Ada pengaruh variabel demografis penghasilan terhadap psychological well-being jurnalis. H 14 : Ada pengaruh variabel demografis intensitas pekerjaan terhadap psychological well-being jurnalis.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari populasi dan sampel serta teknik sampling yang digunakan, variabel penelitian, instrument pengumpulan data, uji validitas konstruk serta hasilnya, teknik analisis data, dan prosedur penelitian.

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seorang individu yang bekerja sebagai jurnalis di wilayah DKI Jakarta. Selanjutnya dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 150 orang. Sedangkan untuk pengambilan sampel menggunakan teknik yang bersifat non probability sampling dimana tidak memberi peluangkesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel Sugiyono, 2010. Peneliti menggunakan teknik non probability sampling, yaitu accidental sampling dimana teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulaninsidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data Sugiyono, 2010. Alasan peneliti menggunakan teknik tersebut adalah karena tidak memiliki data populasi yang memadai. Selain itu, keterbatasan waktu dan biaya juga menjadi alasan bagi peneliti dalam menggunakan teknik tersebut. 53 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.2.1 Variabel penelitian Adapun variabel-variabel dalam penelitian ini, diantaranya : 1. Dependent Variable DV : Psychological Well-Being 2. Independent Variable IV : Kepribadian the HEXACO model of personality honesty-humility, emotionality, extraversion, agreeableness, conscientiousness, openness to experience, sense of humor humor production, social uses of humor, attitudes toward humor and humorous people, uses of humor for coping, dan faktor demografis usia, jenis kelamin, penghasilan, intensitas pekerjaan.

3.2.2 Definisi operasional variabel

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Psychological Well-Being Psychological well-being adalah kondisi dimana seseorang dapat hidup dengan bahagia berdasarkan pengalaman hidupnya dan bagaimana mereka memandang pengalaman tersebut berdasarkan potensi yang mereka miliki, yang meliputi enam dimensi Ryff, 1989, yaitu 1 Autonomy otonomi, 2 Environmental mastery penguasaan lingkungan, 3 Personal growth pertumbuhan pribadi, 4 Positive relations with others hubungan positif dengan orang lain, 5 Purpose in life tujuan hidup, dan 6 Self- acceptance penerimaan diri. Skala psychological well-being