8.  Variabel  agreeableness  memberikan  sumbangan  varians  sebesar  0.4 pada psychological well-being. Sumbangan ini tidak signifikan, F1.141
= 0.687, p  0.05. 9.  Variabel conscientiousness memberikan sumbangan varians sebesar 2.4
pada  psychological  well-being.  Sumbangan  ini  signifikan,  F1.140  = 4.230, p  0.05.
10. Variabel  openness  to  experience  memberikan  sumbangan  varians  sebesar 6.2 pada psychological well-being. Sumbangan ini signifikan, F1.139
= 11.603, p  0.05. 11. Variabel jenis kelamin memberikan sumbangan varians sebesar 0.3 pada
psychological  well-being.  Sumbangan  ini  tidak  signifikan,  F1.138  = 0.469, p  0.05.
12. Variabel  penghasilan  memberikan  sumbangan  varians  sebesar  2.5  dan 2.6 pada psychological well-being. Sumbangan ini signifikan, F1.137
= 4.753, p  0.05 dan F1.136 = 5.229, p  0.05 13. Variabel  intensitas  pekerjaan  memberikan  sumbangan  varians  sebesar
1.3  dan  1.3  pada  psychological  well-being.  Sumbangan  ini  tidak signifikan, F1.135 = 2.620, p  0.05 dan F1.134 = 2.593, p  0.05
14. Variabel  usia  memberikan  sumbangan  varians  sebesar  0.3  pada psychological  well-being.  Sumbangan  ini  tidak  signifikan,  F1.133  =
0.702, p  0.05.
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
Dalam  bab  ini  memuat  kesimpulan,  diskusi,  dan  saran.  Secara  rinci  dijelaskan sebagai berikut.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian  ini  adalah  ada  pengaruh  yang  signifikan  antara  kepribadian  the
HEXACO model  of  personality dan sense of humor terhadap psychological well- being jurnalis.
Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi masing-masing  koefisien  regresi  terhadap  dependent  variable,  diperoleh  hanya
ada  4  empat  koefisien  regresi  yang  signifikan  mempengaruhi  psychological well-being  jurnalis  yaitu  honesty-humility,  openness  to  experience,  penghasilan,
dan  intensitas  pekerjaan.  Dengan  demikian  dapat  disimpulkan  bahwa psychological  well-being  dipengaruhi  oleh  honesty-humility  dan  openness  to
experience  yang  merupakan  aspek  dari  kepribadian  the  HEXACO  model  of personality,  serta  penghasilan  dan  intensitas  pekerjaan  yang  merupakan  variabel
demografis.
97
5.2 Diskusi
Hasil  dari  penelitian  yang  telah  dilakukan  membuktikan  bahwa  ada  pengaruh yang  signifikan  antara  kepribadian  the  HEXACO  model  of  personality  dan  sense
of humor terhadap psychological well-being studi pada jurnalis di DKI Jakarta. Hal  ini sesuai  dengan hasil penelitian  Naser Aghababaei  dan Akram  Arji dalam
Journal  of  Personality  and  Individual  Differences,  2013  yang  menunjukkan bahwa  dimensi  HEXACO  signifikan  memprediksi  semua  aspek  psychological
well-being dan penelitian Thomas R. Herzog dan Sarah J. Strevey dalam Journal of  Environment  and  Behavior,  2008  yang  menunjukkan  bahwa  sense  of  humor
adalah  prediktor independent  dan  additive  dari  aspek-aspek  tertentu  dari
psychological well-being. Berdasarkan  hasil  penelitian  ini  bahwa  ada  pengaruh  positif  dari  dimensi
honesty-humility  dari  the  HEXACO  model  of  personality  terhadap  psychological well-being  dengan  sumbangan  varians  terbesar  sebanyak  6.4.  Dari  hasil
penelitian menunjukkan bahwa individu dengan skor honesty-humility yang tinggi cenderung  memiliki  psychological  well-being  yang  tinggi.  Hal  ini  sesuai  dengan
hasil  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Naser  Aghababaei  dan  Akram  Arji  2013 bahwa  faktor  honesty-humility  terkait  dengan  tingkat  yang  lebih  tinggi
psychological  well-being,  dengan  subfaktor  honesty  aspek  dan  fairness beroperasi  sebagai  pendorong  utama  untuk  hubungan  tersebut.  Dari  hasil
penelitiannya  menunjukkan  bahwa  honesty-humility  dari  HEXACO  PI-R berkorelasi  dengan  psychological  well-being  aspek-aspek  Ryff  dan  dinyatakan
signifikan.
Seseorang  yang  memiliki  honesty-humility  cenderung  menghindari memanipulasi orang lain untuk keuntungan pribadi, merasa sedikit godaan untuk
melanggar  peraturan,  tidak  tertarik  pada  kekayaan  mewah  dan  kemewahan,  dan merasa tidak ada hak istimewa dengan status sosial tinggi Lee  Ashton, 2002,
sehingga dapat berpengaruh positif terhadap psychological well-being. Selanjutnya,  berdasarkan  penelitian  ini  bahwa  ada  pengaruh  positif  dari
dimensi  openness  to  experience  dari  the  HEXACO  model  of  personality  dengan sumbangan varians sebanyak 6.2 terhadap  psychological  well-being. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa individu dengan skor openness to experience yang tinggi  cenderung  memiliki  psychological  well-being  yang  tinggi.  Hal  ini  sesuai
dengan  hasil  penelitian  Naser  Aghababaei  dan  Akram  Arji  2013  menggunakan skala  Ryff  versi  42  item  sebagai  alat  ukur  psychological  well-being  dan
menggunakan  60  item  skala  dari  HEXACO  Personality  Inventory-Revised  untuk mengukur kepribadian. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa openness to
experience  dari  HEXACO  PI-R  berkorelasi  dengan  psychological  well-being aspek-aspek Ryff dan dinyatakan signifikan.
Openness to experience dapat membangun pertumbuhan pribadi. Dimensi kepribadian  opennes  to  experience  sering  dikaitkan  dengan  intelektualitas,
ketertarikan  pada  hal-hal  yang  baru,  innovativeness,  dan  keterbukaan  terhadap pengalaman baru John  Srivastava, 1999. Individu ini memiliki keinginan dan
keyakinan  untuk  dapat  melakukan  tugas-tugas  yang  dihadapinya.  Pencapaian kreatifitas lebih banyak pada orang yang memiliki tingkat openness to experience
yang  tinggi  dan  tingkat  agreeableness  yang  rendah  Costa    McCrae,  1992.
Seseorang  yang  kreatif,  memiliki  rasa  ingin  tahu,  atau  terbuka  terhadap pengalaman  lebih  mudah  untuk  mendapatkan  solusi  untuk  suatu  masalah.  Oleh
karena itu, dimensi kepribadian openness to experience dapat berpengaruh positif terhadap psychological well-being.
Selanjutnya,  berdasarkan  hasil  penelitian  ini  bahwa  tidak  ada  pengaruh dari  dimensi  emotionality  dari  the  HEXACO  model  of  personality  terhadap
psychological  well-being.  Hal  ini  tidak  sesuai  dengan  hasil  penelitian  yang dilakukan  oleh  Naser  Aghababaei  dan  Akram  Arji  2013  bahwa  dimensi
emotionality dari HEXACO PI-R berkorelasi secara negatif dengan psychological well-being aspek-aspek Ryff namun dinyatakan signifikan.
Skor  tinggi  pada  dimensi  emotionality  cenderung  mengalami  ketakutan bahaya  fisik,  pengalaman  kecemasan  dalam  menghadapi  tekanan  hidup,  merasa
perlu  dukungan  emosional  dari  orang  lain,  serta  merasa  empati  dan  sentimental attachments  dengan  orang  lain  Lee    Ashton,  2007.  Sehingga,  kepribadian
emotionality kurang sesuai dengan karakteristik dari pekerjaan sebagai jurnalis. Selanjutnya,  berdasarkan  hasil  penelitian  ini  bahwa  tidak  ada  pengaruh
dari  dimensi  extraversion  dari  the  HEXACO  model  of  personality  terhadap psychological  well-being.  Hal  ini  tidak  sesuai  dengan  hasil  penelitian  yang
dilakukan  oleh  Naser  Aghababaei  dan  Akram  Arji  2013  yang  menunjukkan bahwa  dimensi  extraversion  dari  HEXACO  PI-R  berkorelasi  dengan
psychological  well-being  berdasarkan  aspek-aspek  Ryff  dan  dinyatakan signifikan.