Drever dalam Roeckelein, 2002 juga menjelaskan bahwa sense of humor merupakan sensasi psikologis melalui rasa simpati secara langsung dan empati
secara tidak langsung mengenai karakter dalam situasi kompleks yang membangkitkan kegembiraan dan tawa. Ruch dalam Martin et.al., 2003
menyatakan bahwa sense of humor merupakan kontributor yang potensial, yang dimiliki individu dalam mencapai kebahagiaan hidup good life.
Sense of humor dapat dikonseptualisasikan sebagai : 1. Kemampuan kognitif, misalnya kemampuan untuk menciptakan, mengerti,
dan memproduksi ulang, serta mengingat lelucon Feingold Mazzella dalam Martin, Doris, Larsen, Gray, Weir, 2003.
2. Respon estetis, misalnya apresiasi humor, dapat menikmati materi humor dengan jenis tertentu Ruch Hehl dalam Martin et.al., 2003.
3. Pola kebiasaan perilaku habitual behavior pattern, misalnya kecenderungan untuk sering tertawa, menceritakan lelucon dan menghibur
orang lain, menertawakan lelucon orang lain Craik, Lampert Nelson, 1996; Martin Lefcourt dalam Martin et.al., 2003.
4. Temperament trait yang terkait dengan emosi, misalnya habitual cheerfulness Ruch Kohler dalam Martin et.al., 2003.
5. Sikap, misalnya pandangan kagum akan kehidupan bemused outlook on life dan sikap positif terhadap humor Svebak dalam Martin et.al., 2003.
6. Strategi coping atau mekanisme pertahanan diri, seperti kecenderungan untuk mempertahankan perspektif humoris dalam menghadapi masa-masa
sulit Lefcourt Martin dalam Martin et.al., 2003.
2.3.4 Dimensi sense of humor
Thorson, Powell, Schuller, dan Hampes 1997 mengelompokkan dimensi yang ada menjadi 4 empat dimensi sense of humor, yaitu :
1. Humor production : bagaimana seseorang dapat menghasilkan, memproduksi, atau melontarkan humor.
2. Social uses of humor penggunaan humor untuk tujuan sosial, dan 3. Attitudes toward humor and humorous people sikap-sikap terhadap
humor dan orang-orang yang humoris. 4. Uses of humor for coping : penggunaan humor dalam menghadapi masalah
coping, mengatasi situasi sulit dengan menggunakan humor. Svebak dalam Martin, 2007 membedakan 3 tiga dimensi sense of
humor, yaitu : 1. Meta-message
sensitivity :
kepekaan untuk
mengenali atau
mengidentifikasi situasi humor. Dimensi ini dengan komponen kognitif, yaitu cara pandang yang tidak serius atau memiliki kemampuan untuk
mengubah perspektif dengan cara yang kreatif. 2. Liking or enjoyment of humor : kesukaan terhadap humor. Dimensi ini
mencakup sikap yang menyenangkan dan tidak adanya pembelaan diri terhadap humor.
3. Emotional expressiveness : kecenderungan untuk tertawa dalam pelbagai macam situasi. Berkaitan dengan emosi positif dari kegembiraan dan
ekspresi melalui tertawa.
2.3.5 Pengukuran sense of humor
Saat ini, beberapa alat ukur dikembangkan dengan maksud untuk mengukur sense of humor, diantaranya adalah Situational Humor Response Questionnaire SHRQ
dan Coping Humor Scale CHS yang dikembangkan oleh Martin dan Lefcourt 1984. SHRQ mengukur respons berupa rating tertawatersenyum yang
ditampilkan, karena adanya stimulus tertentu. Sedangkan The Coping Humor Scale CHS untuk mengukur seberapa jauh individu merasa bahwa humor dapat
mengatasi stres yang sedang dialaminya. Di samping dua alat ukur sense of humor di atas, sebelumnya pada tahun 1974 juga telah dikembangkan oleh Svebak
dalam Martin, 2003, yaitu The Sense of Humor Questionnaire SHQ yang digunakan untuk mengukur 3 dimensi humor: a metamessage sensitivity
kepekaaan untuk
mengenalimengidentifikasi situasi
humor, b
likingenjoyment of humor kesukaan terhadap humor, dan c emotional expressiveness. Alat ukur SHQ tidak signifikan terhadap Marlowe-Crowne Social
Desirability scale Lefcourt Martin dalam Martin, 2003. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur SHQ tidak memiliki muatan social desirability, walaupun bentuk
dari alat ukur ini berupa self-report. Alat ukur sense of humor lain yang cukup popular adalah Multidimensional Sense of Humor Scale MSHS, yang
dikembangkan oleh Thorson dan Powell pada tahun 1993. Pengukuran sense of humor pada penelitian ini menggunakan alat ukur
Multidimensional Sense of Humor Scale MSHS. Thorson dan Powell 1993 berpendapat bahwa humor adalah sebuah konstruk yang multidimensional. Oleh
karena itu, alat ukur humor seharusnya adalah sebuah konstruk yang