Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Abdurrahman Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar , Jakarta: PT. Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Kebudayaan, 2003 Arikunto, Suharsimi, Peneltian Tindakan Kelas , Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2007 Depag RI, Al Hikmah AlQuran dan Terjemah , Bandung: Diponegoro, 2007 Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar , Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001 Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, Jakarta:Kizi Brother’s, 2006 Isjoni, Cooperatif Learning, Bandung:Alfa Beta, 2009 Najati, Muhammad Usman, Ilmu Jiwa dalam Al-Quran, Jakarta: Pustaka Azzam,2005 Padmowihardjo, Soedijanto, Psikologi Belajar Mengajar , Jakarta : Universitas Terbuka, 2008 Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi P endidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002 Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung:Remadja Karya, 1984 Sabri, M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum perkembangan , Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 2001 Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi , Jakarta: Kencana Prenada Media Group , 2008 Saputra, Yudha M, dkk, Strategi Pembelajaran Kooperatif , Jakarta: Bintang warli Artika, 2000 Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan , Bandung : ALFABETA, 2006 Suharman, M. S, Psikologi Kognitif, Srikandi:Surabaya, 2005 Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan , Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007 Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, 2004 Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif , Sidoarjo:Masmedia Buana Pustaka, 2009 Winkel, W.S, psikologi pengajaran, Jakata: PT.Gramedia, 1999 Witherington, H. Carl, Educational Psychology, Bandung: CV. Jemmars, 1999 LAMPIRAN-LAMPIRAN 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akal pikiran merupakan kelebihan luar biasa yang dimiliki manusia, dan tidak dimiliki oleh mahluk lainnya. Dengan akal pikiran, manusia mampu menjadikan dirinya sebagai khalifah yang secara lahir dan batin memilki tanggung jawab, untuk mengembangkan dan melestarikan alam semesta sebagai tempat dan teman hidup manusia di bumi. Dengan akal pula manusia dapat membekali dirinya dengan keilmuan yang secara bertahap mengalami perkembangan yang sangat luas. Pengetahuan yang diperoleh manusia dapat dikonstruks i dengan beberapa pengembangan, baik melalui pengalaman maupun dengan pendidikan. Seperti yang diterangkan dalam Q.S Al An’am: 165 “Dan Dia-lah yang menjadikanmu sebagai Khalifah -khalifah di bumi dan mengangkat derajat sebagian kamu di atas yang l ain, untuk mengujimu ataskarunia yang diberikan - Nya kepadamu, sesungguhnya tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh, Dia maha pengampun, maha penyayang ”. 1 Pendidikan yang berlangsung di sekolah, terlihat jelas dalam proses pembelajaran, yang dikenal sebagai kegiatan belajar mengajar. Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan . Belajar bukan mengingat tetapi mengalami. Sedangkan mengaja r adalah proses membimbing kegiatan belajar, dan kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid dan guru hanya membimbing. ” 2 Dari pernyataan di atas, dapat dimengerti bahwa dalam pembelajaran, terdapat dua proses yaitu proses mengajar oleh guru dan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dalam interaksi pembelajaran, baik secara formal maupun non formal, sering terdapat problem dan kendala yang secara substansial dapat mempengaruhi konsentrasi guru dalam menyampaikan materi, itu disebabkan karena kurangnya 1 Depag RI, Al Hikmah AlQuran dan Terjemah , Bandung: Diponegoro, 2007 2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2001, h. 27 perhatian siswa dalam belajar. Apalagi ketika mata pelajaran yang dihadapi tergolong sulit serta membutuhkan konsentrasi dan stimulasi belajar yang t inggi. Hambatan atau kesulitan yang dialami oleh guru dan siswa dapat menyebabkan kurang maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal tersebut merupakan persolan pembelajaran pendidikan yang perlu segera dicarikan jalan keluarnya, misalnya matematika, yang selalu menjadi mata pelajaran yang dianggap sulit bagi sebagian siswa, sehingga nilai yang didapatkan siswa pada mata pelajaran matematika sangat rendah. Walaupun sebagian siswa menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit, namun tidak sedikit juga siswa yang menganngap matematika itu mudah, semua itu dapat dibuktikan dengan adanya siswa yang memenangkan olimpiade matematika sampai tingkat internasional. Namun bagi sebagian siswa yang menganggap matematika itu pelajaran yang sulit dipahami, hasil belajar mereka pada pelajaran matematika sangatlah rendah. Hal ini dapat dilihat dari wawancara dengan salah satu guru matematika di SMP YMJ yang menyebutkan bahwa rata - rata hasil belajar matematika siswa hanya 63. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan perhatian mereka dalam mempelajari matematika sangatlah kurang, dan itu dapat diindikasikan dari kurangnya kemauan siswa dalam mempelajari matematika, seringnya siswa mengobrol di kelas, sering izin ke kamar mandi, dan berbagai alasan lain sehingga mereka bisa terbebas dari pelajaran matematika. Salah satu bentuk keseriusan dalam belajar adalah adanya perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru didepan kelas. Perhatian merupakan suatu aktivit as yang vital dalam pendidikan, maksudnya yakni perhatian adalah suatu proses pemilihan suatu perangsang -perangsang yang lain yang pada setiap saat merangsang mekanisme reseptif kita, persis halnya dengan perbuatan bergerak yang kita lakukan karena suatu p erangsang yang lain. 3 Jika perhatian siswa dalam pembelajaran matematika sangat kurang kar ena kurang adanya kemauan siswa dan berbagai macam alasan sehingga mereka bisa terbebas dari pelajaran matematika, sampai kapanpun mereka tidak akan 3 H. Carl Witherington, Educational Psychology , Bandung: CV. Jemmars, 1999 cet V, h. 121 memahami pelajaran matematika, padahal matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan bermanfaat da lam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perhatian siswa dalam belajar sangat penting, karena “dalam kehidupan sehari - hari seseorang perlu memusatkan perhatiannya terhadap apa yang sedang dilakukannya, karena dengan adanya perhatian akan menjadikan peker jaan itu dapat dilakukan dengan baik dan hasilnyapun dapat diharapkan pula”. 4 Hasil tersebut pada proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang dilakukan saat tes formatif, kalau siswa memberikan perhatiannya pada pelajaran matematika, siswa akan mendapatkan nilai yang bagus. Dari situlah mengapa perhatian sangat penting dalam proses pembelajaran matematika, karena perhatian sangat memberikan kontribusi ter hadap hasil belajar. Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran matematika, juga menjadi persoalan bagi guru untuk mencari penyelesaian dari masalah tersebut. Guru harus berupaya bagaimana caranya agar siswa tidak mengalami kejenuhan dan bosan dalam mengikuti pelajaran matematika, sehingga siswa dapat belajar matematika dengan fun dan memeberikan perhatiannya pada materi pelajaran matematika yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu peneliti dalam penelitian ini akan menggunakan model pemb elajaran kooperatif metode make a match, agar hasil belajar pada pelajaran matematika lebih meningkat. Peneliti menggunakan metode tersebut karena, “metode tersebut dapat digunakan untuk semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik, dan dalam metode ini, anak didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan”. 5 Penerapan metode Make a match cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa, karena make a match merupakan metode yang bisa dikatakan beda dengan metode yang lain. Metode ini selain bermanfaat memperdalam pemahaman materi atau konsep matematika, make a match juga bisa dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan permainan, sehingga ketika 4 Drs. H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 cet III, h. 152 5 Yudha M. Saputra, dkk, Strategi Pembelajaran Kooperatif , Jakarta: Bintang warli Artika, h. 67