Peran Kebijakan Efesiensi terhadap Kesejahteraan Rakyat dibidang Kesehatan

4.5.2. Peran Kebijakan Efesiensi terhadap Kesejahteraan Rakyat dibidang Kesehatan

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan mutu sumber daya manusia dan produktifitas yang dapat meningkatkan taraf hidup. Salah satu tolak ukur keberhasilan adalah meningkatnya derajat kesehatan yang optimal dan islami yang memungkinkan setiap individu hidup sehat dan produktif secara sosial dan ekonomis dengan menurunnya kasus kekurangan gizi pada usia bayi, balita, usia produktif, dan kelompok usia rentan lainnya. Beberapa indikator kesehatan yang paling sensitif untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat, adalah Angka Kematian Ibu AKI, Angka Kematian Bayi AKB dan Status Gizi Masyarakat. Melihat besarnya permasalahan kesehatan khususnya Kesehatan Ibu dan Anak KIA, Pemerintah Kota Lhokseumawe melalui Dinas Kesehatan telah melakukan upaya-upaya peningkatan kualitas pelayanan melalui peningkatan kemampuan petugas, penyediaan peralatan medis, sarana transportasi, dukungan manajemen program dan manajemen teknis medis di fasilitas pelayanan polindes, pustu dan puskesmas. Pada saat ini sebahagian besar tenaga kesehatan dokter,bidan puskesmas, bidan desa telah terlatih Asuhan Persalinan Normal APN, pencegahan infeksi, Manajemen Terpadu Balita Sakit MTBS, Manajemen LaktasiKonseling ASI Eksklusif dan manajemen kasus gizi buruk disetiap level pelayanan. Beberapa Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 puskesmas telah dipersiapkan sebagai rujukan pelayanan kasus emergensi kebidanan dan neonatal dasar PONED di Puskesmas Muara Dua Kecamatan Muara Dua. Kemudian Rumah Sakit Umum Daerah RSUD Cut Meutia sebagai pusat rujukan juga telah mampu melakukan pelayanan kebidanan dan neonatal konprehensif PONEK. Pemerintah Kota Lhokseumawe, melalui Dinas Kesehatan, telah menerapkan strategi perencanaan dengan mempertimbangkan 3tiga hal, yaitu supply, demand dan manajemen sbb: 1. Supply; tetap mengacu pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan dan cara supaya fasilitas pelayanan bisa diakses oleh kelompok sasaran. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dilakukan melalui pelatihan, bimbingan teknis dan on the job training. Pelatihan teknis dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan menggunakan standar yang yang disepakati. Uji kompetensi terhadap ketrampilan teknis juga merupakan salah satu indikator untuk menentukan tingkat kompetensi tenaga yang tetap terus diupayakan. 2. Demand; konsep desa siaga semakin terus digalakkan untuk mempersiapkan masyarakat tanggap terhadap kondisi yang membahayakan lingkungannya. Khusus untuk siaga terhadap upaya penurunan angka kesakitan dan kematian ibu. Setiap individu dilatih untuk menolong anggotanya khususnya ibu hamil mendapat proses persalinan yang aman melalui pengumpulan dana tabulin, ambulans desa, donor darah bila diperlukan dan tentunya keluargasuami siaga. Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 Penyuluhan KIA, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun melalui kelompok KP KIA Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak yang terdiri dari kader kesehatan terlatihkader PKK serta revitalisasi posyandu telah dan terus dilaksanakan sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan. 3. Manajemen program kesehatan ibu; kegiatannya diarahkan pada peningkatan kapasitas manajemen pengelola KIA, melalui pelatihan manajemen DTPS, manajemen pengelolaan KB, manajemen data, asistensi atau bimbingan teknis dari propinsi maupun pusat, sistem pelaporan bidan desa sudah merata disetiap desa dan sudah bekerja sesuai bidang dan fungsinya sehingga pelaporan semakin baik, workshop dan evaluasi program untuk mendapatkan profil tahunan ytang akurat tentang pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak KIA di Kota Lhokseumawe Keberhasilan dari pada Peran Kebijakan Efesiensi terhadap kesejahteraan rakyat dibidang Kesehatan yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Lhokseumawe, dapat dilihat pada tabel 4.10, bahwa kematian ibu hamil dan bayi semakin menurun. Tabel 11. Perkembangan Angka Kematian Ibu Hamil dan Bayi Kota Lhokseumawe Tahun 2006 – Mei 2008 No. Uraian 2006 2007 sd Mei 2008 1. Kematian Ibu Hamil 12 5 2 2. Kematian Bayi 43 38 18 Sumber: Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008

4.5.3. Peran Kebijakan Efisiensi terhadap Kesejahteraan Rakyat dibidang Ekonomi