Peran Kebijakan Efisiensi terhadap Kesejahteraan Rakyat dibidang Ekonomi

4.5.3. Peran Kebijakan Efisiensi terhadap Kesejahteraan Rakyat dibidang Ekonomi

Kebijakan ekonomi daerah diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar mampu memecahkan masalah-masalah sosial yang mendasar terutama pengangguran dan kemiskinan dengan tetap mempertahankan stabilitas ekonomi. Dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan penanganan kemiskinan di Kota Lhokseumawe, maka kebijakan efesiensi terhadap kesejahteraan rakyat dibidang ekonomi diarahkan sebagai berikut: 1. Mendorong pelaksanaan programkegiatan yang bersifat mempercepat pemulihan perekonomian rakyat, melalui instrumen kemudahan permodalan, pembinaan ketrampilan dan kemudahan pasar, disamping rehabilitas dan pengembangan saarana dan prasarana perekonomian seperti pasar dan terminal. 2. Melanjutkan pelaksanaan ”Program cepat” crash program yang bersifat menyelamatkan resque, utamanya bagi kelompok keluarga miskin. 3. Secara bertahap mengimplementasikan kebijaksanaan ”desentralisasi” pengelolaan siklus pembangunan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan ketingkat Kelurahan dan Kecamatan, utamanya untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat memenuhi kebutuhan masyarakat secara lokal, sebagai upaya memperkuat kelembagaan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di masyarakat. 4. Memperkuat kinerja dan kualitas pelayanan kota yang berskala regional Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 seprovinsi Nanggroe Aceh Daerussalam terhadap kota-kota disekitarnya: Aceh Utara, Aceh Timur, Langsa, Tamiang, Bireuen. Takengon dan Sigli seperti pendidikan tinggiakademikursus-kursuslatihan, kesehatanrumah sakit dan parawisata sebagai tujuan maupun transit point 5. Mendorong pembangunan insfrastruktur utama, jalan, air bersih dan listrik, guna menciptakan keunggulan kompetitif terhadap daerah lainnya. 6. Memperkuat langkah strategis dan promosi potensi daerah, kebijakan insentif dan dis-insentif bagi pengembangan usaha, melalui penyederhanaan pelayanan dan perlindungan kapasitas hukumperaturan dalam kegiatan usaha dan investasi. 7. Mendorong langkah-langkah pengembagan deversifikasi usaha dan re-investasi bagi pelaku-pelaku usaha yang telah memperoleh surplus dari belanja pemerintah utama pelaku usaha di sektor konstruksi, ke sektor-sektor yang lebih mempunyai dampak multiplier pengganda bagi perekonomian wilayah, seperti pada sektor agribisnisagroindustri., 8. Mendukung terbentuknya pembangunan kawasan sentra kecil yang spesifik seperti industri kerajinan gembol, perak dan rotan. Bersama itu pula diperlukan eksisnya lembaga-lembaga yang memungkinkan akses usaha kecil terhadap permodalan dan pasar, seperti Pos Ekonomi Rakyat PER, lembaga– lembaga non bank dan people telecenter. Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 Untuk mempercepat transformasi ekonomi yaitu dari ekonomi yang berbasis pertanian keekonomi yang berbasis industri, parawisata, perdagangan dan jasa, maka pertanian kota Lhokseumawe diarahkan pada pertanian intensif dengan komoditas andalan holtikultura serta ternak penghasil daging dan telur, yang utamanya ditujukan untuk pemenuhan konsumsi warga kota, dimana pengelolaannya berdasarkan pendekatan agrowisata. Struktur perekonomian daerah dalam PDRB Kota Lhokseumawe, selama 7 tahun terakhir senantiasa didominasi oleh sektor sekunder sebagai kontribusi dominan, dengan andalan utama adalah sektor industri pengolahan, sumbangan lapangan usaha dalam struktur ekonomi kota Lhokseumawe mencapai 82,81 Tahun 2006. Dibanding dengan sumbangan nilai tambah pada tahun 2005, mengalami pertumbuhan sebesar 1,25. Lapangan usaha tersier adalah penyumbang kedua terbesar. Lapangan usaha ini menyumbang 13,74 dalam PDRB Kota Lhokseumawe, dengan pertumbuhan rata – rata 7.07 pertahun selama priode 2000 – 2006, sektor yang dominan dalam lapangan usaha tersier adalah perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 10,10 dalam struktur ekonomi daerah tahun 2006. sumbangan lapangan usaha primer dengan andalan sektor pertanian hanya menyumbang 3,34 dalam struktur ekonomi kota Lhokseumawe. Selama tahun 2000 – 2006. sumbangan nilai tambah lapangan usaha primer meningkat rata-rata 4,12 pertahun, secara terperinci struktur ekonomi Kota Lhokseumawe dapat disajikan sebagai berikut: Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008 Tabel 12. Struktur Perekonomian Kota Lhokseumawe Tahun 2000 – 2006 Kontribusi terhadap PDRB Rata-Rata Pertumbuhan No. Lapangan Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 1. 2. 3. Primer a. Pertanian b. Pertambangan Penggalian Sekunder a. Industri Pengolahan b. Listrik dan Air Minum c. Bangunan Konstruksi Tersier a. Perdagangan, Hotel Restoran b. Pengangkuta dan Komunikasi c. Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan d. Jasa-Jasa 2,70 2,63 0,06 88,19 86,99 0,02 1,18 9,12 6,39 1,47 0,01 1,27 2,85 2,78 0,07 87,59 86,16 0,02 1,41 9,56 6,74 1,52 0,01 1,31 3,67 3,57 0,10 83,54 81,67 0,03 1,84 12,80 9,02 1,98 0,06 1,74 3,78 3,58 0,10 82,69 80,74 0,03 1,92 13,52 9,55 2,04 0,12 1,81 3,64 3,54 0,10 82,80 80,91 0,03 1,86 13,55 9,62 1,99 0,14 1,80 3,63 3,52 0,11 81,56 79,58 0,03 1,95 14,80 10,54 2,13 0,22 1,91 3,44 3,34 0,10 82,81 80,85 0,03 1,95 14,80 10,54 2,13 0,22 1,91 4,12 4,06 8,89 -1,04 -1,21 6,99 8,55 7,07 7,93 5,35 69,84 6,66 Jumlah 100 100 100 100 100 100 100 Sumber : BPS Kota Lhokseumawe, 2007

4.5.4. Peran Kebijakan Efisiensi terhadap Kesejahteraan Rakyat Dibidang Pelayanan Perizinan