Tabel 12. Struktur Perekonomian Kota Lhokseumawe Tahun 2000 – 2006
Kontribusi terhadap PDRB Rata-Rata
Pertumbuhan No. Lapangan
Usaha 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
1. 2.
3. Primer
a. Pertanian b. Pertambangan
Penggalian Sekunder
a. Industri Pengolahan b. Listrik dan Air Minum
c. Bangunan Konstruksi Tersier
a. Perdagangan, Hotel
Restoran b. Pengangkuta dan
Komunikasi c. Keuangan, Persewaan
Jasa Perusahaan d. Jasa-Jasa
2,70 2,63
0,06 88,19
86,99 0,02
1,18 9,12
6,39 1,47
0,01 1,27
2,85 2,78
0,07 87,59
86,16 0,02
1,41 9,56
6,74 1,52
0,01 1,31
3,67 3,57
0,10 83,54
81,67 0,03
1,84 12,80
9,02 1,98
0,06 1,74
3,78 3,58
0,10 82,69
80,74 0,03
1,92 13,52
9,55 2,04
0,12 1,81
3,64 3,54
0,10 82,80
80,91 0,03
1,86 13,55
9,62 1,99
0,14 1,80
3,63 3,52
0,11 81,56
79,58 0,03
1,95 14,80
10,54 2,13
0,22 1,91
3,44 3,34
0,10 82,81
80,85 0,03
1,95 14,80
10,54 2,13
0,22 1,91
4,12 4,06
8,89 -1,04
-1,21 6,99
8,55 7,07
7,93 5,35
69,84 6,66
Jumlah 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : BPS Kota Lhokseumawe, 2007
4.5.4. Peran Kebijakan Efisiensi terhadap Kesejahteraan Rakyat Dibidang Pelayanan Perizinan
Melakukan deragulasi dalam rangka mendorong pemberdayaan masyarakat, dengan tujuan akhir yaitu penyederhanaan prosedur perizinan dengan strategi
pembangunan yang diletakkan adalah pemantapan pelayanan perizinan satu atap dengan indikator pelayanan yang persyaratan sederhana, cepat murah dan adil.
Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam hal ini telah membentuk sebuah organisasi yaitu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu KPPTSP yang
memberikan pelayanan kepada publik, yang pelayanan perizinan dan non perizinan dalam melaksanakan kegiatan berorientasi pada kepuasan pelanggan, oleh karena itu
KPPTSP dalam melakukan kegiatan pelayanan mengutamakan kepentingan masyarakat. Kegiatan-kegiatan penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non
Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
perizinan kepada masyarakat sebagai penerima layanan diarahkan sebagai berikut: 1. Menciptakan penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang transparan.
2. Menetapkan syarat-syarat pengurusan perizinan dan non perizinan seminimal dan sesederhana mungkin sehingga memudahkan masyarakat.
3. Menciptakan prosedur yang efektif dan tidak berbelit-belit. 4. Menetapkan biaya yang sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.
5. Menetapkan jangka waktu perizinan secepat mungkin. 6. Memberikan petunjuk dan panduan yang benar kepada masyarakat yang akan
mengurus perijinannon perijinan. 7. Menyajikan pelayanan perijinan dan non perijinan unggulan, misalnya:
pengurusan perijinan dan non perijinan gratis untuk jenis tertentu atau masyarakat tertentu, pengurusan perijinan paralel, dll.
8. Memberikan pelayanan-pelayanan istimewa pada moment-moment tertentu, misal: sayembara, discount, dll.
9. Secara rutin mengukur tingkat ekspektasi masyarakat terhadap pelayanan perijinan dan non perijinan, misalnya melalui survey kepuasan masyarakat,
pengaduan masyarakat, dll. 10. Menciptakan suasana kerja yang profesional.
11. Melayani seluruh masyarakat yang akan mengurus perizinan dan non perijinan dengan ramah dan profesional.
12. Tidak membeda-bedakan kualitas pelayanan kepada masyarakat satu dengan
Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
masyarakat yang lain tidak pilih kasih dalam memberikan pelayanan. 13. Bersikap terbuka dalam menerima kritik dan saran dari masyarakat.
4.5.5. Peran Kebijakan Efisiensi terhadap Kesejahteraan Rakyat Dibidang Pembangunan Insfrastruktur