birokrasi publik yang kelewat gendut, penginjeksian sikap pro aktif, inovatif dan jiwa kewirausahaan {enterpreneurial spirit} pada diri administrator publik, serta
diperhatikannya aspek keadilan dalam pemberian pelayanan publik.
2.4.3.3. Inovasi
Salah seorang pakar manajemen modern Drucker, merumuskan jiwa kewirausahaan itu sebagai spotting opportunities and marshalling resources to
produce innovation. Sedangkan dalam kontek, administrasi publik, menurut Staver, jiwa kewirausahaan itu adalah an adaptive, apportunistic, and individualistic
response to the chaos and fragmentation of post-proqressive public administration. Kalau kedua konsep tersebut diperlukan dengan seksama, maka kata kuncinya tak
lain adalah inovasi. Namun, konsep inovasi di sini tidak harus dipahami secara kaku dan diartikan hanya menyangkut sesuatu yang baru sama sekali. Inovasi dalam
konteks pelayanan publik bisa pula berarti merekombinasikan secara kreatif unsur- unsur yang sebelumnya sudah dikenal untuk kemudian diterapkan dalam bentuk cara-
cara baru atau pada situasi lingkungan baru. Kata inovasi merupakan kata serapan dari innovation, dengan kata dasar
Innovate yang berarti mendapatkan faham-faham baru atau membawakan pendapat- pendapat baru.
Janszen dalam bukunya “The age of Innovation” menyebutkan bahwa inovasi merupakan komersialisasi dari sesuatu yang mungkin berupa technology, aplikasi
baru dari produk, jasa dan proses yang baru, segmen pasar yang baru serta bentuk
Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
organisasi yang baru atau pendekatan manajemen yang baru. Inovasi yang digambarkan mempunyai beberapa aspek yaitu teknologi, aplikasi produk baru,
service, process dan pasar serta Inovasi Organisasi Jones, 1986:8. Menurut Shapiro nilai inovasi mencakup lima komponen kunci yaitu strategy,
measurements, processes, people, and technology dipandang sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan suatu organisasi dalam mencapai kinerjanya secara optimal.
Shapiro juga menyebut bahwa inovasi itu sebagai kapabilitas innovation as a capability. Supaya kapabilitas ini dapat bekerja, Shapiro terlebih dahulu menjelaskan
proses yang dapat memberikan peluang terjadinya inovasi process enabled innovation. Proses ini sebagai suatu cara dalam mengorganisir kegiatan-kegiatan dan
sumber-sumber daya suatu perusahaan dengan membangun koordinasi lintas fungsional di seluruh perusahaan. Sedangkan inovasi proses berkaitan dengan
menggerakkan, mengevaluasi dan mengimplementasikan pemecahan-pemecahan yang inovatif yang memungkinkan perusahaan mencapai dan memperbaharui
bisnisnya Shapiro, 2001 :7. Sementara Drucker mengatakan, bahwa inovasi morupakan tindakan yang
memberi sumber daya kekuatan dan kemampuan baru untuk menciptakan kesejahteraan. Memang inovasi menciptakan sumber daya. Tidak ada sesuatupun
yang menjadi “sumber daya” sampai orang menemukan manfaat dari sesuatu yang terdapat di alam, sehingga memberinya nilai ekonomis Drucker, 1991:33.
Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Pengertian Inovasi tersebut melahirkan kreatifitas sebagaimana Stoner dan Freeman menyebutkan bahwa proses kreatif di dalam organisasi terdiri dari tiga tahap
yaitu Stoner dan Freeman, 1992:424. a. Generetion Ideas, munculnya ide dalam Suatu organisasi terutama tergantung
keterkaitan antara orang-orang dengan informasi serta antara perusahaan dengan lingkungannya.
b. Idea developments, sebagian besar dipengaruhi oleh kontak dangan lingkungan eksternal, pengembangan ide. tergantung pada culture dan proses
di dalam organisasi. c. Implementation, tahap implementasi proses kreatif dalam organisasi berupa
solusi dan invention terhadap marketplace.
Dari beberapa konsep inovasi tersebut dapat dirumuskan bahwa organisasi yang berdaya saing terbangun melalui suatu inovasi. Organisasi yang inovatif adalah
organisasi yang memiliki kreativitas untuk menemukan dan menerapkan ide, metode dan rencana baru, atau proses menerapkan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru
dapat berupa teknologi, produk, jasa, proses, market, organisasi, strategy, measurements, people. Penerapan sesuatu yang baru bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan atau mencapai kinerja organisasi secara optimal. Tujuan tersebut diartikan sebagai efektifitas organisasi.
Miswar: Strategi Efisiensi Birokrasi Pemerintah Daerah Studi Kasus Di Kota Lhokseumawe, 2008. USU e-Repository © 2008
Inovasi sebagai salah satu selain efisiensi hakekat maksud pelaksanaan desentralisasi sekaligus menjadi ukuran paling nyata keberhasilan otonomi daerah.
Menilai kemajuan dalam ukuran inovasi berarti menilai seberapa jauh kebebasan yang dimiliki daerah. mampu mendorong munculnya program, kebijakan serta
gagasan lokal yang cerdas, khas dan genuine dalam mensiasati setiap bentuk keterbatasan atau mengoptimalkan setiap bentuk keunggulan daerah yang dimiliki.
Dalam konteks ini, inovasi menemukan arti penting. Inovasi bukan saja nama lain dari kearifan dan kejeniusan lokal yang terlembaga. Dalam tiap inovasi terpendam
senantiasa kreativitas Sobari dkk, 2004:3. Betapapun bagusnya sebuah inovasi, ia tidak akan berguna jika tidak
bermakna strategis, berpotensi produktif, serta memberi efek kesinambungan. Inovasi dikatakan strategis manakala tampil sebagai jawaban atas kebutuhan daerah yang
paling krusial. Inovasi dikatakan produktif manakala mampu beroperasi dilapangan sebaik yang diharapkan. Inovasi dikatakan berkelanjutan manakala tersusun secara
sistematik, bukan hasil respon reaksioner dan bervisi jauh ke depan. Kombinasi kualitas strategis, produktif dan berkelanjutan suatu inovasi ditingkat gagasan
maupun praktek dalam efek jangka panjang maupun pendek, selanjutnya merupakan penentu derajat dan kualitasnya sebagai sebuah kemajuan Sobari dkk, 2004:4.
2.4.3.4. Organisasi Berkinerja Tinggi