Pengertian Etos Kerja Etos Kerja

Selanjutnya pengertian kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah kegiatan melakukan sesuatu, yang dilakukan atau diperbuat untuk mencari nafkah. 41 Pengertian bekerja dalam arti luas adalah bentuk usaha yang dilakukan oleh manusia, baik dalam hal materi maupun non materi, intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan hal materi maupun keakheratan. 42 Menurut Ahmad Janan Asifudin, kerja merupaka aktifitas sengaja, bermotif dan betujuan. Pengertian kerja biasanya terikat dengan penghasilan atau upah memperoleh hasil, baik bersifat materill atau non materiil. 43 Etos Kerja, menurut Mochtar Buchori dapat diartikan sebagai suatu sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaaan kerja: ciri-ciri atau sifat- sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang atau kelompok manusia atau suatu bangsa. 44 Etos Kerja adalah sifat, watak, dan kualitas kehidupan batin manusia, moral, dan gaya estetik serta suasana batin mereka. Ia merupakan sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam kehidupan nyata. Etos kerja adalah pancaran dari sikap hidup manusia yang mendasar terhadap kerja. 45 41 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 428 42 Ilah Fadhilah, Skripsi “Hubungan Antara Pembinaan Agama dengan Motivasi Kerja Di Komunitas Pemulung Jurang Mangu Barat”, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, h. 28 43 DR. Ahmad Janan Asifudin, M.A., Etos Kerja Islami, h. 27 44 Mochtar Buchori, Penelitian Pedidikan dan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: IKIP Press, 1994, h. 6 45 Ibid, h. 6 Dari sejumlah definisi dan penjelasan diatas, penulis bisa menangkap bahwa etos kerja artinya pandangan, nilai, dan sikap mendasar yang dimiliki seseorang atau kelompok tertentu mengenai bekerja yang kemudian memancar dan direfleksikan dalam kehidupan nyata. Misalnya seseorang yang merasa bahwa bekerja itu adalah suatu penghormatan, kinerjanya akan lebih tinggi jika dibandingkan yang hanya sekedar bekerja. Begitu juga dengan orang yang merasa bahwa bekerja itu bukan semata- mata untuk mencari uang, tapi juga sebagai usaha untuk menggapai ridho Allah SWT dan bernilai ibadah sehingga dengan sendirinya orang-orang tersebut melakukan hal-hal dalam pekerjaan dengan tulus dan totalitas. Contohnya: berangkat dan pulang kerja tepat pada waktunya, mengetahui bahwa pekerjaan meminta-minta dilarang dalam Islam maka Ia lebih memilih untuk berusaha lebih baik lagi.

2. Asas-Asas Etos Kerja Islami

46 Apa yang dimaksud dengan kerja? Makna “bekerja” bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan seluruh aset, fikir, dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik khoiro ummah atau dengan kata lain dapat juga kita katakan bahwa dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya. 46 Didin Hafidhuddin, Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, h. 45-46 Dari rumusan ini tampak bahwa etos kerja itu dapat didefinisikan sebagai: cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaanya, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur. Islam adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk memiliki semangat bekerja dan beramal, serta menjauhkan diri dari sifat malas. Rasulullah Saw. bersabda: “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang, dan dikendalikan orang lain. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, dan dari fitnah ketika hid up dan mati.” HR. Bukhari dan Muslim “Carilah oleh kalian semua rezeki di muka bumi.” HR. Thabrani Bagi kaum muslimin, bekerja dalam rangka mendapatkan rezeki yang halal dan memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat merupakan bagian dari ibadahnya kepada Allah SWT. مل ع ٰىل درتس ۖ نمْ ْل هل سر ْمكل ع َ ريسف ل ْع لق ل ْعت ْمتْنك ب ْمك نيف د شل بْيغْل “Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan .” at-Taubah: 105 لْضف ْنم غتْب ْرأ يف رشتْن ف ا ل تيضق إف حلْفت ْمكلعل ًريثك َ ركْ َ “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak- banyak supaya kamu beruntung.” al-Jumu’ah: 10 Karena bekerja dan berusaha merupakan bagian dari ibadah, maka aplikasi dan implementasi dari bekerja perlu diikat dan dilandasi oleh akhlak etika, yang disebut dengan etika profesi. Etika profesi itu antara lain tercermin dari kata-kata sifat, yaitu Shiddiq, Istiqomah, Fathanah, Amanah dan Tablig.

3. Fungsi Etos Kerja

Lapangan mu’amalah adalah aspek dimana manusia berhubungan secara horizontal antara satu dengan yang lainnya dalam lapangan ekonomi, sosial, kemasyarakatan, dan nilai-nilai dalam rangka memenuhi hajat hidup di dunia fana ini. Untuk mencapai kebahagiaan yang dijanjikan Allah SWT haruslah manusia rajin bekerja dan berbuat sungguh-sungguh sehingga dapat mengantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Sungguh banyak ayat-ayat yang bertebaran dalam Al- Qur’an yang mengundang manusia agar bermain dan mendorong mereka rajin bekerja. 47 Dengan memiliki etos kerja diharapkan umat Islam khususnya diharapkan supaya ummat Islam menjadi umat yang rajin, cekatan, dan 47 Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islam: Petunjuk Pekerjaan Yang Halal dan Haram dalam Syari’at Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001, h. 7