Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Masalah Kesejahteraan Sosial PMKS hasil penertiban penjangkauan sosial di DKI Jakarta. 6 Oleh karena itu untuk menanggulangi banyaknya PMKS khususnya di wilayah DKI Jakarta, diperlukan adanya penertiban sosial dan panti penampungan sementara sebelum dirujuk ke panti pelayanan dan rehabilitasi sosial. Sebagai suatu lembaga sosial pengemban amanah rakyat yang dikelola oleh pemprov DKI untuk bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat PMKS untuk nantinya dikembangkan dan digembleng secara konsisten agar dapat mewujudkan masyarakat yang mandiri dan mempunyai sumber daya manusia SDM. Salah satu panti sosial yang menampung hasil penertiban sosial PMKS adalah Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur. Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 berfungsi sebagai penampungan sementara dan bimbingan sosial awal PMKS hasil penertiban dan penjangkauan sosial seperti gelandangan, pengemis, wanita tuna susila, jompo terlantar, anak jalanan, psikotik terlantar, penyandang cacat terlantar dan PMKS lainnya. Tujuan didirikannya panti ini adalah untuk mencegah dan mengurangi PMKS agar tidak kembali kejalan. 7 Ada banyak program pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 diantaranya: bimbingan fisik, bimbingan psikologis, bimbingan sosial, case conference, bimbingan rohani Islam, bimbingan hukum, bimbingan 6 Brosur, Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Nomor 105 Tahun 2012 7 Brosur, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, 15 Januari 2014 keterampilan, bimbingan kesenian, dan penyaluran pembinaan lanjut ke panti rehabilitasi berikutnya. 8 Salah satu kegiatan pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 yang penulis jadikan fokus penelitian adalah Bimbingan Rohani Islam. Dimana penulis ingin mencari tahu sejauh mana seorang pembimbing rohani berperan dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial. Hal ini menarik untuk diteliti karena pada dasarnya agama berfungsi sebagai tuntunan dan pegangan hidup yang dapat memberikan pencerahan dan pengalaman ruhaniah seseorang sehingga akan menumbuhkan kekuatan baik mental spiritual bagi PMKS dalam menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi. Kefitrahan agama bagi manusia menunjukkan bahwa manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama, karena agama merupakan kebutuhan fitrah manusia. Selama manusia memiliki perasaan takut dan cemas, selama itu pula manusia membutuhkan agama. Kebutuhan manusia akan agama tidak dapat digantikan dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam aspek material. Kebutuhan manusia akan materi tidak dapat menggantikan peran agama dalam kehidupan manusia. 9 Agama berperan sebagai motivasi dalam mendorong manusia untuk melakukan suatu aktifitas, seperti bekerja, karena perbuatan yang dilakukan dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian serta ketaatan. Apabila mereka meyakini Tuhan Maha Kuasa, mengatur dan 8 Brosur, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, 15 Januari 2014 9 Dr. Marzuki, M.Ag, Konsep Manusia dan Agama, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, h. 24 mengendalikan alam maka segala apapun yang terjadi, baik peristiwa alamiah ataupun peristiwa sosial, dilimpahkan tanggung jawab pada Tuhan. Tetapi sebaliknya jika mereka melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan, percekcokan, dialam seolah-olah tanpa kendali maka mereka merasa kecewa terhadap Tuhan. 10 Dengan adanya bimbingan rohani Islam di Panti diharapkan dapat menambah pengetahuan Warga Binaan Sosial WBS dan dapat meningkatkan etos kerja pada diri masing-masing Warga Binaan Sosial WBS. Sehingga bisa melakukan pekerjaan didasarkan pada prinsip-prinsip iman dan tauhid, bukan saja menunjukan fitrah seorang muslim yang wajib memenuhi kebutuhan jasmani, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai abdullah hamba Allah yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari cara dirinya mensyukuri kenikmatan dari Allah Rabbul’Alamin. Menurut Rosmiani etos kerja terkait dengan sikap mental, tekad, disiplin dan semangat kerja. Sikap ini dibentuk oleh sistem orientasi nilai-nilai budaya, yang sebagian bersumber dar iagama atau sistem kepercayaan paham teologi tradisional. Etos kerja yang rendah secara tidak langsung dipengaruhi oleh rendahnya kualitas keagamaan dan orientasi nilai budaya yang konservatif turut menambah kokohnya tingkat Etos kerja yang rendah itu. 11 Menurut K. H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini, dan memberikan makna ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk bertindak dan meraih amal yang optimal high performance. 12 10 Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, Cet. Ke-16, h. 87 11 Musa Asyari, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, Jogyakarta: Lesfi, 1997, Cet. Ke-1, h. 35 12 Drs. H. Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakarta: PT. Dhana Bhakti Wakaf, Cet. Ke-2, 1995, h. 20 Kepedulian Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 terhadap peningkatan kemampuan warga binaan sosial WBS salah satunya dibuktikan dengan adanya kegiatan bimbingan rohani Islam yang diharapkan dapat membina Warga Binaan Sosial WBS di bidang keagamaan sehingga memiliki ketahanan spiritual, pola pikir, akhlak yang sesuai dengan syariat agama Islam terutama dalam motivasi untuk bekerja lebih giat dari pada sebelumnya. Karena dengan pemahaman dan pengamalan agama yang baik, diharapkan Warga Binaan Sosial WBS yang ada dipanti bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan memiliki daya juang yang lebih tinggi dalam hal bekerja. Berdasarkan latar belakang dan pokok pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan sekaligus dijadikan pembahasan skripsi dengan judul “Peran Pembimbing Rohani Islam dalam Menumbuhkan Etos Kerja pada Warga Binaan Sosial WBS Di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur ”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini sehingga sampai pada tujuannya, maka penulis membatasi pada layanan bimbingan rohani Islam, dengan meninjau dari aspek pembimbing, terbimbing, proses bimbingan, metode bimbingan, materi bimbingan dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur. Penulis juga melakukan pembatasan pada subjek penelitian yaitu pada pengemis, pemulung, dan pedagang asongan. Karena keterbatasan masa pembinaan dan banyaknya jenis klasifikasi warga binaan sosial WBS di panti.

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang dijadikan penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah: a. Bagaimana proses bimbingan rohani Islam dalam Menumbuhkan Etos Kerja pada warga binaan sosial WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur? b. Metode apa yang digunakan dalam kegiatan bimbingan rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur? c. Bagaimana peran pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur?

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang etos kerja, terutama mengenai peranan seorang pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja. 2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca khususnya mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam tentang proses pelaksanaan bimbingan rohani Islam, metode bimbingan rohani Islam, dan bagaimana peranan seorang pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial. 3. Untuk bahan evaluasi dalam pelaksanaan layanan bimbingan rohani Islam bagi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 dan Dinas Sosial DKI Jakarta. Serta menambah referensi kajian tentang peran pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. 13 Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu penelitian yang menggunakan teknik analisa datanya berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Semua data tersebut menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. 14

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah 2 orang pembimbing rohani Islam, dan 5 orang warga binaan sosial WBS yang menerima bimbingan. Adapun teknik pemilihan subjek yang digunakan peneliti adalah purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik dalam 13 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007, cet. Ke-33, edisi revisi, h. 4 14 Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 6