Metode yang Digunakan dalam Bimbingan Rohani Islam

pertanyaan akan langsung dijawab oleh pembimbing rohani saat itu juga, dan terkadang pihak panti menyediakan hadiah untuk warga binaan sosial WBS yang aktif bertanya selama kegiatan bimbingan berlangsung. Contoh pertanyaan yang dilontarkan oleh Ibu Nuryani dalam mengikuti bimbingan yang dipimpin oleh Pak Kurniawan, yaitu: “Pak, nama saya Nuryani mau tanya apa perbedaan rukun iman, rukun islam, dengan tauhid? .” Pembimbing Pak Kurniawan langsung menjawab: “Tauhid itu ilmu tentang bagaimana kita mengesakan Tuhan, diantaranya kita harus meyakini rukun iman dan rukun islam. Tidak hanya mengerti dan paham tapi juga mengamalkannya. ” 20 Selain itu pertanyaan yang dilontarkan WBS lain dalam bimbingan yang dipimpin oleh Ustad Munzir, yaitu: “Kok kami ditangkap sih Ustadz....memangnya ada tidak larangan joki, memulung, dan mengamen dalam Al- Qur’an?” Pembimbing Ustad Munzir juga langsung menjawab: “Islam melarang kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti itu dengan menyetarakan pekerjaan-pekerjaan yang disetarakan dengan ‘joki’. Seperti tadi kita kan disuruh taat kepada Allah dan Rasulullah, nah ini semua menjadi dasar kita untuk menaati pemimpin kita walaupun pemimpin itu merupakan orang yang dzalim atau bahkan tidak pernah shalat. Selama dia tidak memerintahkan kita untuk bermaksiat kepada Allah SWT misalnya membunuh orang, atau yang lain itu baru tidak boleh. Nah....kalau demi kenyamanan kita bersama, untuk 20 Observasi kegiatan Bimbingan Rohani Islam, di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, 23 Januari s.d 15 April 2014 ketertiban masyarakat itu wajib kita ta’ati meskipun pemerintah itu tidak sepenuhnya baik.” 21 Metode tanya jawab yang dilakukan oleh pembimbing, sangat menunjang dalam kegiatan bimbingan rohani Islam. Kita bisa tau sejauh mana konsentrasi warga binaan sosial WBS dalam mengikuti bimbingan dan bagaimana daya tangkap warga binaan sosial WBS. Sayangnya, metode yang digunakan pembimbing masih menggunakan metode satu arah yaitu terbimbing bertanya dan pembimbing menjawab. Pada season ini terbimbing lainnya tidak diikut sertakan dalam berkomentar, memberikan tanggapan, dan memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau pembahasan yang sedang dibahas. 3. Client Centered Method metode yang dipusatkan pada keadaan terbimbing Metode ini sering disebut juga dengan nondirective tidak mengarahkan. Dalam metode ini terdapat pandangan bahwa terbimbing sebagai makhluk yang bulat memiliki kemampuan berkembang sendiri dan sebagai pencari kemantapan diri sendiri self consistency. Dari hasil observasi dan wawancara langsung di lapangan penulis menemukan bahwa metode ini sama dengan bimbingan yang sifatnya informal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pak Kurniawan sebagai pembimbing rohani Islam: “Untuk bentuknya bimbingannya ada yang bimbingan klasikal, individual, spiritual, motivasi, setiap pagi di morning meeting saling kumpul untuk mengenal satu sama lain dan silaturahim, jadi sifatnya informal dan formal. Kalau formal kan ceramah- 21 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Munzir, Pembimbing Rohani Islam, Ceger, 3 April 2014. ceramah gitu, nah kalau yang informal itu mengingatkan untuk ibadah, teguran-teguran, ngobrol agar sadar, dan senantiasa berdoa. ” 22 Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa bimbingan rohani Islam di panti juga menggunakan metode Client Centered, dimana pembimbing melakukan bimbingan yang sifatnya informal agak santai misalnya: Ngobrol-ngobrol dengan warga binaan sosial WBS mengenai penyebab mereka masuk ke panti, harapan-harapan kedepan setelah keluar dari panti, kemudian mengarahkan mereka apakah ingin bekerja, ikut pulang ke kampung halaman, atau menunggu diurus keluarga. Setelah itu baru didata, jika ada yang mau bekerja maka disalurkan ke panti-panti sosial lainnya agar mendapatkan bimbingan yang lebih mendalam. Tapi jika ada yang belum tertarik bekerja dan merasa kurang termotivasi maka pembimbing akan memberikan pengarahan-pengarahan lebih lanjut. 4. Nonton Bareng Metode ini merupakan salah satu cara menyampaikan pesan yang digunakan oleh pembimbing rohani Islam melalui film, atau video-video motivasi yang mengandung unsur hiburan dan edukasi. Sehingga selain warga binaan sosial WBS mendapatkan hiburan melalui film yang ditayangkan tapi warga binaan sosial WBS juga bisa mendapatkan hikmah dari apa yang mereka tonton. 22 Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran dan Pembimbing Rohani Islam, Ceger, Kamis, 3 April 2014. Film-film yang ditayangkan biasanya yang bernuansa islami atau memiliki nilai edukasi yang cukup baik seperti: Negeri Lima Menara, Hafalan Shalat Delisa, Laskar Pelangi, Alangkah Lucunya Negeri Ini, dan lain-lain. Ada juga video-video motivasi berdurasi pendek antara 10 sampai 15 menit, diantaranya video mengenai Anak Durhaka, Renungan Untuk Apa Kita Hidup, Belajar dari Seekor Katak Tuli, Jangan Menyerah, Motivasi Sukses, dan lain sebagainya. 23 Kegiatan nonton bareng ini cukup menarik perhatian, dan membuat warga binaan sosial WBS antusias dalam mengikuti bimbingan. Kegiatan ini juga mampu membuat warga binaan sosial WBS mendapatkan inspirasi-inspirasi mengenai kehidupan mereka setelah keluar dari panti, karena mendapatkan motivasi hidup, bekerja, dan ibadah dari apa yang ditanyangkan. 5. Metode Do’a dan Dzikir Sebelum materi bimbingan disampaikan pembimbing menggunakan metode dzikir dan do ’a. Metode ini dilakukan secara bersama-sama, dimana pembimbing membaca kalimat-kalimat dzikir atau do’a kemudian warga binaan sosial WBS mengikuti apa yang pembimbing ucapkan. Metode ini bertujuan agar warga binaan sosial WBS merasakan ketenangan batin, dan menurunkan tingkat stress mereka. 24 23 Observasi dalam kegiatan Bimbingan Rohani Islam, di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 24 Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran dan Pembimbing Rohani Islam, Ceger, Kamis, 3 April 2014. Metode yang digunakan oleh Ustad Munzir selaku pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 untuk menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial WBS adalah metode ceramah, metode tanya jawab, dan metode nonton bareng dengan terbimbing. Sedangkan metode yang digunakan oleh Bapak Kurniawan, S.Sos.I selaku pembimbing rohani Islam dan staff bimbingan dan penyaluran adalah metode ceramah, tanya jawab, Client Centered Method, nonton bareng, dan meto de do’a dan dzikir. Metode ini mereka terapkan kepada warga binaan sosial WBS agar mereka mampu menyerap materi yang disampaikan dengan cepat dan agar apa yang disampaikan lebih mudah diaplikasikan dalam kehidupan terbimbing. Dari hasil wawancara dan observasi dapat terlihat bahwa peran pembimbing rohani Islam sangat penting dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial WBS yaitu dari metode-metode yang mereka gunakan dalam menyampaikan materi bimbingan, yang bertujuan agar WBS lebih mudah menerima dan mengaplikasikan materi yang telah pembimbing berikan.

D. Analisis Peran Pembimbing Rohani Islam dalam Menumbuhkan Etos

Kerja pada WBS Warga Binaan Sosial Pada penelitian kali ini penulis fokus untuk membahas mengenai bimbingan rohani islam, terutama peran pembimbing rohani islam dalam menumbuhkan etos kerja warga binaan sosial WBS. Peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan-kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran. 25 Sehingga pada penelitian ini kita bisa lihat sejauh mana seorang pembimbing rohani berperan memberikan pengarahan-pengarahan kepada warga binaan sosial WBS melalui bahasa- bahasa agama, sehingga etos kerja warga binaan sosial WBS bisa meningkat. Etos kerja itu sendiri merupakan pandangan, nilai, dan sikap mendasar dari seseorang mengenai kerja yang memancar dan direfleksikan dalam kehidupan nyata. Sehingga diharapkan setelah warga binaan sosial WBS mengikuti bimbingan rohani islam di panti, pandangan, nilai, dan sikap dari masing-masing warga binaan sosial WBS mengenai bekerja dapat berubah. Setidaknya mereka memiliki harapan-harapan kedepan untuk mencari penghasilan yang lebih baik, dan tidak kembali ke jalan. Dari hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan penulis menemukan bahwa bimbingan rohani islam di panti bermanfaat untuk membantu masalah yang dihadapi warga binaan sosial WBS. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ustadz Munzir: “Manfaatnya untuk menyadarkan mereka dengan materi-materi yang saya sampaikan. Intinya sih saya berharap dengan mengikuti kajian seperti ini dapat merubah hidup mereka karena telah berbuat baik dengan mengikuti kegiatan- kegiatan ta’lim.” 26 Dari ungkapan Ustadz Munzir diatas terlihat bahwa bimbingan rohani Islam dapat merubah hidup warga binaan sosial WBS menjadi lebih baik melalui materi-materi yang disampaikan. Hal lain diungkapkan oleh Bapak H. Abdul Khair, S. Ag, M.Si: 25 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Grafindo Persada, Cet. 36, 2003, h. 243 26 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Munzir, Pembimbing Rohani Islam, Ceger, 3 April 2014 “Bimbingan mental dan spiritual seorang Ustadz berkaitan dengan penyampaian materi kepada warga binaan, minimal pembimbing tahu permasalahan dari warga binaan kami sehingga akan memberikan sebuah solusi minimal bisa memberikan solusi dengan contoh-contoh ayat-ayat Al- Qur’an, hadis-hadis, atau tuntunan syariat lainnya dan contoh-contoh figur dari Nabi Muhammad agar memiliki gambaran dari Nabi. Sehingga kita tetap berusaha bagaimanapun kondisi kehidupan kita. Kita harus tetap semangat tidak pasrah dengan masalah hidup. “ 27 Dari ungkapan diatas terlihat bahwa pembinaan warga binaan sosial WBS melalui bimbingan rohani Islam diharapakan seorang pembimbing bisa menyampaikan materi-materi yang sesuai dengan kondisi warga binaan sosial WBS dengan bahasa-bahasa agama. Sehingga mereka tidak begitu saja pasrah dan tetap semangat dalam menghadapi setiap masalah hidup. Selain itu dari hasil observasi dan wawancara langsung selama dilapangan ternyata bimbingan rohani Islam memiliki manfaat yaitu agar warga binaan sosial WBS mendapatkan ketenangan batin. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Bapak M. Kurniawan, S. Sos : “Dengan mengikuti bimbingan WBS bisa mendapat ketenangan batin. Terus ada juga sesi curhat, sehingga WBS bisa menyampaikan apa masalah yang mereka hadapi dan memberikan solusi. Selain itu saya juga menyampaikan untuk selalu mengingat Allah SWT dimanapun dan seberat apapun masalah yang mereka hadapi. Biasakan doa dan dzikir Insya Allah ada jalan keluarnya.” 28 Dari hasil observasi dan wawancara langsung dari pembimbing rohani Islam selama di lapangan, penulis juga melakukan wawancara langsung dengan terbimbing warga binaan sosial. Penulis menemukan bahwa seorang pembimbing rohani Islam memiliki peran dalam menumbuhkan etos kerja pada 27 Wawancara dengan Bapak H. Abdul Khair, S.Ag, M.Si, KA Sub Bag Tata Usaha, Ceger, 26 Maret 2014 28 Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran dan Pembimbing Rohani Islam, Ceger, Kamis, 3 April 2014.