Pengertian Pembimbing Rohani Islam

ركْن ْل نع ْ ْنت ف رْع ْل ب رمْأت س نلل ْتجرْخأ ةمأ رْيخ ْمتْنك ْ ْل م ْنم ْم ل ًرْيخ كل تكْل لْهأ نمآ ْ ل َ ب نمْ ت نم قس فْل مهرثْكأ “Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” 15 Q.S Ali Imran: 110 Disamping ayat Al-qu r’an diatas, terdapat pula beberapa sabda Nabi yang menjelaskan bahwa penasihatan atau konseling merupakan kewajiban agama. Sabda Rasulullah: “Sesungguhnya Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, engkau akan sungguh-sungguh memerintahkan kebajikan dan melarang kemungkaran ataukah Allah akan segera membangkitkan siksaan atas kamu daripada-Nya, kemudian kamu berdoa kepada-Nya sedang doamu tidak akan dikabulkan. ” HR. At-Tirmidzi 16 Bertolak dari prinsip dasar di atas ayat-ayat Al-q ur’an dan hadis yang berkenaan dengan kegiatan bimbingan rohani Islam di atas semoga dapat lebih menekankan bahwa kegiatan bimbingan agama, dakwah, tabligh, ceramah yang sifatnya mengajak orang lain kepada kebaikan merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim. Sehingga menjadikan kita untuk terus berlomba-lomba dalam menegakan amar ma’ruf nahi munkar. Pengertian “rohani” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer dijelaskan, rohani adalah kondisi kejiwaan seseorang dimana 15 Al- Qur’an Tajwid dan Terjemah, Jakarta: Maghfirah Pustaka, h. 64 16 Drs. H. M. Arifin, M.Ed., Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan penyuluhan Agama, h. 19 terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya. 17 Rohani, merupakan unsur yang paling halus, bersifat suci, dan ilahi karena dianggap berasal dari ilahi, kecenderungannya kepada yang suci, bersih, dan mulia, kekal dalam arti tidak hancur karena hancurnya badan jasmani. 18 Menurut Imam Al-Ghazali seperti dikutip oleh Jamaludin Kafie mengatakan bahwa: “Roh itu mempunyai dua pengertian, yaitu: roh jasmani dan roh rohani. Roh jasmani itu yaitu zat yang halus berpusat di ruang hati dan menjalar keseluruh urat nadi pembiluh darah selanjutnya tersebar keseluruh tubuh, karenannya manusia dapat bergerak hidup dan dapat merasakan berbagai macam perasaan serta dapat berpikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan. Sedangkan roh rohani adalah bagian dari yang ghoib, dengan roh ini manusia dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal tuhan, serta menyadari keberadaan orang lain berkepribadian, berkebutuhan, dan berprikemanusiaan, serta tanggung jawab atas segala tingkah lakunya. 19 Istilah ruh juga kadang-kadang dipergunakan dalam pengertian yang sangat ketat untuk menggambarkan spirit kepercayaan yang dihasilkan sebagai buah pengetahuan seseorang terhadap Allah, seperti mohon taubat kepada-Nya sampai mencari-Nya dengan penuh cinta. Ini merupakan spirit dalam hal ini kesadaran terhadap Tuhan dimana Allah menguatkan ketakwaan hamba-Nya yang terpilih. 17 Peter Salim dan Yeni, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English, 1991, h. 993 18 Drs. H. Isep Zainal Arifin, M. Ag, Bimbingan dan Penyuluhan Islam: Pengembangan Dakwah melalui Psikoterapi Islam, Jakarta: Rajawali Press, 2009,h. 27 19 Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, Surabaya: Penerbit Indah, 1993, h. 16 Dalam hal ini, pengetahuan merupakan “ruh” kekuatan spiritual, seperti keikhlasan, kebenaran, pertaubatan, cinta pada Allah dan penyerahan diri kepada-Nya. Manusia berbeda-beda dalam pencapaian kekuatan spiritual. Ada beberapa yang benar-benar menguasainya hingga menjadi makhluk “spiritual”, dan yang lain kehilangan kekuatan ini dan dalam titik hampa yang sangat ekstrem menjadi sangat duniawi dan menyerupai hewan. 20 Menurut Zaini yang dikutip oleh Rafy Sapuri, manusia dalam Islam memang makhluk yang memiliki dimensi-dimensi kompleks. Manusia dimana pun dan beragama apa pun pasti tersusun dari jasad dan roh. Jasad diartikan sebagai tubuh fisik dan roh diartikan sebagai kekuatan yang berasal dari Allah SWT yang ditiupkan ke jasad manusia saat janin berusia 120 hari. Abu hanifah pernah mengatakan bahwa sumber krisis dunia adalah rohani yang tidak diberi makan lapar. Demikian juga al-Kindi pernah berkata: ”Hakikat manusia adalah yang ada pada rohnya bukan yang ada pada jasadnya. Manusia akan kehilangan identitasnya di hadapan seluruh makhluk jika tidak mampu memahami eksistensi nilai-nilai ruhiyah yang telah bersemayam dalam dirinya.” 21 Selanjutnya pengertian Islam menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, 20 Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami: menyingkap rentang kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 293 21 Rafy Sapuri, M.Si., Psikologi Islam: Tuntutan Jiwa Manusia Modern, Jakarta: Rajawali Press, 2009, h. 9-10 berpedoman kepada kitab suci Al- qur’an, yang diturunkan ke dunia melalui wahyu Allah SWT. 22 Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat memahami pengertian pembimbing rohani Islam adalah individu yang melakukan kegiatan bimbingan kepada seseorang atau kelompok yang memiliki kesulitan- kesulitan dalam hal rohani batin dengan berpedoman kepada Al- qur’an dan Sunnah. Sehingga terbimbing dapat secara mandiri untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapainya dengan menumbuhkan pemahaman agama yang baik pada diri terbimbing.

2. Syarat-Syarat Pembimbing

Pembimbing perlu memiliki sifat, syarat, dan keterampilan yang terus-menerus perlu dikembangkan. Adapun sifat atau syarat yang harus dimiliki petugas pembimbing antara lain adalah hendaknya: a. Memiliki sifat baik, setidak-tidaknya sesuai ukuran si terbantu. b. Bertawakal, mendasarkan segala sesuatu atas nama allah. c. Sabar, utamanya tahan menghadapi si terbantu yang menentang keinginan untuk diberikan bantuan. d. Tidak emosional, artinya tidak mudah terbawa emosi dan dapat mengatasi emosi diri dan si terbantu. e. Retorika yang baik, mengatasi keraguan si terbantu dan dapat meyakinkan bahwa ia dapat memberikan bantuan. 22 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 341 f. Dapat membedakan tingkah laku klien yang berimplikasi terhadap hukum wajib, sunnah, mubah, makruh, haram terhadap perlunya taubat atau tidak. 23 M. Lutfi juga mengemukakan mengenai berbagai sifat dan akhlak yang seharusnya dimiliki oleh setiap pembimbing: “Sifat atau akhlak tersebut adalah keteladanan uswah, dan figur qudwah, ikhlas, sabar dan intropeksi ihtisab, optimis dan janji setia tsiqah kepada Allah, pemahaman mendalam, pengorbanan, antisipatif, dapat berinteraksi dengan berbagai kalangan, penuh perhitungan, cerdas, lemah lembut, menjaga ukhuwah islamiyah, bermartabat, mengutamakan tugas dan berserah diri kepada Allah Swt tawakkal. 24 Selain syarat-syarat di atas, menurut penulis ada satu hal yang perlu diperhatikan bagi seorang pembimbing rohani karena tugas seorang pembimbing adalah menyampaikan pesan dakwah maka pertama-tama pembimbing harus memulainya dari diri sendiri agar menjadi tauladan bagi orang lain.

3. Keterampilan Yang Dimiliki Pembimbing

Menurut Jumhur dan Surya adapun keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pembimbing adalah keterampilan komunikasi, yaitu mendengarkan dan memerhatikan. Disamping itu, juga kemampuan untuk menyelenggarakan konseling, mengolah data individu, melakukan 23 Elfi Mu’awanah, S.Ag., M.Pd, dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Si.,Psi, Bimbingan dan Konseling Islam Di Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Askara, 2009, h. 142 24 Drs. M. Lutfi, M.A., Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, h. 159 wawancara, dan menggunakan sumber-sumber yang terdapat di sekolah dan masyarakat. 25 Berikut bagan penjelasan mengenai keterampilan komunikasi. 26 Keterampilan lain yang diperlukan menurut Bimo Walgito, yang dikutip oleh Samsul Munir: “Seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas, baik segi teori maupun praktik. Teori merupakan hal yang penting karena segi inilah yang menjadi landasan di dalam praktik. Praktik tanpa teori tidak dapat mencapai tujuan dan sasaran yang tepat. Demikian pula sebaliknya, praktik juga diperlukan dan menjadi hal penting, karena bimbingan dan penyuluhan merupakan “applied science” ilmu yang harus diterapkan dalam praktik sehari- hari sehingga seorang pembimbing akan sangat canggung apabila hanya memiliki teori tanpa memiliki kecakapan di dalam praktik.” 27

C. Tujuan, Fungsi, dan Metode Bimbingan

1. Tujuan Bimbingan

Menurut Drs. H.M Arifin M, Ed., tujuan bimbingan agama adalah sebagai berikut: 25 Drs. M. Lutfi, M.A., Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, h. 143 26 Elfi Mu’awanah, S.Ag., M.Pd, dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Si.,Psi, Bimbingan dan Konseling Islam Di Sekolah, h. 143 27 Drs. Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, h.297 Memerhatikan dan Mendengarkan Klien Keterampilan Mikro Keterampilan Komunikasi Verbal Keterampilan Bersama Klien Secara Emosional Mendengarkan Secara Aktif