Kompetensi dan Indikator Uraian Materi
3 siswa memahami bahan ajar, dan memfasilitasi siswa melakukan kegiatan
pembelajaran sehingga mereka memperoleh pengalaman belajar sehingga hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.
Komunikasi pembelajaran dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini.
Dalam diagram di atas tampak bahwa media membantu menghubungkan interaksi fungsional antara guru dan siswa sehingga tujuan yang sudah
ditetapkan, materi yang sudah dikembangkan, metode yang sudah disiapkan, dan sumber belajar lain dapat berkaitan satu sama lain dalam proses
pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Dalam konteks yang lebih ekstrem, media bahkan dapat menggantikan fungsi guru untuk
menyampaikan materi ajar, meskipun tentunya hal ini tidak bisa diberlakukan untuk semua situasi dan kondisi pembelajaran. Bagaimanapun, fungsi guru
masih tetap menduduki tempat yang sangat sentral dalam pembelajaran, hanya saja jangan sampai guru mendominasi seluruh kegiatan dan siswa
hanya bertindak seolah menerima semua pengetahuan yang diberikan guru. Tetapi, yang ideal adalah guru dapat memanfaatkan semua sumber belajar
yang tersedia, dan terutama media pembelajaran untuk memaksimalkan pengalaman belajar siswa agar ketercapaian hasil belajar bisa efektif dan
maksimal. Dalam proses pembelajaran, ada hirarki proses berpikir pada anak
bahwa pada tahap tertentu anak lebih mudah menangkap gagasan dan
Sumber belajar lain
Media Hasil belajar
Siswa Guru
Materi metode
Tujuan
Evaluasi
4 pengetahuan yang disampaikan secara kongkrit. Dalam perkembangan
selanjutnya, kemampuan anak berkembang kepada hal-hal yang lebih abstrak. Hal ini sesuai dengan hirarki yang dikemukakan oleh Hoban dan
Zissman.
Diagram di atas menunjukkan bahwa pemahaman seseorang berkembang dari hal-hal yang bersifat kongkrit kepada hal-hal yang bersifat abstrak,
artinya semakin abstrak suatu konsep atau benda, semakin memerlukan olah pikir untuk dapat menangkap konsep atau benda tersebut.
Hal yang sama dinyatakan oleh Edgar Dale dalam Rahardjo 1991 yang menggambarkan pentingnya visualisasi dan verbalistis dalam
pengalaman belajar. Dalam “Kerucut pengalaman Edgar Dale” dikemukakan bahwa ada suatu kontinum dari konkrit ke abstrak antara pengalaman
langsung, visual dan verbal dalam menanamkan suatu konsep atau pengertian. Semakin konkrit pengalaman yang diberikan akan lebih menjamin
terjadinya proses belajar. Namun, agar terjadi efisiensi belajar maka diusahakan agar pengalaman belajar yang diberikan semakin abstrak
Dalam kaitannya dengan siswa, media dapat mengatasi kebosanan siswa, yakni siswa akan tertarik dengan proses belajar-mengajar yang
mereka alami dan dengan demikian akan membuat mereka belajar dengan senang dan diharapkan akan membantu mereka memahami materi yang
mereka pelajari Ur 1988. Media juga dapat meningkatkan motivasi siswa Words
Diagrams Maps
Flat pictures Slides
Stereographs Films
Models Objects
Total situation
Abstract
Concrete
5 dalam proses belajar-mengajar, mengorong pembelajaran lebih sistematis,
membantu siswa memahami instruksi guru, dan memperkuat pemahaman siswa pada konteks pembelajaran Sukartiwi 1996. Lebih lanjut, DePorter
Hernacki 2000 mengemukakan bahwa media dapat membantu membentuk lingkungan yang optimal untuk belajar, mendorong siswa untuk bertindak aktif
dalam interaksi kelas dengan mengemukakan pendapat baik secara lisan atau tulis, dan menjalin hubungan yang lebih intensif antara guru dan siswa.
Selain itu, media juga dapat membangkitkan dan menjaga ketertarikan siswa, merangsang otak siswa untuk berpikir dengan landasan yang kongkrit, dan
mendapatkan pemahaman yang tinggi dan efisien sehingga akan tersimpan lebih lama dalam otak siswa.
Dalam topik bahasan tertentu, kegiatan pembelajaran tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa kehadiran media. Media diharapkan dapat
mengatasi sesuatu yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas karena objeknya terlalu kecil atau besar, bergerak terlalu cepat atau
lambat, objeknya terlalu kompleks, terlalu halus atau memiliki risiko tinggi atau berbahaya. Objek yang demikian tidak mungkin dihadirkan secara langsung
tetapi dengan media objek itu dapat dimanipulasi dengan cara tertentu sehingga memungkinkan siswa untuk mempelajarinya. Dengan demikian,
siswa akan dapat memperoleh pengalaman belajar yang integral dari yang kongkrit sampai dengan yang abstrak.