d. masalah teoretis yang dihadapi ilmuwan 4. Masalah penelitian hendaknya dirumuskan dengan pertanyaan
yang dimulai dengan kata tanya … a. Apa what
b. Bagaimana how c. Di mana where
d. Berapa lama how long 5. Tujuan penelitian hendaknya memberikan gambaran mengenai ...
a. pihak yang terlibat dalam penelitian b. sasaran hasil yang akan dicapai
c. subjek yang dikenai perlakukan dalam penelitian d. fokus atau masalah yang telah dirumuskan di dalam rumusan
masalah 6. Sekurang-kurangnya ada tiga jenis manfaat penelitian. Di antara
yang berikut ini, yang bukan cakupan manfaat penelitian adalah … a. pengembangan ilmu pengetahuan
b. kegunaan praktis c. pemecahan masalah
d. pemanfaatan paedagogis 7. Pada pokoknya, bagian tinjauan pustaka berisi tiga hal pokok
berikut kecuali …. a. masalah ilmiah
b. kajian teoretis c. penelitian terdahulu
d. kerangka teoretis penelitian yang akan dilakukan 8. Judul hendaklah singkat dan spesifik, tetapi cukup jelas memberi
gambaran mengenai a. alasan penelitian
b. landasan teoretis penelitian c. sasaran penelitian
d. cakupan penelitian yang diusulkan
9. Daftar pustaka acuan berisi daftar bahan-bahan yang dirujuk selama penulisan laporan penelitian. Bahan ini dapat berupa
berikut ini kecuali …. a. artikel dalam jurnal ilmiah
b. dialog antarpakar di televisi c. perenungan pakar
d. buku teks berbahasa Jawa 10. Di antara cara penulisan bahan pustaka berikut, yang paling tepat
adalah … a. Basuki, S. 2005. Novel nonfiksi dan kemungkinannya. Suara
Merdeka, 18 Agustus. Hlm. 18. b. Basuki, S. 2005. Novel nonfiksi dan kemungkinannya. Suara
Merdeka, 18 Agustus. c. Basuki, S. 2005. Novel nonfiksi dan kemungkinannya. Suara
Merdeka. Hlm. 18. d. Basuki, S. Novel nonfiksi dan kemungkinannya. Suara Merdeka,
18 Agustus. Hlm. 18.
BAB IV KEGIATAN BELAJAR 3 PELAKSANAAN PTK
A. Kompetensi dan Indikator Kompetensi
Kemampuan mengidentifikasi masalah, menganalisis dan merumuskan masalah, merencanakan tindakan perbaikan, melaksanakan PTK, dan
meng-implementasikan PTK di dalam pembelajaran di sekolah.
Indikator
1 Menyebutkan masalah pembelajaran yang digali dari realitas
selama berlangsungnya proses pembelajaran di kelas. 2 Membuat rumusan masalah pembelajaran yang dapat dipecahkan
melalui PTK. 3
Membuat rumusan perbaikan masalah pembelajaran yang pelaksanannya dilakukan melalui PTK.
4 Merencanakan pelaksanaan PTK dalam wujud siklus-siklus yang masing-masing terdiri atas empat tahap.
5 Merencanakan penerapan PTK di dalam pembelajaran bahasa Inggris di kelas.
B. Uraian Materi Tahap-Tahap PTK
PTK biasanya dilaksanakan di kelas melalui lima tahap pokok, yaitu 1 identifikasi dan penetapan masalah, 2 analisis dan perumusan
masalah, 3 perencanaan tindakan perbaikan, 4 pelaksanaan penelitian yang terurai menjadi siklus dan tahap-tahap pelaksanaan
penelitian, dan 5 implementasi PTK dalam pembelajaran di kelassekolah.
1. Idenifikasi dan Penetapan Masalah
Selama mengajar kemungkinan guru menemukan berbagai masalah, baik yang bersifat pengelolaan kelas, maupun yang bersifat
instruksional. Meskipun banyak masalah, ada kalanya guru tidak sadar kalau dia mempunyai masalah. Masalah yang dirasakan guru
kemungkinan masih kabur sehingga guru perlu merenung atau melakukan refleksi agar masalah tersebut menjadi semakin jelas. Oleh
karena itu, kepala sekolah, atau teman sejawat perlu mendorong guru menemukan masalah atau dapat juga guru memulai dengan suatu
gagasan untuk melakukan perbaikan kemudian mencoba memfokuskan gagasan tersebut. Guru tidak mungkin memecahkan
semua masalah yang teridentifikasikan itu secara sekaligus, dalam suatu PTK. Masalah-masalah itu berbeda satu sama lain dalam
kepentingan atau nilai strategisnya. Masalah yang satu boleh jadi merupakan penyebab masalah yang lain sehingga pemecahan yang
satu akan berdampak pada yang lain. Untuk dapat memilih masalah secara tepat guru perlu
menyusun masalah-masalah itu berdasarkan tingkat kepentingan, nilai strategis, dan nilai prerekuisit. Guru dapat memilih salah satu dari
masalah-masalah tersebut, misalnya “Siswa tidak dapat melihat hubungan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lain.”
Dalam PTK, semua masalah harus berada dalam kendali guru dan bukan orang lain. Guru harus dapat mengendalikan semua
masalah yang ada di kelasnya. Jika Anda sebagai guru yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar membaca kembali
materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, Anda tidak perlu melakukan PTK untuk meningkatkan kebiasaan belajar siswa di
rumah. Dengan dibelikan buku masalah itu akan terpecahkan, dan itu di luar kemampuan Anda. Dengan perkataan lain, yakinkan bahwa
masalah yang akan Anda pecahkan berada di dalam wilayah pembelajaran yang Anda kuasai. Contoh lain masalah yang berada di
luar kemampuan Anda adalah kebisingan kelas karena sekolah berada di dekat jalan raya.
2. Analisis dan Perumusan Masalah
Terkadang tanpa sadar guru telah melakukan PTK, yakni ketika guru melakukan evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan
tindak lanjutnya. Jika masalah sudah ditetapkan, masalah ini perlu dianalisis dan dirumuskan. Tujuannya adalah agar guru memahami
hakikat masalah yang dihadapi, terutama apa yang menyebabkan terjadinya masalah tersebut. Perumusan masalah didapatkan dari
berbagai masalah yang timbul dalam proses pembelajaran di kelas, lalu pilihlah masalah yang akan dikupas sesuai dengan kerangka
teoritis yang dimiliki. Untuk mengetahui penyebabnya, tiap masalah harus dianalisis, dengan merujuk kepada kerangka teoritis dan
pengalaman yang relevan sehingga guru dapat merencanakan pelaksanaan tindakan. Misalnya, untuk menganalisis penyebab contoh
permasalahan Ibu Brenda yang mengajarkan bahasa Inggris, guru dapat merujuk kepada teori keterampilan bertanya, dan mencari
penyebabnya dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: 1 Apakah rumusan pertanyaan yang dibuat guru sudah cukup jelas dan
singkat? 2 Apakah guru memberikan waktu yang cukup untuk berpikir sebelum meminta siswa menjawab? Jika setelah dianalisis, kedua
pertanyaan di atas dijawab dengan ya, tentu harus dicari penyebab lainnya. Misalnya, apakah penjelasan guru cukup jelas bagi siswa,
apakah bahasa yang digunakan guru mudah dipahami, dan apakah ketika menjelaskan guru memberikan contoh. Jika kedua pertanyaan di
atas dijawab tidak, kita sudah mendapat jawaban sementara, yaitu penyebab siswa tidak dapat menjawab pertanyaan guru adalah karena
pertanyaan yang diajukan guru tidak jelas dan sering panjang dan berbelit-belit, serta guru tidak memberi kesempatan kepada siswa
untuk berpikir. Jika ini yang dianggap sebagai penyebab, maka guru