4 80.0
100.0 5
60.0 100.0
6 20.0
100.0 7
40.0 100.0
8 80.0
100.0 9
60.0 100.0
10 0.0
100.0 Pada hari ketiga juga terdapat dua kelompok yang diamati. Untuk
kelompok pertama ada 3 indikator yang persentasenya rendah, yaitu indikator 3, 7, dan 10. Untuk 7 indikator lainnya persentase aktivitas siswa
tergolong tinggi. Keterlibatan siswa di kelompok kedua dinilai baik karena semua indikator menunjukan persentase yang tinggi.
Sedangkan untuk indikator 10 pada kelompok pertama memperoleh persentase 0 karena kurangnya disiplin dari siswa dan juga pengawasan
dari guru sehingga pada kelompok pertama ini siswa dengan leluasa menggunakan gadget selama pembelajaran berlangsung.
4. Analisis Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry
Berdasarkan data hasil pengamatan, adapun persentase keterlaksaaan pembelajaran inquiry pada setiap pertemuan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.23 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3
100 94
100 Tabel di atas menunjukan bahwa persentase keterlaksanaan
pembelajaran inquiry pada ketiga pertemuan tergolong tinggi. Walaupun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demikian terdapat beberapa hal yang menjadi bahan evaluasi pada ketiga pertemuan dan akan dibahas pada bagian pembahasan
5. Analisis Hasil Wawancara Siswa
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 orang siswa, maka
berikut adalah kesimpulan terhadap wawancara siswa. Tabel 4.24 Analisis Hasil Wawancara Siswa
No Pertanyaan
Kesimpulan
1 Apakah Anda senang
mengikuti pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran inquiry?
Siswa senang
mengikuti pembelajaran
matematika dengan model pembelajaran inquiry. Materi yang diajarkan lebih mudah
dipahami siswa. Siswa juga menyenangi
karena belajar dengan MPI lebih santai dan
bebas. Melalui pembelajaran ini siswa secara mandiri dapat menemukan rumus aturan sinus
dan kosinus. 2
Menurut Anda, apakah menggunakan model
pembelajaran inquiry memudahkan dalam
memahami pembelajaran matematika?
Beberapa siswa mudah merasa mudah memahami
matematika karena
dengan metode diskusi kelompok pada pembelajaran
inquiry siswa
bisa bertanya
ataupun berdiskusi disaat menemui kesulitan. Selain
itu siswa dapat lebih mudah paham karena telah terlebih dahulu mengetahui asal dari
rumus yang digunakan. Namun ada beberapa siswa mengakui
kesulitan memahami materi jika pembelajaran dilakukan dengan kegiatan inquiry karena
proses menemukan rumus aturan sinus atau kosinus tidak mudah dilakukan. Siswa juga
tidak mudah paham karena tidak senang jika pembelajaran dilakukan secara berkelompok.
3 Apakah dengan model
pembelajaran inquiry, apakah Anda mudah
mengingat materi pelajaran matematika?
Sejalan dengan indikator nomor 2 , siswa merasakan mudah mengingat karena terlibat
dalam presentasi dan kegiatan menemukan rumus. Siswa juga mengingat karena adanya
kegiatan review di awal pembelajaran serta suasana pembelajaran yang santai serta
atraktif memudahkan siswa memahami dan mengingat materi yang dipelajari
4 Apakah dengan penerapan
model pembelajaran inquiry mendorong Anda
untuk menemukan pengetahuan baru?
Siswa menyadari mendapatkan pengetahuan baru
dengan belajar
dengan model
pembelajaran inquiry yakni berupa aturan sinus dan kosinus.
5 Apakah belajar matematika
menggunakan model pembelajaran inquiry
membuat Anda merasa termotivasi belajar
matematika? Siswa merasa termotivasi untuk belajar
dengan model pembelajaran inquiry dirasa lebih santai dan tidak membosankan sehingga
siswa tergerak untuk mengerjakan tugas atau pun belajar matematika. Ada juga yang
mengatakan termotivasi karena aturan sinus