Prestasi Belajar Siswa Minat Belajar Siswa

tinggi. Sedangkan untuk aktivitas siswa di kelompok kedua dinilai baik karena semua indikator menunjukan persentase yang tinggi. Maka dapat disimpulkan aktivitas siswa terhadap pembelajaran inquiry tergolong baik karena pada tiap kelompok dari 10 indikator yang diamati sebagian besar indikator menunjukan persentase yang tergolong tinggi. b. Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry Hasil pengamatan terhadap pembelajaran inquiry menunjukan bahwa pembelajaran inquiry telah terlaksana dengan baik. Hal ini ditunjukan dengan persentase keterlaksanaan yang tinggi pada ketiga pertemuan, yakni 100 pada pertemuan pertama, 94 pada pertemuan kedua, 100 pada pertemuan ketiga. Sebagian besar persentase aktivitas siswa tergolong dalam kriteria baik dan persentase keterlaksanaan pembelajaran inquiry juga tergolong dalam kriteria baik, maka dapat disimpulkan pembelajaran matematika dengan model inquiry telah terlaksana dengan baik. 2. Prestasi Belajar Siswa Hasil analisis tes prestasi belajar menunjukan terdapat 3,85 siswa memperoleh hasil sangat baik, 46,15 memperoleh hasil baik, 7,69 siswa memperoleh hasil cukup, 23,08 siswa memperoleh hasil kurang, dan 19,23 memperoleh hasil sangat kurang. Jika diakumulasikan persentase siswa yang berada pada kategori cukup, tinggi, dan sangat tinggi sebanyak 57,69. Hal ini menunjukan bahwa terdapat lebih dari PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI setengah siswa menunjukan prestasi belajar yang cukup baik setelah mengikuti pembelajaran inqury. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiry efektif jika ditinjau dari prestasi belajar siswa.

3. Minat Belajar Siswa

a. Hasil analisis terhadap angket minat belajar siswa menunjukan, 15,38 siswa yang termasuk dalam kategori minat sangat tinggi, 73,08 siswa dengan kategori minat tinggi, 11,54 siswa masuk dalam kategori minat cukup dan masing-masing 0 pada kategori rendah dan sangat rendah. menunjukan minat terhadap pembelajaran inquiry yang cukup baik. b. Berdasarkan hasil wawancara terhadap tanggapan siswa terhadap pembelajaran inquiry yang telah diikuti maka dapat disimpulkan beberapa hal. Sebagian besar siswa senang mengikuti pembelajaran inqury. Belajar matematika dengan model pembelajaran inquiry dirasa siswa lebih santai, bebas, serta siswa senang karena bisa menemukan sendiri rumus aturan sinus dan kosinus. Pada pembelajaran inquiry siswa menjadi lebih aktif yang ditunjukan dengan menyelesaikan LKS, mencari informasi pada buku atau modul, bertanya kepada guru atau teman untuk menyelesaikan permasalahan serta menjawab pertanyaaan yang diajukan guru. Siswa juga merasa termotivasi untuk belajar dengan model pembelajaran inquiry karena dirasa lebih santai dan tidak membosankan sehingga siswa tergerak untuk mengerjakan tugas atau pun belajar matematika. Ada juga yang mengatakan termotivasi karena aturan sinus dan kosinus yang telah dipelajari dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun masih ada siswa yang merasa tidak termotivasi karena memang tidak menyukai pelajaran matematika. Analisis angket minat belajar menunjukan bahwa sebesar 88,46 siswa dikategorikan memiliki minat belajar yang tinggi pada pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inquiry. Hal ini diperkuat pula dengan hasil wawancara yang menunjukan respon positif yang menunjukan bahwa siswa memiliki minat terhadap pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inquiry. Maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran inquiry efektif jika ditinjau dari minat belajar siswa.

B. Saran

1. Bagi guru a. Guru dapat mencoba menggunakan model pembelajaran inquiry dalam pembelajaran matematika sehingga dapat memaksimalkan prestasi belajar maupun minat belajar siswa.. Namun agar pembelajaran matematika dapat berjalan dengan efektif perlu dipersiapkan dengan matang manajemen kelas dan pengalokasian waktu pada setiap tahap- tahap inquiry PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ini sebaiknya dipakai dalam kelas kecil, sehingga guru dapat mengamati secara cermat partisipasi dan perkembangan setiap siswa. 2. Bagi peneliti a. Peneliti dianjurkan untuk melakukan observasi secara mendalam mengenai karakteristik subyek penelitian sebelum melaksanakan penelitian.

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X-6 SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

2 7 392

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 2 232

Hubungan motivasi, minat dan sikap belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan aturan sinus dan aturan kosinus di kelas X 2 SMA Kolese De Britto Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

0 22 336

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 2 8

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 5 230

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 0 8

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 0 8

Tingkat keaktifan dan hasil belajar pada pokok bahasan aturan sinus dan kosinus menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) siswa kelas XI TKJ SMKN 2 Depok tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 235

DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL ATURAN SINUS KOSINUS DAN LUAS SEGITIGA SERTA UPAYA REMEDIALNYA KELAS X SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA

0 5 212