Analisis Hasil Wawancara Siswa
pertemuan pertama, kegiatan menentukan hipotesis atau dugaan awal telah terlaksana namun belum maksimal. Pada kegiatan ini, guru
bermaksud mengarahkan siswa menentukan hipotesis dengan berbantu konsep-konsep trigonometri yang telah dipelajari sebelumnya. Namun
banyak siswa yang lupa dengan konsep-konsep tersebut, sehingga penentuan hipotesis banyak dilakukan oleh guru.
Tahap menemukan informasi juga tidak berjalan maksimal pada beberapa kelompok siswa. Walaupun telah diberikan LKS dan
modul materi, banyak siswa yang masih bertanya langsung pada peneliti mengenai cara memecahkan masalah yang ada. Hal ini
dikarenakan beberapa konsep trigonometri dasar tidak dikuasai siswa dan faktor lupa seperti yang telah dikemukakan sebelumnya.
Peneliti telah mengantisipasi dengan menyiapkan modul materi untuk tiap kelompok. Beberapa kelompok pun berinisiatif untuk
membaca modul tersebut dan berhasil memperoleh informasi yang relevan dalam menemukan aturan sinus. Hal lain yang tampak saat
pembelajaran inquiry adalah sebagian besar siswa bermain gadget saat pembelajaran. Beberapa siswa yang terlalu asyik bermain gadget
sehingga tidak fokus pada kerja kelompok. Walaupun terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan pembelajaran inquiry pada hari
pertama namun terdapat kelompok siswa yang berhasil memecahkan masalah. Saat kelompok siswa mempresentasikan hasil pekerjaan di
depan kelas, kelompok siswa lain memperhatikan dengan antusias. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karena terdapat kendala seperti yang telah disampaikan di atas, banyak waktu dihabiskan pada kegiatan inquiry. Sehingga tidak cukup
waktu untuk melakukan kegiatan penutup pada pertemuan pertama. Maka dapat disimpulkan, pembelajaran inquiry sudah terlaksana
namun tidak terlaksana maksimal. b.
Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, untuk kelompok pertama aktivitas
siswa tergolong baik karena menunjukan 3 indikator yang persentasenya rendah sedangkan persentase untuk 7 indikator lainnya
tergolong tinggi. Untuk kelompok kedua aktivitas siswa dinilai baik karena persentase dari 9 indikator tergolong tinggi dan terdapat 1
indikator yang persentasenya rendah Pada pertemuan kedua aktivitas siswa mengalami peningkatan
dibandingkan pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan inquiry siswa lebih aktif dibandingkan pada pertemuan pertama. Dalam bimbingan
guru, siswa berpartisipasi aktif dalam proses menentukan dugaan awal. Pada kegiatan diskusi kelompok, kelompok siswa mulai mandiri
berdiskusi dan membaca buku sumber untuk memperoleh informasi untuk memecahkan masalah.
Masih ada beberapa kelompok siswa yang bertanya, karena adanya konsep-konsep dasar trigonometri yang tidak dipahami siswa.
Meskipun masih banyak bermain gadget saat pembelajaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berlangsung, namun intensitas penggunaanya mulai berkurang jika dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya.
Pada pertemuan kedua ini keterlaksanaan pembelajaran inquiry hanya 98,25. Terdapat satu indikator yang tidak terlaksana yaitu
mempresentasikan hasil pekerjaan karena waktu tidak mencukupi. Sebagai gantinya guru hanya melakukan cross check untu jawaban
siswa di tiap kelompok. c.
Pertemuan Ketiga Pada pertemuan ketiga untuk kelompok pertama ada 3
indikator yang persentasenya rendah dan 7 indikator lainnya persentasenya tergolong tinggi. Sedangkan untuk aktivitas siswa di
kelompok kedua dinilai baik karena semua indikator menunjukan persentase yang tinggi.
Berdasarkan pengamatan
terhadap keterlaksanaan
pembelajaran inquiry, semua indikator telah terlaksana 100. Pada pertemuan ketiga, tidak terdapat kendala yang berarti. Aktivitas siswa
mengalami peningkatan
dibandingkan pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Walaupun masih ditemui siswa yang bermain gadget saat
pembelajaran namun intensitasnya telah berkurang dibandingkan pertemuan kedua. Sebagian besar siswa terlibat aktif pada setiap tahap-
tahap pembelajaran inquiry. Maka dapat disimpulkan pembelajaran inquiry hari ketiga telah terlaksana dengan baik.
Dari pembahasan terdapat beberapa kendala yang menonjol di antaranya masih rendahnya kesadaran siswa untuk menemukan informasi
melalui membaca buku. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti hal ini disebabkan karena sehari-hari siswa tidak memiliki buku paket
matematika. Buku paket matematika hanya tersedia di perpustakaan sekolah dan hanya dipinjam sewaktu-waktu atas perintah guru saat
pelajaran matematika berlangsung. Pada setiap pertemuan masih ditemukan siswa yang tidak fokus
pada pembelajaran karena sibuk bermain gadget. Berdasarkan hasil wawancara, siswa sudah terbiasa untuk menggunakan gadget saat
pembelajaran berlangsung. Selain itu model inquiry pada pembelajaran matematika baru pertama kali dikuti oleh subyek penelitian. Sehingga
tidak dapat dipungkiri siswa masih kebingungan ketika belajar dengan model pembelajaran inquiry.
Walaupun terdapat
kendala pada
pelaksanaanya, namun
pembelajaran inquiry pada ketiga pertemuan telah terlaksana dengan baik. Hal ini diperkuat berdasarkan analisis lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran inquiry yang menunjukan persentase keterlaksanaan pembelajaran pada tiga pertemuan termasuk dalam kriteria baik dan
analisis observasi aktivitas menunjukan sebagian besar persentase aktivitas siswa tergolong dalam kriteria baik pula. Maka dapat disimpulkan
pembelajaran inquiry di kelas X-B sudah terlaksanakan dengan baik PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI