Pembelajaran Matematika Landasan Teori

kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. b. Tahap Pembelajaran Inquiry Langkah-langkah pembelajaran inquiry dijabarkan melalui tabel berikut ini. Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inquiry Fase Perilaku Guru 1. Menyajikan pertanyaan atau masalah Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis 2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan 3. Melakukan kegiatan mengumpulkan dan menganalisis informasi Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah- langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan untuk memverifikasi atau menguji hipotesis tersebut. Siswa berdiskusi untuk mendapatkan informasi yang relevan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4. Membuat Kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan dimodifikasi dari Triantoro: 2007 Model pembelajaran inquiry pada awalnya lebih banyak digunakan dalam pembelajaran sains. Pembelajaran sains sendiri berkaitan erat dengan alam, isinya, dan juga fenomena yang terjadi didalamnya. Sehingga untuk menjawab suatu permasalahan dapat dengan mudah diprediksi melalui fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam matematika masalah bisa juga berasal dari obyek-obyek abstrak di dalam matematika itu sendiri. Untuk membuat prediksi akan solusi dari permasalahan sejenis ini tentunya membutuhkan keterampilan penalaran logis yang mendalam. Ide-ide matematika yang dihasilkan pun belum tentu dapat dengan mudah ditangkap oleh indera. Maka penentuan hipotesis tidak mutlak ada dalam pembelajaran matematika. Untuk menyelesaikan masalah, siswa didorong untuk langsung mencari informasi, ide dan konsep yang relevan. c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry Pembelajaran dengan menggunakan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry memiliki beberapa keunggulan di antaranya : 1. Pembelajaran inquiry menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran inquiry dianggap lebih bermakna. 2. Pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. 3. Inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4. Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan akan terhambat dengan peserta didik yang lemah dalam belajar. Walaupun demikian bukan berarti siswa dengan kemampuan dibawah rata- rata tidak dapat belajar dengan model pembelajaran ini. Menurut Suryosubroto 1997 kegiatan menemukan pada pembelajaran inquiry memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri. Disamping memiliki keunggulan, pembelajaran inquiry juga memiliki kelemahan sebagai berikut: 1. Jika digunakan dalam pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik 2. Pembelajaran inquiry sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering peserta didik dan guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. 4. Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik bagi setiap peserta didik. Walaupun memiliki beberapa kelemahan namun model pembelajaran inquiry sangat dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika. Eruce Weil dalam Hosnan: 2014 menyebut bahwa latihan inquiry dapat menambah pengetahuan sains, menghasilkan kemampuan berpikir kreatif, keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis data. Dalam pembelajaran matematika, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan ini dapat berguna bagi siswa dalam proses penalaran dan pemecahan masalah konsep-konsep abstrak yang ada dalam matematika.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar Dalam Bahasa Indonesia prestasi berarti “hasil usaha”. Maka secara sederhana prestasi belajar dapat diartikan sebagai sebuah hasil usaha sebagai akibat dari adanya proses belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X-6 SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

2 7 392

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 2 232

Hubungan motivasi, minat dan sikap belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan aturan sinus dan aturan kosinus di kelas X 2 SMA Kolese De Britto Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

0 22 336

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 2 8

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 5 230

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 0 8

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 0 8

Tingkat keaktifan dan hasil belajar pada pokok bahasan aturan sinus dan kosinus menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) siswa kelas XI TKJ SMKN 2 Depok tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 235

DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL ATURAN SINUS KOSINUS DAN LUAS SEGITIGA SERTA UPAYA REMEDIALNYA KELAS X SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA

0 5 212