Karakteristik dan Tahapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Langkah-langkah Model Pembelajaran Problem Based Learning

dukungan dari sekolah terkait permasalahan-permasalahan yang akan diselesaikan siswa berdasarkan cakupan materi seperti penyediaan alat pembelajaran. Peneliti juga lebih banyak membaca jurnal penelitian sehingga saat terjadi perbedaan pemahaman konsep, guru bisa meluruskan hal tersebut dengan alasan-alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

C. MATERI BIOLOGI SISTEM SIRKULASI DARAH

Pembelajaran ini didasarkan pada Kompetensi Dasar 3.4 adalah struktur jaringan penyusun organ pada sistem sirkulasi dan mengaitkannya dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme peredaran darah serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem sirkulasi manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi dan kompetensi dasar 4.6 yaitu Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi darah, jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan gangguan sistem peredaran darah manusia melalui berbagi bentuk media presentasi. Dalam penelitian ini siswa akan mengetahui dan mengerti sistem sirkulasi pada manusia dan sistem sirkulasi pada hewan. Secara garis besar materi yang dipelajari adalah menjelaskan tentang komponen sistem sirkulasi, mekanisme sistem sirkulasi, dan kelainan dan gangguan pada sistem sirkulasi dan perbedaan sistem sirkulasi pada hewan.

D. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN

Sebagai acuan dalam pembuatan penelitian ini maka peneliti menggunakan beberapa hasil penelitian yang relevan sebagai berikut : 1. Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah PBM Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar JAS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung pada Materi Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya Kurniawan, 2014. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah PBM dengan pendekatan Jelajah Alam Sekitar JAS dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa kelas VII SMP Xaverius 3 Bandar Lampung dan terdapat korelasi antara kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari siklus I kemampuan berpikir kritis siswa berdasarkan observasi dan anlisis LKS sebesar 60,76 meningkat pada siklus II mencapai 81,88. Nilai rata – rata hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 58 meningkat pada siklus II mencapai 81. Hasil belajar afektif pada siswa pada siklus I sebesar 61,53 dan meningkat pada siklus II mencapai 84,16. Hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I sebesar 61,53 meningkat pada siklus II mencapai 80,76. 2. Penelitian Tindakan Kelas oleh Rahayu 2011 yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Tema Pencemaran Lingkungan dan Cara Menanggulanginya di kelas VII B SMP Negeri 1 Prambanan Klaten Tahun Ajaran 20102011” menyimpulkan bahwa pelaksanan model pembelajaran PBL paling efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas VII B SMP Negeri 1 Prrambanan Klaten pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan nilai rata-rata posttest pada setiap siklusnya, siklus I rata-rata posttest 71,28 meningkat menjadi 76,16 pada siklus II dengan indikator keberhasilan sebesar 92,30.

E. KERANGKA BERPIKIR

Proses pembelajaran akan lebih aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan jika guru secara cerdas dapat menggunakan apersepsi pengalaman atau bahan ajar baru dikaitkan dengan bahan ajar yang lalu atau pengalaman lama yang telah dimiliki peserta didik. Berdasarkan hal tersebut pemilihan model pembelajaran dengan menerapkan model Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa hasil belajar dari siswa kelas XI IPA 1 masih rendah. Rendahnya hasil belajar dikarenakan guru masih menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajarannya. Guru memberi pelajaran dengan metode ceramah di depan kelas, siswa justru bermain sendiri dengan teman sebangkunya tanpa memperdulikan dan memperhatikan penjelasan dari guru. Untuk mengatasi permasalahan ini, maka perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar. Salah satu model