Vitamin dan Mineral Gambaran Umum Pola Pengobatan pada Kasus Diabetes Melitus dengan

49 gula darah setelah makan dapat diturunkan. Golongan ini tidak tergantung penggunaan glukosa maupun sekresi insulin. Jadi, obat ini dapat dipakai untuk semua pasien DM. Sama halnya dengan kelompok glikuidon dari golongan sulfonilurea, Akarbosa juga memiliki onzet yang cepat yaitu 30 menit dan durasi yang singkat yaitu 4 jam. Metformin bekerja dengan cara menghambat glukoneogenesis dan meningkatkan penggunaan glukosa di jaringan. Obat ini efektif jika terdapat insulin endogen. Metformin termasuk ke dalam golongan biguanida. Dari golongan insulin, insulin dengan kerja singkat paling banyak diberikan, diikuti dengan insulin kerja sedang mula kerja singkat dan insulin sediaan campuran. Sama seperti ADO, penggunaan insulin juga diharapkan memiliki kerja atau durasi yang singkat agar pasien yang harus diberikan obat dari kelas terapi lain yang mungkin dapat menimbulkan interaksi dapat dihindarkan.

2. Vitamin dan Mineral

Kelas terapi vitamin dan mineral terdiri dari golongan elektrolit dan mineral, kalsium dengan vitamin, vitamin B dengan vitamin C, dan vitamin K. Kasus DM dengan komplikasi nefropati diabetik di RS Bethesda menerima kelas terapi vitamin dan mineral yang bertujuan untuk mengembalikan kondisi pasien karena kehilangan cairan atau dehidrasi dan kehilangan elektrolit yang dapat terjadi melalui saluran kemih atau saluran cerna. Kehilangan melalui saluran cerna dapat terjadi akibat muntah dan diare. Selera makan yang menurun dapat mengakibatkan berkurangnya asupan vitamin dan mineral dari luar. Pada kondisi ini pasien juga dapat diberikan vitamin dan mineral. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50 Elektrolit dan mineral merupakan golongan obat yang paling banyak diberikan dengan presentase 90,0. Elektrolit dan mineral dapat diberikan jika diet diketahui tidak memadai atau asupan gizi tidak mencukupi. Jenis obat yang paling banyak diberikan dari golongan obat ini adalah Asering dengan presentase sebesar 46,7 diikuti dengan Maltosa dengan presentase sebesar 43,3. Asering diindikasikan untuk terapi cairan pengganti yang hilang secara akut. Sedangkan Maltosa diberikan dengan tujuan mensuplai penambahan air dan karbohidrat pada pasien DM. NaCl kombinasi digunakan untuk mengganti air dan elektrolit pasien DM dengan komplikasi nefropati yang mungkin hilang karena pasien mengalami dehidrasi akibat terlalu banyaknya cairan yang dikeluarkan. Tabel XI. Golongan dan Jenis Vitamin dan Mineral pada Kasus DM dengan Komplikasi Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta Periode Tahun 2005 No. Golongan Obat Jumlah Kasus n=30 Presentase Jenis Obat Jumlah Kasus n=30 Presentase Asering 14 46,7 Tutofusin Ops 1 3,3 Maltosa 13 43,3 NaCl 7 23,3 NaCl kombinasi 11 36,7 Kalium L- aspartat 4 13,3 Dextrose 5 4 13,3 Dextrose 10 3 10,0 1. Elektrolit dan Mineral 27 90,0 Dextrose 40 3 10,0 Kalsium Karbonat 19 63,3 Kalsium 6 20,0 2. Kalsium dengan Vitamin 24 80,0 Garam kalsium 1 3,3 Vitamin B 1 3 10,0 3. Vitamin B dengan Vitamin C 4 13,3 Vitamin B 1 , B 6 , B 12 3 10,0 4. Vitamin K 1 3,3 Vitamin K 1 3,3 51 Golongan terbanyak kedua setelah elektrolit dan mineral yang diberikan kepada pasien DM dengan nefropati adalah golongan kalsium dengan vitamin. Jenis obat kalsium dengan vitamin yang paling banyak diberikan adalah Kalsium Karbonat dengan presentase 63,3. Pasien DM dengan komplikasi nefropati membutuhkan suplemen kalsium untuk mencegah terjadinya kekurangan kalsium akibat penggunaan diuretik atau akibat banyaknya urin yang dikeluarkan oleh pasien. Vitamin diberikan untuk pencegahan dan pengobatan defisiensi spesifik.

3. Obat Sistem Kardiovaskuler

Dokumen yang terkait

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

1 18 117

Evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalansi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2 6 161

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005.

0 1 101

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005 - USD Repository

0 0 99

EVALUASI PENGOBATAN PADA KASUS DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2005 SKRIPSI

0 0 149

Evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalansi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 - USD Repository

0 0 159

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta - USD Repository

0 0 115

EVALUASI PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA TAHUN 2005 SKRIPSI

0 0 100

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010 - USD Repository

0 2 120

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Mei 2008- Mei 2009 - USD Repository

0 1 115