62
Tabel XVIII. Golongan dan Jenis Obat Saluran Urinaria pada Kasus DM dengan Komplikasi Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda
Yogyakarta Periode Tahun 2005 No.
Golongan Obat Jenis Obat
Jumlah Kasus n=30
Presentase 1.
Obat lain yang beraksi di sistem genital-urinaria
Ketoacid essensial 9
30,0 2.
Antiinfeksi pada vagina Nimorazol, nistatin,
kloramfenikol 1
3,3
10.
Obat Otot Skelet dan Sendi
Obat otot skelet dan sendi yang digunakan meliputi Anti Inflamasi Nonsteroid AINS dan obat untuk mengatasi gout. Presentase golongan dan jenis
obat dapat dilihat pada tabel XIX. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah obat untuk mengatasi gout. Allopurinol merupakan obat yang paling banyak
digunakan dengan presentase 16,7. Allopurinol diindikasikan untuk mencegah gout dan batu asam urat dan kalsium oksalat di ginjal.
Tabel XIX. Golongan dan Jenis Obat Otot Skelet dan Sendi pada Kasus DM dengan Komplikasi Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda
Yogyakarta Periode Tahun 2005 No.
Golongan Obat Jenis Obat
Jumlah Kasus n=30
Presentase Ketoprofen
2 6,7
1. AINS
Naproksen Na. 1
3,3 2.
Obat untuk Mengatasi Gout
Allopurinol 5
16,7
Penggunaan AINS dibutuhkan perhatian pada pasien yang memiliki gangguan pada ginjalnya karena obat-obat ini diekskresikan melalui urin sehingga
bila tidak dipantau penggunaannya dapat memperburuk fungsi ginjal.
11. Analgesik
Pada kasus DM dengan komplikasi nefropati diabetik juga diberikan obat analgesik selama masa perawatannya di RS Bethesda. Obat analgesik yang diberikan
terdiri dari 2 golongan obat yaitu analgesik non opioid dan analgesik opioid. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel XX menunjukkan bahwa analgesik non opioid lebih besar daripada analgesik opioid dengan presentase masing-masing sebesar 23,3 dan 3,3.
Analgesik non opioid yang diberikan meliputi Parasetamol, Ketorolak trometamin, dan Metampiron. Analgesik tersebut diberikan untuk mengurangi rasa nyeri dan
menurunkan panas yang menjadi keluhan pada beberapa pasien. Ketorolak trometamin digunakan untuk penanganan jangka pendek nyeri akut pasca bedah yang
sedang hingga berat karena pasien yang diberikan obat tersebut mengeluh nyeri setelah menjalani operasi.
Tramadol merupakan satu-satunya obat analgesik opioid yang diberikan pada pasien DM dengan komplikasi nefropati di RS Bethesda. Hal ini dikarenakan
pada pasien tersebut mengalami nyeri perut dan tidak bisa teratasi dengan analgesik non-opioid.
Tabel XX. Golongan dan Jenis Obat Analgesik pada Kasus DM dengan Komplikasi Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta
Periode Tahun 2005 No.
Golongan Obat
Jumlah Kasus
n=30 Presentase
Jenis Obat Jumlah
Kasus n=30
Presentase Parasetamol
4 13,3
Metampiron 2
6,7 1.
Analgesik Non-opioid
7 23,3
Ketorolak trometamin
3 10,0
2. Analgesik
Opioid 1
3,3 Tramadol
1 3,3
12.
Obat Sistem Pernafasan
Obat saluran pernafasan yang digunakan meliputi bronkodilator antimuskarinik, mukolitik, dan antitusif. Presentase golongan obat sistem saluran
pernafasan dapat dilihat pada tabel XXI. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Mukolitik digunakan untuk mengurangi viskositas sputum. Pemberian antitusif ditujukan untuk mengatasi keluhan batuk yang dialami pasien baik selama
pasien menjalani perawatan. Obat bronkodilator antimuskarinik diberikan untuk mengatasi sesak yang dialami oleh pasien.
Tabel XXI. Golongan dan Jenis Obat Sistem Pernafasan pada Kasus DM dengan Komplikasi Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda
Yogyakarta Periode Tahun 2005 No.
Golongan Obat Jumlah
Kasus n=30
Presentase Jenis Obat
Jumlah Kasus
n=30 Presentase
1. Bronkodilator
antimuskarinik 1
3,3 Ipratropium
bromida 1
3,3 Bromheksina
1 3,3
2. Mukolitik
2 6,7
Ambroxol 1
3,3 3.
Antitusif 2
6,7 Dekstrometorfan
2 6,7
13. Obat Mata