54
bradikinin sehingga tidak menimbulkan batuk kering yang biasanya timbul pada pengobatan dengan penghambat ACE. Sehingga golongan obat ini digunakan
sebagai alternatif untuk pasien yang harus menghentikan obat penghambat ACE karena batuk yang timbul. Irbesartan merupakan jenis obat dari golongan
antihipertensi antagonis reseptor angiotensin II yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini juga diberikan antiangina pada kasus dengan riwayat hipertensi dan profilaksis angina. Antiplatelet digunakan untuk mengurangi agregasi
platelet sehingga dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri. Obat hipolipidemik yang diberikan terdiri dari jenis obat fenofibrat dan simvastatin.
Golongan obat ini digunakan untuk menurunkan kadar lipid pada pasien yang mengalami hiperlipidemia. Hemostatik diberikan untuk menghentikan perdarahan.
Pentoksilfilin sebagai vasodilator perifer bekerja mempengaruhi sifat aliran darah dengan cara menurunkan viskositas darah dan memperbaiki fluiditas eritrosit.
4. Obat Sistem Saraf Pusat
Obat sistem saraf pusat yang diberikan di sini adalah obat untuk mual dan vertigo, nootropik dan neurotonik, ansiolitik, antipsikotik, dan antiparkinson. Tabel
XIII menunjukkan golongan obat sistem saraf pusat yang diberikan. Obat nootropik dan neurotonik merupakan obat yang paling banyak
diberikan dengan presentase 66,7. Mekobalamin merupakan obat yang paling banyak diberikan dari golongan ini. Obat ini diindikasikan untuk neuropati perifer.
Pasien DM dengan komplikasi nefropati juga mengalami mual yang mungkin saja terjadi karena efek samping obat atau mual biasa yang menyertai
55
vertigo. Mual yang dialami pasien juga merupakan salah satu gejala dari nefropati diabetik.
Haloperidol merupakan obat antipsikotik yang digunakan untuk mengatasi pasien yang gelisah, berontak, tidak dapat berkomunikasi dengan baik, dan
mengalami halusinasi. Haloperidol bekerja dengan menghambat reseptor dopamin di otak sehingga menyebabkan timbulnya gejala ekstrapiramidal seperti parkinson.
Untuk itu haloperidol diberikan bersama dengan obat triheksifenidil. Triheksifenidil merupakan obat antiparkinson yang dasar kerjanya mengurangi efektifitas kolinergik
yang berlebihan di ganglia basal. Obat ini digunakan untuk mengatasi parkinson akibat obat.
Tabel XIII. Golongan dan Jenis Obat Sistem Saraf Pusat pada Kasus DM dengan Komplikasi Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda
Yogyakarta Periode Tahun 2005 No.
Golongan Obat Jumlah
Kasus n=30
Presentase Jenis Obat
Jumlah Kasus
n=30 Presentase
Klobazam 2
6,7 Diazepam
4 13,3
1. Ansiolitik
9 30,0
Alprazolam 3
10,0 Ondansetron
3 10,0
Dimenhidrinat 1
3,3 2.
Obat untuk Mual dan Vertigo
5 16,7
Betahistamin 1
3,3 Klorpromasin
1 3,3
Haloperidol 3
10,0 3.
Antipsikotik 5
16,7 Aripripazol
1 3,3
4. Antiparkinson
2 6,7
Triheksifenidil 2
6,7 Pirasetam
6 20,0
5. Nootropik dan
Neurotonik 20
66,7 Mekobalamin
14 46,7
5. Antianemia
Pada kelas terapi antianemia diberikan golongan antianemia untuk anemia defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia karena gagal
56
ginjal. Distribusi pemberian golongan obat antianemia pada kasus DM dengan komplikasi nefropati diabetik dapat dilihat pada tabel XIV berikut ini.
Tabel XIV.
Golongan dan Jenis Obat Antianemia pada Kasus DM dengan Komplikasi Nefropati Diabetik di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda
Yogyakarta Periode Tahun 2005 No.
Golongan Obat Jumlah
Kasus n=30
Presentase Jenis Obat
Jumlah Kasus
n=30 Presentase
Ferofumarat 1
3,3 1.
Anemia defisiensi besi
3 10,0
FeOH
3
2 6,7
2. Anemia
megaloblastik 21
70,0 Asam Folat
21 70,0
Epoetin 2
6,7 3.
Anemia hipoplastik,
hemolitik, dan renal
7 56,7
Epoetin α
dan epoetin 5
16,7
Golongan obat antianemia yang paling banyak diberikan adalah antianemia
untuk anemia megaloblastik. Anemia megaloblastik disebabkan karena kekurangan vitamin B
12
atau asam folat. Pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang akan terganggu apabila terjadi kekurangan salah satu atau kedua faktor tersebut. Anemia
akan terjadi disertai dengan dilepasnya eritrosit berinti dan berukuran lebih besar daripada ukuran normalnya. Pada penelitian ini jenis obat dari golongan obat
antianemia megaloblastik adalah asam folat dengan presentase sebesar 70,0. Asam folat memiliki indikasi memelihara kesehatan, untuk kasus yang mengalami
defisiensi asam folat, dan sebagai suplemen pada masa hamil dan menyusui. Kasus DM dengan komplikasi nefropati yang menerima asam folat belum tentu menderita
anemia karena pada beberapa kasus memiliki angka hemoglobin dan hematokrit yang normal sehingga asam folat yang diberikan digunakan untuk menjaga
kesehatan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Antianemia lain yang diberikan adalah antianemia karena hipoplastik, hemolitik, dan renal. Anemia jenis ini dapat terjadi karena pasien mengalami
defisiensi eritropoietin terkait dengan gangguan pada ginjalnya. Kerusakan pada ginjal akan menyebabkan penurunan sekresi eritropoietin. Eritropoietin merupakan
hormon pengontrol eritropoiesis yang disekresi oleh ginjal. Produksi eritropoietin yang menurun akan menyebabkan gangguan pada eritropoiesis sehingga produksi
eritrosit akan menurun juga. Antianemia untuk anemia defisiensi besi diberikan pada kasus yang
mengalami defisiensi besi. Besi dibutuhkan untuk produksi hemoglobin Hb, sehingga defisiensi besi akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih
kecil dengan kandungan Hb yang rendah.
6. Obat Saluran Cerna