Farmasi Klinik Drug Related Problem DRP

29 b. Level B 1 Pembatasan protein menjadi ≤0,8 g kg -1 perhari ~10 kalori harian pada pasien nefropati. Pembatasan lebih lanjut mungkin berguna dalam memperlambat laju penurunan GFR pada pasien tertentu. 2 Kombinasi ACEI dan ARBs akan lebih banyak menurunkan albuminuria daripada hanya menggunakan satu golongan obat saja. c. Konsensus Ahli 1 Jika ACEI dan ARBs digunakan kadar kalium dalam serum dimonitor untuk mencegah terjadinya hiperkalemia Molitch, 2004.

D. Farmasi Klinik

Farmasi klinik didefinisikan sebagai segala aktivitas yang dilakukan oleh seorang farmasis dalam usahanya untuk mencapai terapi obat rasional yang aman, tepat, dan cost effective. Kunci utamanya adalah pemantauan terapi obat yang bertujuan untuk mengoptimalkan terapi dan meminimalkan efek obat yang tidak diinginkan Seto, Nita, dan Triana, 2004. Praktek farmasi klinik yang didasarkan pada paradigma Asuhan Kefarmasian tersebut tidak hanya dapat dipraktekkan di rumah sakit tetapi dapat juga diterapkan pada area praktek kefarmasian lainnya, seperti di apotek, klinik, dan lain sebagainya. Pada umumnya, praktek farmasi klinik lebih diterapkan di rumah sakit di mana terdapat hubungan dan interaksi yang dekat antara farmasis, dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. Tetapi perlu diperhatikan juga bahwa sebagian obat digunakan di luar rumah sakit, baik itu berupa obat yang dibeli di apotek dengan menggunakan resep dokter ataupun sebagai obat bebas Seto dkk, 2004. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30 Praktek farmasi klinik yang dilakukan oleh farmasis rumah sakit dapat berbeda dengan yang dilakukan oleh farmasis komunitas tetapi perlu diingat bahwa tujuannya selalu sama. Tujuan praktek farmasi klinik yaitu menyelesaikan problem yang berkaitan dengan obat Drug Related Problem atau DRP, serta menjamin penggunaan obat yang aman dan tepat bagi tiap penderita Seto dkk, 2004. Fungsi utama dari seorang farmasis klinik adalah pengumpulan data penderita, identifikasi problem, menyusun outcome yang diinginkan, mengevaluasi pilihan terapi, individualisasi terapi obat, dan pemantauan outcome Seto dkk, 2004.

E. Drug Related Problem DRP

Permasalahan dalam farmasi klinis terutama muncul karena pemakaian obat. Drug Related Problem DRP atau sering diistilahkan dengan Drug Therapy Problem DTP adalah kejadian atau efek tidak diharapkan yang dialami pasien dalam proses terapi dengan obat dan secara aktual atau potensial bersamaan dengan outcome yang diharapkan Cipolle, Strand, dan Morley, 1998. Menurut Seto dkk 2004 DRP adalah sebuah kejadian atau problem yang melibatkan terapi obat penderita yang mempengaruhi pencapaian outcome. Drug Related Problem terdiri dari aktual DRP dan potensial DRP. Aktual DRP adalah problem yang sedang terjadi berkaitan dengan terapi obat yang sedang diberikan pada penderita. Sedangkan potensial DRP adalah problem yang diperkirakan akan terjadi yang berkaitan dengan terapi obat yang sedang digunakan oleh penderita Seto dkk, 2004. Penelitian terhadap masalah-masalah dalam terapi merupakan kajian yang menarik sekaligus menantang. Masalah-masalah dalam kajian DRP dirumuskan dalam Pharmaceutical Care Practice oleh Cipolle dkk h 82;1998. Masalah- masalah dalam kajian DRP dapat ditunjukkan oleh kemungkinan penyebab DRP disajikan dalam tabel V. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31 Tabel V. Drug Related Problem dan Kemungkinan Penyebabnya Cipolle dkk , 1998 . Drug Related Problem Kemungkinan Penyebab DRP 1. Butuh obat Need for additional drug therap y a. Pasien dengan kondisi baru yang membutuhkan obat b. Pasien kronis yang membutuhkan kelanjutan terapi obat c. Pasien dengan kondisi yang membutuhkan kombinasi obat d. Pasien dengan kondisi yang beresiko dan membutuhkan obat untuk mencegahnya 2. Tidak perlu obat Unnecersary drug Therapy a. Tidak ada indikasi pada saat itu b. Pasien mendapat obat dalam dosis toksik c. Kondisi pasien akibat drug abuse d. Pasien lebih baik disembuhkan dengan non drug terapi e. Pemakaian multiple drug yang seharusnya cukup hanya dengan single drug terapi saja f. Pasien minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan 3. Obat tidak tepat Wrong dru g a. Kondisi pasien yang menyebabkan obat bekerja tidak efektif kurang sesuai dengan indikasinya b. Pasien mempunyai alergi terhadap obat-obat tertentu c. Obat yang diberikan memiliki faktor resiko kontraindikasi dengan obat lain yang juga dibutuhkan d. Efektif namun bukan yang paling murah e. Efektif namun bukan yang paling aman f. Penggunaan antibiotika yang sudah resisten terhadap infeksi pasien g. Adanya kombinasi obat yang tidak perlu 4. Dosis kurang Dosage too low a. Dosis yang digunakan terlalu rendah untuk memberikan respon b. Konsentrasi obat di bawah therapeutic range c. Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak cukup d. Dosis dan interval obat tidak cukup e. Pemberian obat terlalu awal 5. Dosis berlebih Dosage too high a. Dosis yang digunakan pasien terlalu tinggi untuk memberikan respon b. Konsentrasi obat di atas therapeutic range c. Dosis obat terlalu cepat dinaikkan d. Akumulasi obat karena penyakit kronis e. Obat, dosis, rute, atau, konversi formula obat tidak sesuai 6. Efek obat yang tidak diinginkan Adverse Drug reaction ADR a. Obat yang diberikan kepada pasien terlalu cepat b. Adanya reaksi alergi terhadap obat-obat tertentu c. Ada faktor resiko yang membahayakan bagi pasien d. Interaksi dengan obat-obatan atau makanan e. Hasil laboratorium pasien berubah akibat obat 7. Ketidaktaatan pasien Uncomplience a. Pasien tidak menerima obat sesuai regimen karena medication error b. Pasien tidak taat instruksi c. Pasien tidak mengambil obat karena harga obat mahal d. Pasien tidak mengambil obat karena tidak memahami e. Pasien tidak mengambil obat karena keyakinan kurang 32 Ketika sebuah DRP terdeteksi, maka sangat penting untuk merencanakan bagaimana cara mengatasinya. Kita harus memberikan skala prioritas untuk DRP tersebut, yang manakah yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Prioritas problem tersebut didasarkan pada resiko yang mungkin timbul pada penderita Seto dkk, 2004. Sebagai farmasis diharapkan dapat mengidentifikasi DRP kemudian membuat solusi terhadap DRP tersebut sehingga tercapai terapi obat yang diharapkan yaitu : tepat indikasi, efektif, aman, dan nyaman Cipolle dkk, 1998. KETERANGAN EMPIRIS Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran evaluasi pengobatan pada kasus DM dengan komplikasi nefropati di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta pada tahun 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi pengobatan pada kasus diabetes melitus DM dengan komplikasi nefropati diabetik merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif dan pengambilan data dilakukan secara retrospektif.

B. Definisi Operasional

1. Kasus DM dengan komplikasi nefropati diabetik adalah seluruh kasus dengan diagnosis masuk DM dan komplikasi gangguan pada ginjal yang terdapat di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda Yogyakarta periode tahun 2005. Bila seorang pasien dirawat di Instalasi Rawat Inap sebanyak dua kali maka dihitung sebanyak 2 kasus. 2. Pasien rawat inap adalah pasien DM dengan komplikasi nefropati diabetik yang menjalani perawatan di Instalasi Rawat Inap RS Bethesda periode tahun 2005. 3. Nefropati diabetik adalah salah satu komplikasi dari penyakit DM yang tercatat dalam diagnosis masuk setiap kasus dengan kode rekam medis E 14.2. 4. Pengobatan adalah salah satu pelayanan kesehatan yang dilakukan untuk menangani suatu penyakit dengan menggunakan obat. 5. Golongan obat adalah kelompok obat yang dikelompokkan berdasarkan efek terapi dari setiap kelas terapi yang diberikan kepada pasien DM dengan

Dokumen yang terkait

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

1 18 117

Evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalansi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2 6 161

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005.

0 1 101

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005 - USD Repository

0 0 99

EVALUASI PENGOBATAN PADA KASUS DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI NEFROPATI DIABETIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA PERIODE TAHUN 2005 SKRIPSI

0 0 149

Evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalansi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005 - USD Repository

0 0 159

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta - USD Repository

0 0 115

EVALUASI PENGOBATAN TUBERKULOSIS PARU PADA PASIEN DEWASA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA TAHUN 2005 SKRIPSI

0 0 100

Evaluasi Drug Related Problems (DRPs) pada pasien diabetes melitus tipe 2 non komplikasi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Januari 2009-Maret 2010 - USD Repository

0 2 120

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Mei 2008- Mei 2009 - USD Repository

0 1 115