3.4.5. Analisis Biplot
Biplot merupakan suatu alat analisis statistik yang digunakan untuk mengetahui posisi suatu produk di pasar. Melalui analisis biplot dapat
diketahui pesaing terdekat suatu perusahaan dan kekurangan yang terdapat dalam produk tersebut sehingga dapat menjadi masukan bagi
perusahaan dalam melakukan perbaikan. Informasi yang diberikan oleh biplot mencakup objek dan peubah dalam satu gambar, sehingga disebut
biplot Trihendardi, 2005. Empat hal penting yang bisa didapatkan dari tampilan biplot adalah :
1. Kedekatan antar objek
Informasi ini bisa dijadikan panduan objek mana yang memiliki kemiripan karakteristik dengan objek tertentu. Dalam pemasaran,
merek yang mirip bisa ditafsirkan sebagai pesaing terdekat. 2.
Keragaman peubah Informasi ini digunakan untuk melihat apakah ada peubah tertentu
yang nilainya hampir sama semuanya untuk setiap objek, atau sebaliknya bahwa nilai dari objek sangat besar dan ada juga yang
sangat kecil. Dengan adanya informasi ini, bisa diperkirakan pada peubah mana strategi tertentu harus ditingkatkan, serta sebaliknya.
3. Hubungan korelasi antar peubah
Informasi ini bisa digunakan untuk menilai bagaimana peubah yang satu mempengaruhidipengaruhi peubah yang lain.
4. Nilai peubah pada suatu objek
Informasi ini digunakan untuk melihat keunggulan dari setiap objek. Tahapan penyiapan biplot :
1. Penyiapan data.
2. Penguraian nilai singular analisis faktor.
3. Pembangkitan matriks dan kolom.
4. Plot.
3.4.6. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis karakteristik responden dan tingkatan dalam brand awareness. Metode ini
memberikan beberapa pertanyaan kepada responden melalui sebuah kuesioner untuk mengetahui profil responden. Setelah hasilnya
diperoleh, data-data tersebut ditabulasikan dan dihitung prosentasenya. Tahap akhir dari metode ini adalah melakukan interpretasi terhadap data
yang telah diperoleh Durianto, 2004.
3.4.7.Test Cochran
Test Cohran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau untuk informasi dalam bentuk terpisah dua, misalnya
informasi “ya” atau “tidak”. Test ini digunakan untuk mengetahui hubungan antar beberapa asosiasi yang akan membentuk brand image
dari suatu merek. Hipotesis Pengujian
Ho : Kemungkinan jawaban “ya” adalah sama untuk semua asosiasi Ha : Kemungkinan jawaban “ya” adalah berbeda untuk setiap asosiasi
Test Cochran menggunakan rumus sebagai berikut Durianto, 2004:
2 2
2
1 .
1 Ri
CN N
C C
Cj C
C Q
∑ −
− −
∑ −
= …………………………..8
Keterangan : C : banyaknya asosiasi
R
i
: jumlah baris jawaban ya C
j
: jumlah kolom jawaban ya N : Total besar
Uji Cochran dimulai dengan menguji semua asosiasi, kemudian dilakukan perbandingan antara nilai Q dengan X
2 tabel
α,v
. Jika diperoleh nilai Q X
2 tabel
α,v
, maka Ho diterima yang berarti semua asosiasi yang diuji saling berhubungan membentuk brand image dari suatu merek. Jika
diperoleh Q X
2 tabel
α,v
, dapat disimpulkan bahwa belum terdapat cukup bukti untuk menerima Ho. Dengan demikian tidak semua asosiasi adalah
sama dan dilanjutkan ke tahap dua untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun brand
image suatu merek.
Untuk masuk ke tahap dua dicari asosiasi yang memiliki jumlah kolom terkecil dan dikeluarkan dari komponen asosiasi-asosiasi
pembentuk brand image. Nilai Q dihitung kembali dengan mempertimbangkan kondisi yang baru tersebut. Tahap pembandingan Q
dengan X
2 tabel
α,v
dilakukan lagi. Jika nilai Q X
2 tabel
α,v
, lanjutkan tahap pengujian ke tahap tiga dengan teknik yang sama. Jika nilai Q
X
2 tabel
α,v
, maka pengujian dihentikan yang berarti brand image suatu merek terbentuk dari asosiasi-asosiasi sisanya yang belum diuji dan
asosiasi terakhir yang diuji.
3.4.8. Brand Switching Pattern Matrix