sama dan dilanjutkan ke tahap dua untuk mengetahui asosiasi mana yang tidak sama dan dapat dikeluarkan dari asosiasi-asosiasi penyusun brand
image suatu merek.
Untuk masuk ke tahap dua dicari asosiasi yang memiliki jumlah kolom terkecil dan dikeluarkan dari komponen asosiasi-asosiasi
pembentuk brand image. Nilai Q dihitung kembali dengan mempertimbangkan kondisi yang baru tersebut. Tahap pembandingan Q
dengan X
2 tabel
α,v
dilakukan lagi. Jika nilai Q X
2 tabel
α,v
, lanjutkan tahap pengujian ke tahap tiga dengan teknik yang sama. Jika nilai Q
X
2 tabel
α,v
, maka pengujian dihentikan yang berarti brand image suatu merek terbentuk dari asosiasi-asosiasi sisanya yang belum diuji dan
asosiasi terakhir yang diuji.
3.4.8. Brand Switching Pattern Matrix
Analisis ini digunakan untuk menghitung ProT Possibility Rate of Transition = kemungkinan perpindahan merek dari berbagai merek
produk sejenis yang beredar di pasar. Melalui analisis ini dapat diketahui tingkat brand loyalty pelanggan. Formula yang digunakan adalah
Durianto, 2004: Xt
X AT
AL t
oT
x x
100 ln
1 Pr
− =
………………………….9 Keterangan :
ProT : kemungkinan tingkat perpindahan suatu merek AL
x
: konsumen yang tetap setia terhadap merek X At
x
: total konsumen yang diteliti dari merek X t : banyaknya penelitian
Semakin besar nilai ProT yang diperoleh, semakin kecil tingkat loyalitas pelanggan. Sebaliknya, semakin kecil nilai ProT yang
diperoleh, semakin besar tingkat loyalitas pelanggan.
3.4.9. Paired-Sample T Test
Paired-Sample T Test atau pre post design adalah analisis dengan
melibatkan dua pengukuran pada subyek yang sama terhadap suatu pengaruh atau perlakuan tertentu. Pengukuran pertama dilakukan
sebelum diberi perlakuan tertentu dan pengukuran kedua dilakukan sesudahnya. Dasar pemikiran metode ini cukup sederhana, yaitu apabila
suatu perlakuan tidak memberikan pengaruh maka perbedaan rata-rata adalah nol. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan software SPSS
12. Metode ini akan menunjukkan perubahan nilai rata-rata setiap atribut sebelum dan sesudah perlakuan tertentu. Paired-Sample T Test juga akan
menganalisis hubungan antara atribut yang belum diberi perlakuan dengan atribut yang telah diberikan perlakuan Trihendardi, 2005.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT Panasonic Gobel Indonesia
PT Panasonic Gobel Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang mendistribusikan perlengkapan elektronik rumah tangga. Sejarah
berdirinya perusahaan ini tidak lepas dari sejarah perusahaan yang berdiri sebelumnya. Pada tahun 1954 Bpk. Drs. M. Thayeb Gobel
mendirikan PT Transisitor Radio Manufacturing Co.,Ltd yang merupakan perusahaan pionir di Indonesia dalam memperkenalkan dan
memproduksi pesawat radio transistor. Hasil produksi perusahaan ini terkenal dengan merek “TJAWANG” yang memiliki wilayah pemasaran
hampir di seluruh pelosok Indonesia. Tahun 1962 PT Transistor Radio Manufacturing Co.,Ltd. menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang
memproduksi pesawat televisi hitam putih. Perusahaan ini terus mengalami perkembangan, hingga kondisi politik dan perekonomian
memburuk di tahun 1964-1966 yang mempengaruhi keberlangsungan kegiatan produksi perusahaan. Kegiatan produksi terus mengalami
penurunan sehingga pada tahun 1967 PT Transistor Radio Manufacturing Co.,Ltd berubah menjadi PT Gobel Tjawang Concern.
Pada 11 Juli 1962 PT Pabrik Diesel Dan Traktor PT Paditraktor didirikan. Di awal pendiriannya, perusahaan ini bergerak dalam produksi
alat-alat pertanian, namun karena taraf hidup dan daya beli petani yang rendah PT Paditraktor tidak dapat berkembang dengan baik. Sehingga
sejak tahun 1972 PT Paditraktor mengalihkan aktivitasnya untuk memproduksi Baterai Kering dengan merek “National”. Dalam rangka
perluasan dan pengembangan aktivitas perusahaan, maka pada tanggal 14 Februari 1987 perusahaan ini bekerjasama dengan perusahaan
Jepang, yaitu Matsushita Battery Industry, dan melahirkan PT Matsushita Gobel Battery Industry PT MGBI yang hingga saat ini telah
memproduksi 950.000 buah baterai per hari.