Analisis Switcher Analisis Habitual Buyer

Hubungan antar atribut dapat dijelaskan melalui analisis biplot. Dua peubah yang memiliki korelasi positif tinggi akan membentuk sudut sempit 90°. Sementara untuk peubah yang memiliki korelasi negatif tinggi akan membentuk sudut tumpul 90°. Sudut yang mendekati 90° menggambarkan dua peubah yang tidak berkorelasi. Korelasi positif terjadi antara atribut kesejukan dan harga, antara ketahanan dan cara pengoperasian, dan atribut ketahanan dan daya listrik. Atribut yang memiliki korelasi positif dengan atribut lainnya memiliki arti bahwa atribut tersebut akan mengalami perubahan jika atribut yang satunya berubah. Analisis biplot memberikan informasi mengenai karakteristik suatu merek yang diperlihatkan melalui kedekatan posisi relatifnya dengan suatu atribut. AC Panasonic memiliki karakteristik untuk atribut teknologi sementara AC LG memiliki karakteristik pada atribut desain, dan kesehatan. AC Sharp tidak memiliki karakteristik pada atribut yang diuji sedangkan AC Changhong memiliki karakteristik dalam atribut kesejukan, harga dan cara pengoperasian.

4.8. Analisis Brand Loyalty

Brand loyalty merupakan ukuran kesetiaan seorang pelanggan terhadap sebuah merek. Brand loyalty memiliki beberapa tingkatan yang terdiri dari switcher, habitual buyer, satisfied buyer, likes the brand dan committed buyer . Analisis mengenai brand loyalty dalam penelitian ini hanya melibatkan 45 orang responden yang menggunakan AC Panasonic.

4.8.1. Analisis Switcher

Switcher adalah konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga, sehingga switcher berada pada tingkat loyalitas yang paling rendah. Responden yang termasuk pada kelompok switcher adalah responden yang menjawab “sering” dan “selalu” pada pertanyaan mengenai ketersediaan mereka untuk berpindah merek karena faktor harga. Tabel 30. Perhitungan switcher f x f.x x2 f.x2 tidak pernah 40 1 40 1 40 88,89 jarang 3 2 6 4 12 6,67 kadang-kadang 1 3 3 9 9 2,22 sering 1 4 4 16 16 2,22 selalu 0 5 25 Total 45 53 77 100 Rata-rata 1,178 Standar deviasi 0,576 Switcher 2,22 Hasil perhitungan switcher menunjukkan bahwa hampir semua responden AC Panasonic tidak pernah beralih ke merek lain, yang diperlihatkan oleh hasil nilai rata-rata sebesar 1,18 dan masuk dalam kategori sangat jelek 1,00-1,80, sementara responden yang sensitif terhadap harga hanya 1 orang 2,22. Hal ini mungkin terjadi karena AC merupakan suatu produk mahal. Dengan demikian, informasi mengenai switcher menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna AC Panasonic memiliki tingkat kesetian yang tinggi sebab mereka tidak beralih ke merek lain karena faktor harga.

4.8.2. Analisis Habitual Buyer

Habitual buyer merupakan konsumen yang membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini. Responden yang masuk dalam kategori habitual buyer adalah responden yang memberikan jawaban “setuju” dan “sangat setuju” pada pertanyaan mengenai alasan mereka membeli AC merek Panasonic karena kebiasaan. Tabel 31. Perhitungan habitual buyer f x f.x x2 f.x2 Sangat tidak setuju 1 1 tidak setuju 17 2 34 4 68 37,78 ragu-ragu 15 3 45 9 135 33,33 Setuju 13 4 52 16 208 28,89 sangat setuju 5 25 Total 45 131 411 100 Rata-rata 2,911 Standar deviasi 0,821 Habitual buyer 28,88 Nilai rata-rata responden yang masuk dalam tingkatan habitual buyer adalah sebesar 2,91 dan masuk dalam kategori cukup 2,60-3,40. Nilai tersebut menggambarkan bahwa rata-rata responden merasa tidak setuju dan ragu-ragu akan keputusan pembelian AC merek Panasonic karena kebiasaan. Dalam penelitian ini diketahui bahwa 13 orang responden 2,88 melakukan pembelian AC Panasonic karena kebiasaan. Berdasarkan hasil perhitungan mengenai habitual buyer, dapat disimpulkan bahwa masih sedikit pengguna AC Panasonic yang membeli AC merek Panasonic karena mereka terbiasa membeli produk- produk merek Panasonic.

4.8.3. Analisis Satisfied Buyer