77 Strategi W-T merupakan strategi yang diusulkan untuk mengurangi kelemahan
internal dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Alternatif strategi W-T yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :
10. Sosialisasi kebijakan penanaman modal guna meningkatkan daya saing. Strategi ini diformulasikan untuk mengurangi kelemahan kurangnya informasi pelaksanaan
penanaman modal dengan menghindari kurangnya keamanan dan ketidak pastian hukum. yang tersedia untuk dapat mengikutsertakan stafpetugas-petugas dalam
rangka pelatihankursus-kursus untuk meningkatkan kemampuan SDM yang ada. 11. Memperbaiki kualitas pelayanan penanaman modal untuk melindungi investor.
Strategi ini diformulasikan untuk mengurangi kelemahan kurangnya kemampuan SDM dan penyampaian informasi penanaman modal dengan menghindari ketidak
pastian hukum, kurangnya keamanan dan kesempatan yang lebih bagus di daerah.tempat lain.
6.3. Analisis Quantitative Strategic Planning Matriks QSPM
Matrik perencanaan strategi kuantitatif QSPM merupakan salah satu instrumen yang memungkinkan untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif berdasar pada
faktor-faktor kunci eksternal dan internal dari matrik IFE dan EFE yang dijelaskan sebelumnya. Secara konsep, matrik QSPM bertujuan menentukan daya tarik relatif dari
berbagai strategi berdasarkan pada faktor-faktor eksternal dan internal. Berdasarkan analisis QPSM terhadap alternatif strategi pengembangan PTSP
Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta diperoleh peringkat atau prioritas alternatif strategi Tabel 28. Strategi ini diperlukan untuk dapat menetapkan strategi-strategi mana
yang merupakan urutan untuk dapat segera dilaksanakan dalam upaya untuk pengembangan pelaksanaan PTSP penanaman modal di masa yang akan datang.
Tabel 28Hasil Perhitungan Proiritas Strategi Pengembangan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta.
1 Penempatan kantor PTSP penanaman modal yang strategis 4,660 VI 2 Proses pelayanan perizinan semakin cepat dan mudah 6,967 I
3 Sinkronisasi kebijakan sejalan dengan kedudukan DKI Jakarta sebagai ibukota negara 3,624 X 4 Peningkatan kemampuan SDM agar lebih responsif terhadap tuntutan investor 5,927 III
No. Alternatif Strategi Skor Prioritas
78
5 Peningkatan sarana dan prasarana PTSP penanaman modal 5,165 IV
6. Informasi kebijakan penanaman modal tersedia di internet 6,585 II 7.
Penyelesaian proses perizinan harus sesuai dengan yang dijanjikan 4,872 VII 8. Memberikan kebijakan yang kondusif terhadap pelaksanaan penanaman modal 3,926 IX
9 Meningkatkan kualitas pelayanan untuk bersaing dengan daerahnegara lain 3,124 XI
10 Sosialisasi kebijakan penanaman modal guna meningkatkan daya saing 5.076 V 11 Memperbaiki kualitas pelayanan untuk melindungi para investor 4,519 VIII
Kebijakan dan strategi pengembangan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta dari tabel di atas diperoleh peringkat sebagai berikut : 1
Proses pelayanan perizinan semakin cepat dan mudah; 2 Informasi kebijakan penanaman modal tersedia
di internet; 3 Peningkatan kemampuan SDM agar lebih responsif terhadap tuntutan
investor; 4 Peningkatan sarana dan prasarana PTSP penanaman modal; 5 Sosialisasi
kebijakan penanaman modal guna meningkatkan daya saing; 6 Penempatan kantor PTSP penanaman modal yang strategis: 7 Penyelesaian proses perizinan harus sesuai dengan
yang dijajikan 8 Memperbaiki kualitas pelayanan untuk melindungi para investor; 9 Memberikan kebijakan yang kondusif terhadap pelaksanaan penanaman modal; 10
Sinkronisasi kebijakan sejalan dengan kedudukan DKI Jakarta sebagai ibukota negara; 11
Meningkatkan kualitas pelayanan untuk bersaing dengan daerahnegara lain. Strategi prioritas terpilih dengan menggunakan analisis QSPM adalah Proses
pelayanan perizinan semakin cepat dan mudah dengan skor 6,94. Proses pelayanan perizinan semakin cepat dan mudah sangat dibutuhkan oleh investor dalam rangka
melaksanakan semua perizinan-perizinan yang harus dimiliki. Sebagian besar investor taat untuk melengkapi persyaratan perizinan yang harus diproses. Untuk itu apabila proses
perizinan dapat lebih cepat dan lebih mudah maka hal ini merupakan salah satu kemudahanmanfaat yang dapat dirasakan para investor dalam merealisasikan
investasinya ataupun dalam melaksanakan operional investasinya. Belajar dari pengalaman masa lalu, sudah seharusnya Pemerintah Indonesia
khususnya Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta memprioritaskan pelayanan yang lebih baik kepada para investor dalam upaya penyelenggaraan PTSP Penanaman Modal.
Keterlibatan seluruh pihak yang terkait dengan perijinan penanaman modal dengan mengedepankan pelayanan yang dapat memuaskan investor sangat diperlukan dalam
upaya menarik minat investor dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
79 Strategi dan arahan pengembangan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI
Jakarta yang akan ditingkatkan merupakan bagian dari program Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. Hal ini sesuai dengan visi pelayanan yang ingin dicapai oleh Propinsi DKI Jakarta
yaitu ”Peningkatan Kualitas Pelayanan Perijinan”
4.2.3 Jenis Pelayanan PTSP
Jenis pelayanan yang diberikan oleh PTSP penanaman modal di Propinsi DKI Jakarta terdiri dari :
a. Pelayanan non perizinan yaitu : 1 Surat Keterangan Domisili; 2Akte Pendirian Perusahaan; 3 Pengesahan badan Hukum; 4 Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP; 5
Rekomendasi untuk mendatangkan tenaga kerja asing; 6 Pemberian hak atas tanah; 7 Tanda Daftar Perusahaan TDP.
b. Pelayanan Perizinan Usaha terdiri dari : 1 Izin usaha sementara; 2 Penyelesaian surat persetujuan peninjukan penggunaan lokasilahan SP3L; 3
Penyelesaian surat izin penunjukan penggunaan tanah SIPPT; 4 Penyelesaian sertifikatketerangan status tanah; 5 IMBIPB; 6 UU Gangguan; 7
Amdal; 8 Pemberian angka pengenal inportir terbatas APIT; 9 Izin Mendatangkan Tenaga Asing IMTA ; 10 Rekomendasi mendatangkan tenaga kerja asing TA.01;
11 Rekomendasi perpanjangan izizn menetap sementara TA.02; 12 Rekomendasi pindah sponsor tenaga kerja asing TA.03; 13 Izin Usaha Perdagangan, Pertanian,
erikanan, Peternakan, Kehutanan, Perindustrian, Pariwisata, Pertambangan, Transportasi, Komunikasi dan Informasi dan Ketenagakerjaan.
80
VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PTSP PENANAMAN MODAL DI PROPINSI DKI JAKARTA
Strategi pengembangan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta harus berpusat pada upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada para investor dari
kondisi yang tidak kondusif untuk berinvestasi menjadi kondusif untuk berinvestasi. Dua tantangan utama dalam pengembangan PTSP Penanaman Modal di DKI Jakarta adalah :
1 Sejauh mana kemampuan pemerintah daerah propinsi DKI Jakarta dalam memberikan pelayanan kepada investor, dan 2 Sejauh mana komitmen dari para stakeholder
perijinana penanaman modal dalam upaya menarik investor menanamkan modalnya di Propinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan analisis SWOT yang telah telah dibahas pada halaman di depan, diperoleh sebelas strategi yang dapat ditempuh dalam upaya pengembangan PTSP
Penanaman Modal. Lima urutan teratas dari sebelas strategi, dipilih untuk menentukan program-program pengembangan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta yaitu :
1 Proses pelayanan perizinan penanaman modal lebih cepat dan mudah; 2 Informasi
kebijakan penanaman modal tersedia di internet; 3 Peningkatan kemampuan SDM agar
lebih responsif terhadap tuntutan investor; 4 Peningkatan sarana dan prasarana PTSP penanaman modal; 5 Sosialisasi kebijakan penanaman modal guna meningkatkan daya
saing.. Strategi kebijakan tersebut mempunyai skor tertinggi berdasarkan perhitungan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM dan hal ini mewakili dari sebelas
strategi yang dihasilkan. Lima strategi yang menjadi prioritas, harus diwujudkan dalam bentuk program yang jelas dan tepat. Setelah ditetapkan prioritas alternatif strategi
pengembangan PTSP Penanaman Modal, selanjutnya dikomunikasikan kembali kepada stakeholder untuk dapat merumuskan program-program pengembangan PTSP Penanaman
Modal. Program-program yang akan dijalankan harus memperhatikan seluruh aspek yang ada dalam kegiatan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta, serta kesiapan
instansi teknis terkait sehingga diperoleh output sesuai dengan strategi yang dilakukan.
7.1. Proses Pelayanan Perizinan Penanaman Modal Lebih Cepat dan Mudah