59 milyar USD sedangkan PMDN yang disetujui 44 proyek dengan nilai investasi Rp 2,32
trilyun. Sementara itu pada tahun 2006 proyek PMA yang disetujui sebanyak 801 proyek dengan nilai investasi Rp 981,71 milyar.
4.2 BPM dan PKUD
BPM dan PKUD selaku penyelenggara PTSP penanaman modal mempunyai tugas menerima permohonan berkas pelayanan, memproses permohonan pelayanan sesuai
dengan kewenangannya, mengurus penyelesaian perizinan yang menjadi kewenangan unitinstansi terkait, mengkoordinasikan pelaksanakan pelayanan perizinan unitinstansi
terkait dan menyerahkan dokumen perizinan yang telah selesai kepada penanam modalinvestor. PTSP Penanaman Modal merupakan bentuk penyederhanaan, baik
penyederhanaan persyaratan, penyederhanaan waktu proses pelayanan, kepastian biaya pelayanan, dan pemberian hak kepada investor untuk memperoleh informasi dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan khususnya pelayanan yang berkaitan dengan penanaman modal.
Dalam rangka untuk memberikan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan kepada investorcalon investor sebagai upaya untuk dapat meningkatkan investasi di
Propinsi DKI Jakarta, maka BPM dan PKUD sebagai instansi yang menangani penanaman modal menetapkan visi dan misi yang merupakan arah dan panduan dalam
melaksanakan tugas. BPM dan PKUD dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 52 Tahun 2002 sebagai implementasi dari pelaksanaan Undang-
Undang Otonomi Daerah UU No. 22 Tahun 1999 Jo. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dimana sebelumnya bernama Badan Koordinasi
Penanaman Modal Daerah BKPMD Provinsi DKI Jakarta. Dengan perubahan nama tersebut BPM dan PKUD mendapat penambahan tugas tidak hanya mengurus investasi
tetapi juga melakukan pendayagunaan aset-aset daerah yang dikerjasamakan dengan pihak ketiga atau pengembang serta melakukan pembinaan terhadap 30 BUMD yang ada
di DKI Jakarta. Struktur Organisasi BPM dan PKUD dapat dilihat pada lampiran.
4.2.1 Visi dan Misi BPM dan PKUD Propinsi DKI Jakarta.
1 Visi Visi BPM dan PKUD Propinsi DKI Jakarta adalah ”menjadi lembaga yang mampu
berperan sebagai lembaga lembaga Incorporate yang terintegrasi dan menghasilkan bagi Propinsi DKI Jakarta serta dapat memberikan kontribusi yang optimal.”
60 2 Misi
Untuk menjabarkan visi yang telah ditetapkan, maka BPM dan PKUD Propinsi DKI Jakarta mempunyai misi yaitu :
a Mengelola Investasi secara maksimal dan mengoptimalkan nilai dan jenis asset Pemerintah DKI Jakarta
b Mengembangkan BUMD secara sinergi untuk peningkatan pendapatan Propinsi DKI Jakarta.
4.2.2 Pembentukan PTSP Penanaman Modal
Upaya perbaikan pelayanan perijinan investasi terus diupayakan oleh Pemerintah dengan mengeluarkan berbagai produk hukum, diantaranya adalah terbitnya Instruksi
Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang Paket kebijakan perbaikan iklim investasi yang ditindak lanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan sebagaimana yang dituangkan dalam
Permendagri tersebut adalah berupa : 1. Pelayanan atas permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan oleh PTSP;
2. Percepatan waktu proses penyelesaian pelayanan tidak melebihi standar waktu yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah;
3. Kepastian biaya pelayanan tidak melebihi dari ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan daerah;
4. Kejelasan prosedur pelayanan dapat ditelusuri dan diketahui setiap tahapan proses pemberian perizinan dan non perizinan sesuai dengan urutan prosedurnya;
5. Mengurangi berkas kelengkapan permohonan perizinan yang sama untuk dua atau lebih permohonan perizinan;
6. Pembebasan biaya perizinan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM yang ingin memulai usaha baru sesuai dengan peraturan yang berlaku;
7. Pemberian hak kepada masyarakat untuk memperoleh informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan.
Sebagai tindak lanjut atas keluarnya kebijakan dari pemerintah pusat maka pemerintah daerah DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan melalui Peraturan Gubernur DKI
Jakarta Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu penanaman modal. Satu tahun kemudian terbit Peraturan Gubernur Nomor 53 tahun 2008
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan PTSP penanaman modal.
61 Tujuan Pembentukan PTSP Penanaman Modal DKI Jakarta adalah dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekoinomi melalui peningkatan investasi di Provinsi DKI Jakarta dengan meningkatkan kualitas layanan publik dan pemberian akses yang lebih mudah
kepada masyarakat dan investor. Pada prinsipnya dalam penyelenggaraan pelayanan PTSP dilakukan penyederhanaan pelayanan berupa : 1 Penyederhanaan persyaratan, 2
percepatan waktu proses pelayanan paling lama 38 hari, 3 kejelasan prosedur pelayanan, 4 kepastian biaya pelayanan, 5 pemberian hak kepada investor untuk memperoleh
informasi dalam kaitannya dengan penyelenggaraan pelayanan.
62
VI. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI PENGEMBANGAN PTSP PENANAMAN MODAL
Berdasarkan hasil analisa ServQual sebagaimana hasil yang disampaikan oleh responden, maka didapatkan pengelompokan kinerja-kinerja mana yang menunjukan nilai
rata-rata kesenjangan positif dan ini berarti merupakan kekuatan bagi PTSP penanaman modal. Kinerja –kinerja tersebut adalah 1 Lokasi kantor, 2 Penampilan petugas, 3
Kelengkapan peralatan kantor, 4 Kelengkapan administrasi, 5 Tepat waktu yang dijanjikan, 6 Tepat waktu penyelesaian, 7 Sistem pencatatan yang benar, 8 Kepastian
waktu pelayanan, 9 Kecepatan pelayanan, 10 Kepedulian petugas membantu, 11 Kesanggupan melayani cepat, 12 Kesopanan petugas PTSP, 13 Sikap bersahabat, 14
Petugas dapat dipercaya, 15 Sikap jujur dalam melayani, 16 Kemudahan dalam pelayanan, 17 Sikap tegas dan konsisten 18 Waktu pelayanan yang cepat.
Kinerja-kinerja berdasarkan analisis SerQual yang menunjukan nilai rata-rata negatif artinya kurang memuaskan para respondeninvestor maka hal ini merupakan
kelemahan bagi PTSP penanaman modal. Kinerja-kinerja adalah 1 Tempat Parkir 2 Kenyamanan kantor, 3 Kebersihan kantor, 4 Penyampaian kebijakan penanaman
modal, 5 Keahlian yang dimiliki, 6 Pengetahuan yang dimiliki, 7 Rasa aman berinvestasi, 8 Yakin atas perbuatan petugas, 9 Siap menerima kritik dan saran, 10
Siap memberikan informasi, 11 Kemampuan memahami dan 12 Memberikan solusi. Kinerja-kinerja atribut dimensi ServQual dapat membantu dalam penentuan
identifikasi permasalahan dari faktor internal PTSP penanaman modal. Kinerja yang menunjukan nilai positif merupakan kekuatan dan kinerja yang mempunyai nilai negatif
merupakan kelemahan. Sebelum identifikasi dari permasalahan dapat dilakukan, langkah pertama adalah
menentukan faktor-faktor keadaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta yang berasal dari dalam Internal maupun
dari luar Eksternal. Faktor-faktor tersebut akan dipertimbangkan dengan menggunakan analisis SWOT, Strenght, Weakness, Opportunities, Threats, analisis ini
membandingkan antara faktor internal kekuatan Strenght dan faktor internal kelemahan Weakness dengan faktor eksternal peluang Opportunities dan faktor eksternal ancaman
Threaths. Faktor internal maupun eksternal tersebut disamping merupakan faktor pendukung dapat juga berupa faktor penghambat yang dapat mempengaruhi keberhasilan
tujuan yang dicapai.
63 Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka diperlukan
strategi. Dalam proses pengambilan keputusan, strategi yang akan diambil perlu dilihat beberapa hal sesuai dengan teknik analisis SWOT, dimulai dengan identifikasi faktor
internal dan eksternal. Identifikasi faktor internal dan eksternal dilakukan dengan mencari faktor internal dan eksternal yang selama ini terjadi. Dalam identifikasi ini diinventarisir
faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat mempengaruhi kinerja penyelenggaraan PTSP penanaman modal di Propinsi DKI Jakarta.
6.1 Analisis Faktor Strategis