66 penyelenggaraan PTSP penanaman modal. Dewasa ini tuntutan investor sudah tidak dapat
dielakan lagi, mereka membutuhkan SDM yang memiliki pengetahuan dan keahlian yang dapat dihandalkan. SDM PTSP penanaman modal kurang mengikuti perkembangan dan
kebijakan yang berkaitan dengan penanaman modal. Pengetahuan dan keahlian sangat diperlukan terutama dalam hal untuk
menentukan kelayakan usaha, kapitas mesin, daerah peruntukan investasi, jenis-jenis investasi yang mempunyai prospek kedepan menguntungkan, modal yang dibutuhkan.
Perkembangan dan kebijakan penanaman modal terutama yang berkaitan langsung dengan kebijakan pelayanan sangat cepat perubahannya, untuk itu apabila tidak didukung
denga SDM yang memadai sangat menyulitkan PTSP penanaman modal dalam melaksanakan tugasnya.
5. Kurangnya Sarana dan Prasarana
Mengacu pada dimensi Tangible meskipun secara keseluruhan nilai rata-rata menunjukan hasil positif, yang artinya investor sudah cukup puas dengan kinerja pada
dimensi Tangible. Dari tujuh variabel yang ada pada dimensi Tangible terdapat tiga variabel yang menunjukan nilai rata-rata negatif yaitu 1 Tempar parkir, 2 Kenyamanan
kantor dan 3 Kebersihan kantor. Dari ketiga variabel yang ada pada dimensi Tangible dapat disimpulkan bahwa sarana dan prasarana kantor PTSP penanaman modal dianggap
kurang dapat dapat memuaskan investor. Sarana dan prasarana kantor PTSP penanaman modal sangat diperlukan untuk
dapat mendukung dari lokasi kantor PTSP penanaman modal yang sudah dianggap oleh investor sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu kedepan perlunya peningkatan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh investor dalam menunjang kelengkapan penyelenggaraan kantor PTSP penanaman modal.
6. Kurangnya Penyampaian Kebijakan Penanaman Modal
Mengacu pada hasil analisis ServQual pada dimensi Reliability pada variabel penyampaian kebijakan penanaman modal menunjukan nilai rata-rata negatif. Hal ini
merupakan kelemahan bagi penyelenggaraan PTSP penanaman modal. Meskipun secara keseluruhan nilai rata-rata kinerja dari dimensi Reliability menunjukan nilai rata-rata
positif. Kebijakan penanaman modal sangat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Begitu cepat dan banyak ragamnya. Untuk itu diperlukan adanya penyampaian informasi
67 kebijakan berkenaan dengan pelaksanaan penanaman modal khususnya yang berkaitan
dengan perizinan secara cepat kepada para investor. Kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan penanaman modal diawali dengan
kebijakan yang dilakukan di tingkat pusat pemerintah pusat. Kebijakan yang sudah dituangkan oleh pemerintah pusat tersebut kemudiaan ditindak lanjuti oleh pemerintah
daerah untuk dapat dilaksanakan. Kebijakan yang dimaksudkan baik berupa yang berkaitan dengan penyelenggaraan penanaman modal maupun dengan aturan-aturan yang
berkaitan dengan hak dan kewajiban para investor.Begitu juga kebijakan pemprosesan perizinan penanaman modal yang dari tahun ke tahun pemerintah baik pusat maupun
daerah berusaha untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan penanaman modal kepada para investor.
6.1.2 Faktor Strategis Eksternal
Dari hasil wawancara dengan para responden baik dengan menggunakan daftar pertanyaan maupun masukan langsung para responden diperoleh beberapa faktor strategis
eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan PTSP penanaman modal di Propinsi DKI Jakarta. Faktor eksternal strategis tersebut terdiri atas faktor peluang dan
ancaman, yang masing-masing terdiri atas :
1. Kedudukan DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara