41 1.
Kepala BPM dan PKUD 1
2. Kepala Dinas Tata Kota 1
3. Kepala Dinas Ketentraman dan Ketertiban 1
4. Kepala Dinas Perindag
1 5. Kepala BPLHD
1 6. Kepala Dispenda
1 7. Kepala Dinas Pariwisata
1 8. Kepala Dinas Tramtib
1 9. Petugas PTSP
12 10. Investor
100
3.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer dan sekunder. Data sekunder diperoleh dari BKPM RI, BPM dan PKUD, Bappeda, BPS dan instansi lainnya. Guna
melengkapi dan menyempurnakan bahan kajian ditambahkan dengan data kualitatif data primer yang diperoleh dengan metode survey atau wawancara dengan responden
berdasarkan purposive sampling Kasto, 1995. Pengumpulan informasi dari responden sebagai identifikasi menggunakan daftar kuisener terdiri dari kepuasan investor dengan
metode ServQual, kemudian identifikasi faktor internal dan eksternal. Dengan metode tersebut dapat diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan
pelaksanaan PTSP Penanaman modal di Propinsi DKI Jakarta.
3.5 Metode Pengolahan dan Analisa Data.
Setelah data yang terkait dengan kajian diperoleh maka data tersebut diolah, sehingga dapat digunakan sebagai bahan untuk menentukan strategi pengembangan PTSP
Penanaman modal di Propinsi DKI Jakarta. Data sekunder yang terdiri dari jumlah dan nilai investasi, jumlah perijinan dan waktu pemprosesan perijinan, data ekonomi makro
Propinsi DKI Jakarta dilakukan dengan cara tabulasi. Data hasil quesioner dilakukan identifikasi kepuasan investor dengan metode Service Quality ServQual. Dari hasil
ServQual dilakukan tahapan identifikasi lingkungan strategis internal dan eksternal dengan menggunakan analisis SWOT.
Jumlah 120
42 Analisis data terhadap data sekunder dilakukan secara deskriptif, yaitu dengan
pengolahan sederhana menggunakan tabulasi silang. Sedangkan terhadap data primer dari hasil wawancara responden dilakukan dengan Analisis ServQual yaitu yang terbagi dalam
Ten Dimension ServQual dan metode perancangan strategik dengan menggunalan
Analisis SWOT, yang dibagi menjadi faktor internal kekuatan dan kelemahan dan faktor eksternal peluang dan ancaman.
3.5.1 Analisis Service Quality ServQual
Menurut Parasuraman 2008 Kualitas suatu pelayanan umumnya berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan dan penyampaiannya
untuk mengimbangi harapan pelanggan. Dengan demikian terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu pelayanan yang diharapkan Expected Service
dan pelayanan yang diterima perceived service. Penilaian kualitas pelayanan model servqual ini mencakup perhitungan perbedaan
diantara nilai yang diberikan para responden untuk setiap pasang berkaitan dengan harapan dan kinerja. Skor ServQual untuk setiap pasang pernyataan bagi masing–masing
responden dapat dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :
Skor ServQual = Skor Kinerja – Skor Harapan
Metode ServQual Service Quality yang dikembangkan oleh Parasuraman dan Zeithaml adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengukur kualitas jasa.
Pengukuran–pengukuran dalam metode ini menggunakan elemen-elemen dalam jasa. Mutu jasa diukur secara kuantitatif dalam bentuk kuisioner yang item-item
pertanyaaannya berasal dari dimensi-dimensi mutu jasa. Menggunakan atribut-atribut berdasarkan dimensi-dimensi kualitas jasa ServQual, yaitu :
1. Tangibles atau bukti fisik yaitu pelayanan yang berupa penyediaan sarana dan fasilitas fisik, peralatan, tenaga kerja personil dan materi komunikasi. Pada penyelenggaraan
PTSP Penanaman Modal atribut-atribut pada dimensi ini bisa juga digunakan untuk mengukur kualitas pelayanan, antara lain :
a. Lokasi kantor : lokasi kantor penyelenggaraan PTSP Penanaman Modal sebaiknya
yang strategis, tidak macet, karena selain memberikan akses kemudahan untuk dijangkau, juga memudahkan para investor apabila para investor harus
meneruskan kepentingan ke tempat lain. Lokasi kantor dianggap penting karena di
43 DKI Jakarta lokasi kantor memegang peranan, dengan lokasi kantor yang strategis,
mudah dijangkau dan juga tidak terkena jalur Three In One maka akan meningkatkan kualitas pelayanan.
b. Lokasi parkir : BPM dan PKUD selaku penyelenggara PTSP Penanaman Modal harus dapat menyediakan sarana parkir yang memadai bagi para investor, sehingga
ada kenyamanan tersendiri bagi para investor, sebagian besar investor yang mengurus perijinanan membawa kendaraan sendiri.
c. Kenyamanan ruang tunggu : ruang tunggu adalah tempat yang harus mendapatkan perhatian bagi unit pelayanan, karena ruangan ini sebagai tempat menunggu para
bagi para investor, sehingga harus dibuat senyaman mungkin. d. Kebersihan ruang tunggu : ruang tunggu harus bersih agar tidak terkesan kumuh,
bebas dari asap rokok untuk itu ruang tunggu sebaiknya setiap saat ada petugas kebersihan yang siap selalu membersihkan ruangan untuk menunggu.
e. Penampilan petugas : petugas PTSP sebaiknya berpenampilan menarik yang dapat menyenangkan dan enak untuk dilihat, untuk itu sebaiknya harus berpenampilan
rapih dan bersih, sebagai salah satu identitas bagi PTSP Penanaman Modal itu sendiri.
f. Kelengkapan peralatan kantor : PTSP Penanaman Modal sebaiknya memiliki alat penunjang kantor yang memadai, karena dapat memudahkan bagi operasional
PTSP sehingga lebih efektif dan efisien. g. Kelengkapan administrasi kantor : PTSP harus dapat menyediakan sarana
administrasi yang lengkap, harus dapat menjalankan administrasi kearsipan yang dinamis, dimana kalau hal ini dapat dilaksanakan maka semua urusan yang ada
akan lebih mudah.
2. Reliability keandalan yaitu kemampuan menunjukan jasa yang diandalkan dan akurat seperti yang dijanjikan. Yang meliputi ketepatan waktu, pelayanan yang sama
untuk setiap pelanggan, sikap yang simpatik dan lain sebagainya. Pada PTSP Penanaman Modal atribut-atribut pada dimensi ini antara lain :
a. Penyampaian informasi : Sebagai lembaga pelayanan publik harusnya dapat memberikan informasi yang cepat dan jelas kepada para investor, jika informasi
itu dapat nyampe dengan cepat ke investor maka hal tersebut merupakan bentuk dari kehandalan PTSP
44 b. Waktu yang dijanjikan : jadwal waktu penyelesaian merupakan prioritas utama
yang harus diperhatikan, jika jadwal waktu yang dijanjikan sesuai dengan kenyataan dalam penyelesaian perijinan, maka hal ini juga merupakan prestasi
bagi PTSP dalam hal kedisiplinan waktu. c. Ketepatan waktu penyelesaian : ketepatan ini diperlukan untuk memberikan
jaminan kepada para investor dalam menyelesaikan perijinan-perijanan yang dilakukan PTSP Penanaman Modal.
d. Pencatatan yang akurat dan benar : Pencatatan ini diperlukan agar tidak terjadi salah nama atau alamat, karena akan mempersulit dalam hubungan koresponden antara
pembina dan pihak investorperusahaan, dan dapat terjadi nama perusahaan yang double dan ini dapat menimbulkan masalah dikemudian hari.
3. Responsiveness daya tanggap yaitu kesanggupan untuk membantu dan menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat, transparan serta tanggap terhadap
keinginan konsumen investor. Atribut-atribut dalam dimensi ini adalah : a. Kepastian waktu pelayanan dengan adanya aturan tentang waktu yang pasti bahwa
suatu perijinan dapat diselesaikan akan sangat membantu para investor untuk dapat menyiapkan jauh hari sebelumnya sesuai dengan time scedul penyelesaian
proyek b. Kecepatan pelayanan merupakan gerakan yang sigap dan cepat dalam memberikan
pelayanan yang dibutuhkan para investor, sebagai salah satu wujud bentuk loyalitas yang diberikan petugas terhadap para investor.
c. Kesediaan untuk membantu dengan adanya kesediaan para petugas PTSP Penanaman Modal untuk membantu para investor yang memerlukan bimbingan
dan arahan merupakan salah satu wujud tanggung jawab moril para petugas kepada investor.
d. Tanggap untuk melayani dengan menanggapi keluhan-keluhan para investor dengan cepat, maka hal itu merupakan bentuk ketanggapan PTSP Penanaman Modal
dalam mempertanggungjawabkan tugas untuk melayani kebutuhan dan keluhan investor.
4. Competence Ketrampilan yaitu kesanggupan yang didukung keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan di bidang penanaman
modal. Atribut yang termasuk dalam dimensi ini adalah :
45 a. Keahlian yang dimiliki : seharusnya setiap petugas PTSP harus memiliki keahlian
masing–masing sesuai dengan bidang tugasnya, sehingga akan memudahkan dalam merampungkan pekerjaan dan dengan mudah pula membantu para investor
dengan keahlian yang dimiliki. b. Pengetahuan yang dimiliki : idealnya setiap petugas PTSP dibekali dengan
pengetahuan yang cukup mengenai Penanaman Modal sehingga apabila ada pertanyaan dari investor, petugas dapat menjawab dengan cepat karena luasnya
pengetahuan yang dimiliki.
5. Courtesy keramahan yaitu menunjukan sikap sopan santun, penghargaan,perhatian, dan bersahabat dari petugas saat memberikan pelayanan pada konsumen investor,
pada PTSP Penanaman Modal yang menjadi atribut pada dimensi ini adalah : a. Sikap ramah tamahsopan santun : jika petugas PTSP mampu melayani kebutuhan
para investor dengan sikap yang ramah dan sopan, maka secara tidak langsung menimbulkan sikap empaty para investor terhadap petugas PTSP.
b. Sikap persahabatan : sikap persahabatan yang ditampilkan para petugas PTSP akan membuat para investor betah untuk melakukan usahanya di DKI Jakarta karena
sudah terjalin hubungan yang baik antara petugas dan investor.
6. Credibility kredibilitas yaitu kesanggupan memberikan kepercayaan, kejujuran, dan sikap tegas tetapi penuh perhatian dari petugas PTSP terhadap investor, pada
PTSP Penanaman Modal yang menjadi atribut ini adalah : a. Dapat dipercaya : apabila para petugas PTSP dapat dipercaya untuk menjalankan
tugasnya dengan baik dan benar ini merupakan salah satu bentuk dukungan yang diberikan pimpinan kepada petugas untuk dapat melayani para investor dengan
baik. b. Sikap jujur dan terbuka : seharusnya setiap unit pelayanan harus memiliki
kejujuran dalam hal apapun, agar investor percaya. Untuk itu semua petugas PTSP harus jujur dan transparan dalam hal apapun terutama dalam hal menentukan biaya
yang sebenarnya.
7. Security keamanan yaitu kesanggupan memberi kemudahan dan sikap konsistennya petugas bagi investor dalam menerima kemudahan, pada PTSP Penanaman Modal
yang menjadi atributnya adalah :
46 a. Rasa aman : rasa aman sangat diperlukan oleh investor dalam menjalankan
usahanya sehingga ada ketenangan dalam melakukan investasi, untuk itu Pemerintah wajib menjamin rasa aman para investornya.
b. Yakin atas perbuatan petugas, sikap meyakinkan petugas terhadap investor agar mereka mau menanamkan modalnya di DKI Jakarta sangat diperlukan, mengingat
kepercayaan investor sudah menurun akibat tidak adanya kepastian hukum.
8. Access kemudahan Kesanggupan memberikan kemudahan dan sikap konsistennya petugas bagi investor dalam menerima kemudahan pelayanan, pada PTSP Penanaman
Modal yang menjadi atributnya adalah : a. Kemudahan dalam pelayanan, idealnya setiap unit ataupun perusahaan yang
menyediakan jasa pelayanan harus memberikan kemudahan-kemudahan, sehingga pelanggankonsumen akan mendapatkan kemudahan.
b. Sikap tegas dan konsisten, setiap petugas PTSP dituntut untuk memiliki ketegasan sehingga tidak membingaungkan investor, serta konsisten menjalankan terhadap
apa-apa yang sudah ditetapkan sebagai kebijakan.
9. Communication Komunikasi Kemampuan melakukan hubungan timbal balik, pengertian, memberikan pemahaman yang jelas dan kemauan mendengarkan
konsumen dalam bagian pelayanan, dalam PTSP Penanaman Modal yang menjadi atributnya adalah :
a. Siap menerima saran dan kritik, idealnya bagi suatu unit perusahaan jasa pelayanan harus menyediakan kotak saran dan kritik, hal ini diperlukan buat
peningkatan kinerja dimasa yang akan datang b. Siap memberikan informasi , dengan menginformasikan hal apapun kepada
investor terutama yang berhubungan dengan kebijakan penanaman modal, maka hal tersebut merupakan bentuk keseriusan petugas PTSP untuk membantu para
investor mendapatkan informasi secara jelas dan transparan agar tidak terjadi kekeliruan.
10. Understanding the Customer pengertian terhadap pelanggan kemampuan untuk mengenal investor, mengerti akan kebutuhan dan keinginan investor, dalam PTSP
yang menjadi atributnya adalah :
47 a. Memahami terhadap kebutuhan, dengan memahami terhadap kebutuhan tuntutan
yang diinginkan investor ini merupakan bentuk keseriusan PTSP Penanaman Modal dalam upaya meningkatkan pelayanan investasi.
b. Memberikan solusi permasalahan : dengan menanggapi permasalahan- permasalahan yang dikeluhkan investor merupakan upaya petugas untuk
membantu mencarikan solusi yang terbaik bagi para investor. c. Kebutuhan yang fleksibel untuk diakomodasi : dengan mengetahui kebutuhan-
kebutuhan yang diinginkan para investor maka petugas PTSP harus dituntut untuk menetapkan kebutuhan mana yang sifatnya fleksibel atau yang luwes untuk
ditempatkan dalam skala prioritas pemenuhannya.
Langkah-langkah untuk menganalisis tingkat kepuasan invertor terhadap penyelenggaraan PTSP adalah :
1. Mengidentifikasi atribut-atribut pelayanan berdasarkan dimensi ServQual yaitu Tangible, Realiability, Responsiveness, Competence, Courtesy, Credibility, Security,
Access, Communication dan Understanding the Customer. Hal ini berguna bagi
sebagai bahan kuisioner untuk responden.
2. Kemudian kuisioner untuk para investor, mengukur tingkat kinerja aktual X terhadap pelayanan yang diterima investor dari petugas PTSP saat ini, dan harapan
Z investor terhadap kinerja PTSP
3. Untuk penilaian harapan investor, ditetapkan angka rata-rata 4 yang berarti puas, hal ini dimaksudkan mengingat PTSP penanaman modal baru pertama kali maka untuk
pengukuran harapan ditetapkan terlebih dahulu angka 4 yang berarti puas. Kedepan baru ditingkatkan agar harapan bisa pada angka 5 yang berarti sangat puas.
4. Setelah kuisioner terisi oleh responden, maka penulis harus menghitung jawaban responden berdasarkan atribut-atribut perdimensi. Setelah data-data diolah kedalam
Microsof Excel 2003 dengan bantuan komputer maka secara otomatis akan didapat rata-rata tingkat kinerja. Kemudian nilai rata-rata harapan 4 dikurangi dengan skor
rata–rata persepsikinerja aktual, sehingga diperoleh kesenjangan gap. Atau dihitung dengan menggunkan rumus :
NK = X – Z
dimana
48 NK
= Nilai Kesenjangan X
= Nilai Rata-rata PersepsiKinerja Aktual Z
= Nilai Rata-rata Harapan Jika NK = 0 maka tingkat pelayanan sama persis dengan yang diharapkan, jika NK
0 maka tingkat pelayanan kurang dari yang diharapkan, jika NK 0 maka tingkat pelayanan sangat memuaskan pelanggan.
5. Setelah mendapatkan gap dari pengukuran berdasarkan atribut setiap dimensi, kemudian penulis juga menghitung kesenjangan tiap dimensi
6. Interprestasikan hasil perhitungan gap per atribut dan perhitungan gap per dimensi. Sehingga dapat diketahui dimensi mana saja yang pelayanannya harus diprioritaskan
oleh PTSP Penanaman Modal Provinsi DKI Jakarta.
3.5.2 Metode Perancangan Strategik Analisis SWOT
Perancangan strategik dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT. SWOT terdiri dari faktor strategis yakni faktor Internal yang berisi kekuatan dan kelemahan serta faktor
Eksternal yang berisi peluang dan ancaman. Analisis dengan menggunakan matriks SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi alternatif-alternatif strategi yang secara intuitif
dirasakan layak dan sesuai untuk dilaksanakan.
SWOT terdiri dari dua faktor strategis yakni internal berisi kekuatan dan kelemahan serta eksternal berisi peluang dan ancaman. Sebagai bagian dari analis SWOT
dan sebagai bahan dari langkah pengembangan strategi maka digunakan teknik Snow Card
atau Snow Ball Nutt dan Backoff, 1987 dimana teknik ini akan digunakan empat kali untuk fokus kepada pertanyaan sebagai berikut :
1. Peluang eksternal terpenting apakah yang dimiliki oleh organisasi ? 2. Ancaman eksternal terpenting apakah yang dimiliki oleh organisasi ?
3. Apa kekuatan internal terpanting organisasi ? 4. Apa kelemahan internal terpenting organisasi ?
Kemudian keempat daftar dibahas, diperbandingkan dan diperhadapkan baik untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan segera maupun untuk mempersiapkan
identifikasi isu strategis pada langkah selanjutnya Bryson,2005. Internal Strategi Faktor
49 Analysis System IFAS
merupakan analisis internal Strenght and Weakness. Bobot dari berbagai komponen faktor strenght dan weakness memiliki nilai satu. Sedangkan External
Strategi Faktor Analisysis System EFAS merupakan analisis eksternal Opportunity and
Threat memiliki dua elemen pertama lingkungan sosial menurut PEST politik, ekonomi,
sosial dan teknologi. Kedua lingkungan tugas yang terkait dengan misi organisasi. Bobot dari berbagai komponen faktor opportunity dan faktor threat memiliki nilai satu, bobot
suatu faktor akan lebih tinggi jika ia memiliki urgensi Syaukat Y, 2005
a. Matriks Evaluasi Faktor Internal dan Eksternal IFE-EFE.