Metode Perancangan Program. Kondisi Umum

55 Tabel 9. Tujuan kajian, Jenis Data yang diperlukan, Sumber Data dan Metode Analisis. Tujuan Data yang Dibutuhkan Sumber Data Metode Analisis Data Menganalisis kepuasan investor terhadap investasi penyelenggaraan PTSP PM - Hasil kuesioner Ten Dimension ServQual - Investor dan BPM PKUD Provinsi DKI Jakarta -Analisis ServQual Menganalisa faktor internal yang mempengaruhi pengembangan PTSP PM - Identifikasi faktor strategi internal - Responden - Analisis IFE Menganalisa faktor eksternal dalam oengembangan PTSP PM - Identifikasi faktor strategis eksternal - Responden - Analisis IFE Merumuskan strategi pengembangan investasi subsektor perkebunan - Hasil analisis IFE dan EFE - Responden - Analisis IE - Analisis SWOT - Analisis QSPM

3.6 Metode Perancangan Program.

Tahapan rancangan program secara garis besar dilakukan sebagai berikut : 1 identifikasi lingkungan strategis yang terdiri faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal; 2 analisis IFE dan EFE; 3 analisis Internal-Eksternal; 4 Analisis SWOT; dan menyusun daftar prioritas alternatif strategi dengan menggunakan Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM. Setelah ditetapkan prioritas alternatif strategi pengembangan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta, selanjutnya disusun rancangan program untuk direkomendasikan kepada pihak terkait. Prosedur yang dilakukan yaitu : 1. Melakukan “pendekatan” dan komunikasi kepada pimpinan instansilembaga informasi terkait dan stakeholder lain legislatif, investor hasil kajian. 56 2. Menganalisis informasi yang didapat dari stakeholder tersebut, kemudian disusun suatu draft rancangan program yang bisa didukung oleh Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. 3. Mensosialisasikan melalui forum Rapat Koordinasi FGD PTSP penanaman modal agar rancangan program dapat dilaksanakan. 57 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum

Kedudukan Propinsi DKI Jakarta adalah sangat strategis dan juga menguntungkan, karena DKI Jakarta disamping sebagai ibukota negara, juga sebagai pusat pemerintahan, pusat kegiatan bisnis, pusat negara perwakilan. Jakarta juga merupakan pusat distribusi barang dan orang di Indonesia melalui pelabuhan dan bandara terbesar yang dimilikinya. Jakarta sebagai ibukota negara dengan segala infrastruktur yang dimilikinya masih merupakan daya tarik yang kuat bagi masuknya investasi dalam negeri maupun asing. Dengan pertumbuhan ekonomi disekitar rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional, kegiatan investasi sudah mulai kembali berperan setelah mengalami penurunan sejak krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997-1998. maupun Secara umum Pemerintah Propinsi DKI Jakarta terdiri dari :

4.1.1 Kondisi Geografis dan Demografis

Provinsi DKI Jakarta secara geografis terletak pada posisi 6 o 12’ Lintang Selatan dan 106 o 48’ Bujur Timur. Berdasarkan Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 Luas Wilayah Provinsi DKI Jakarta adalah 7.659,02 km 2 terdiri dari daratan seluas 661,52 km 2 , termasuk 110 Pulau di Kepulauan Seribu, dan Lautan seluas 6.997,50 km 2 , terbagi menjadi lima Wilayah Kotamadya dan satu Kabupaten Administratif yaitu : • Jakarta Pusat Luas Wilayahnya 47,90 km 2 • Jakarta Utara dengan Luas Wilayah 142,20 km 2 • Jakarta Barat dengan Luas Wilayah 126,15 km 2 • Jakarta Selatan dengan luas Wilayah 145,37 km 2 • Jakarta Timur dengan Luas Wilayah 187,732 km 2 serta • Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu dengan Luas Wilayah 11,81 km 2 . Disebelah Utara membentang pantai sepanjang 35 km, yang menjadi tempat bermuaranya 13 buah sungai dan dua buah kanal. Disebelah selatan dan timur berbatasan dengan Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi, sebelah Barat dengan Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, serta disebelah Utara dengan Laut Jawa. 58 Jumlah penduduk DKI Jakarta pada periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 terus mengalami peningkatan walaupun pertumbuhannya mengalami penururnan. Tahun 2002 Jumlah Penduduk sekitar 8,50 juta jiwa, dan dalam lima tahun kedepan jumlahnya diperkirakan mencapai 9,1 juta orang. Kepadatan Penduduk pada tahun 2002 mencapai 12.664 penduduk per km2, tahun 2006 mencapai 13.545 penduduk per km 2 dan diperkirakan dalam lima tahun kedepan mencapai 13.756 penduduk per km 2 .

4.1.2 Perekonomian

Dalam lima tahun terakhir PDRB atas dasar harga berlaku secara nominal mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu dari Rp 299,97 trilyun pada tahun 2002 menjadi Rp 500,76 trilyun pada tahun 2006. Dominasi sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor keuangan, persewaan dan jasa lainnya dalam perekonomian Jakarta belum tergoyahkan disamping sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. Sebagai tulang punggung perekonomian kota, peran sektor perdagangan dan jasa dalam pembentukan PDRB mencapai lebih dari 70. Sektor perdagangan dan jasa meliputi sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sekitar 20, sektor jasa keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sekitar 31 dan sisanya dari sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa-jasa lainnya. Pertumbuhan ekonomi selama lima tahun rata-rata mencapai 6 per tahun. Jika pada tahun 2002 pertumbuhan ekonomi hanya 4,89 maka pada tahun 2005 mencapai 6,01 dan pada tahun 2006 mencapai 5,90.

4.1.3 Penanaman Modal

Penanaman modal itu sendiri adalah kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri PMDN maupun penanam modal asing PMA untuk melakukan usaha di wilayah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Penanaman modal dalam negeri adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara RI yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara RI yang dilakukan oleh penanam modal asing seluruhnya maupun yang berpatungan dengan penanaman modal dalam negeri. Perkembangan penanaman modal dalam kurun waktu 2002-2006 dapat dilihat dari jumlah proyek dan nilai investasi yang telah disetujui. Pada tahun 2002 jumlah proyek PMA yang disetujui sebanyak 561 proyek dengan nilai investasi sebesar 1,22 59 milyar USD sedangkan PMDN yang disetujui 44 proyek dengan nilai investasi Rp 2,32 trilyun. Sementara itu pada tahun 2006 proyek PMA yang disetujui sebanyak 801 proyek dengan nilai investasi Rp 981,71 milyar.

4.2 BPM dan PKUD

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan ekspor total terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

2 10 111

Strategi pelayanan perpustakaan di SMAN 63 Jakarta

0 4 128

Pengembangan aplikasi pelayanan izin mendirikan bangunan (Studi kasus pada badan pelayanan perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan )

3 17 269

Pengaruh penanaman modal asing, dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia feriode 1985-2009

4 22 141

Hukum dan kepentingan: telaah kritis atas undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal dalam perspektif UUD 1945 dan hukum Islam

1 10 113

Pemodelan enterprise architecture planning berdasarkan framework Zachman pada pelayanan satu pintu di Direktorat Metrologi Kementrian Perdangangan

1 12 38

Analisis pelayanan publik dalam pembuatan izin mendirikan bangunan IMB di kantor pelayanan perizinan terpadu satu pintu (PPTSP) kota cimahi

3 6 1

Aplikasi microsoft office 2000 pada sistem informasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPM) Daerah Tingkat I Jawa Barat

0 2 44

Reformasi administrasi pelayanan publik di KPPM (kantor perizinan dan penanaman modal) kabupaten Boyolali

1 1 139

Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai (studi kasus di dinas penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu Sei Rampah) - Repository UIN Sumatera Utara

0 2 81