70 Hal lain yang dinilai dapat mengancam atau menghambat dalam upaya menarik
para investor agar mau menanamkan modalnya atau tetap melakukan investasi di DKI Jakarta adalah kesempatan berinvestasi yang lebih baik. Kesempatan berinvestasi di
daerah negara lain lebih menguntungkan dan memudahkan para investor. Diantaranya adalah pelayanan perizinan penanaman modal yang lebih baik dan lebih mudah serta lebih
cepat dalam pemprosesannya. DKI Jakarta yang kompleks dengan permasalahan sangat menyulitkan bagi adanya percepatan pelayanan investasi. Dengan waktu penyelesaian
investasi sebagai yang tertuang dalam Peraturan Gubernur nomor 112 tahun 2007, dirasa masih cukup lama apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga Indonesia
maupun daerah seperti Solo, Sragen dan juga Jembrana. Jika hal ini terjadi maka perlu dicari strategi atau solusi yang tepat dengan
mengedepankan kompetisi yang sehat. Setiap daerah pasti akan melakukan upaya untuk mengoptimalkan segala daya dan upaya untuk dapat menarik minat investor melakukan
investasi di daerahnnya. Dengan masuknya para investor baik melalui penanaman modal dalam negeri PMDN maupun penanaman modal asing PMA salah satunya juga
sebagai upaya dalam rangka peningkatan pendapatan asli daerah PAD
6.2 Tahap Pencocokan dan Pemanduan
Tahap pencocokan dan pemanduan dilakukan dengan terlebih dahulu mengidentifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Pada tahapan berikut adalah menentukan nilai bobot kepada 6 enam responden yang merupakan petugas PTSP Penanaman Modal.
6.2.1. Penentuan Nilai Bobot Faktor Internal dan Eksternal
Penentuan bobot faktor internal dan eksternal diperoleh dari 6 enan responden dengan memberikan pilihan skala 0,0 tidak penting sampai dengan 1,0 sangat penting. Bobot
ini menunjukan seberapa penting keberhasilan faktor tersebut dalam pemetaan kebutuhan yang bersangkutan. Jumlah seluruh bobot untuk setiap faktor harus sama dengan 1,0.
Penentuan nilai bobot faktor internal dan eksternal terlihat dalam tabel 23 dan 24. Tabel 23 Matriks Gabungan Penentuan Nilai Bobot Faktor Internal
Faktor Strategis Internal Resp1 Resp2 Resp3 Resp4 Resp5 Resp6 Rata-rata
Kekuatan 0,64
Lokasi Kantor
PTSP 0,19 0,19 0,18 0,20 0,17 0,19 0,19
71 Kecepatan,Ketepatan dan
Kepastian proses pelayanan 0,30 0,28 0,25 0,24 0,20 0,22 0,25
Kebijakan dan Dukungan pimpinan.
0,20 0,22 0,19 0,18 0,20 0,16 0,20
Kelemahan 0,36
Kemampuan SDM yang masih kurang
0,11 0,12 0,14 0,13 0,09 0,10 0,12 Kurangnya Sarana dan
Prasarana 0,10 0,11 0,13 0,14 0,09 0,08 0,11
Kurangnya Penyampaian Kebijakan Penanaman Modal
0,10 0,09 0,12 0,12 0,13 0,14 0,13 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Untuk mengetahui nilai terbobot dari masing-masing faktor, maka digunakan perhitungan dengan total nilai terbobot adalah satu untuk kedua faktor strategis baik
internal maupun eksternal. Jumlah perhitungan rata-rata faktor strategis internal kekuatan adalah 0,64 sedangkan jumlah rata-rata faktor strategis internal kelemahan adalah 0,36,
total nilai terbobot adalah satu. Berikut Tabel 15 merupakan tahap masukan kolom 2 matriks Eksternal Faktor Evaluation Matriks EFE Matriks.
Untuk mengetahui nilai terbobot masing-masing faktor, maka digunakan perhitungan dengan nilai total terbobot adalah satu untuk kedua faktor strategis baik
internal maupun eksternal. Rata-rata faktor strategis peluang adalah 0,58 sedangkan rata- rata faktor strategis ancaman adalah 0,42, total nilai terbobot adalah satu
Tabel 24 Matriks Gabungan Penentuan Nilai Bobot Faktor Eksternal
Faktor Strategis Internal Resp1 Resp2 Resp3 Resp4 Resp5 Resp6 Rata-rata
Peluang 0,67
0,24 0,23 0,25 0,23 0,19 0,21 0,20 Kedudukan DKI Jakarta
sebagai Ibukota Negara 0,20 0,19 0,18 0,17 0,17 0,19 0,18
Infrastruktur yang Relatif Lengkap
0,15 0,17 0,18 0,16 0,19 0,15 0,14 Otonomi
Daerah 0,16 0,15 0,17 0,15 0,18 0,10 0,15
Ancaman 0,33
Kurangnya Rasa
Aman 0,11 0,12 0,14 0,13 0,12 0,10 0,12
Tidak adanya Kepastian Hukum
0,10 0,09 0,10 0,14 0,15 0,13 0,12 Kesempatan yang lebih baik
di daerahnegara lain 0,10 0,09 0,08 0,08 0,09 0,11 0,09
1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
6.2.2. Penentuan Rating Faktor Internal dan Eksternal
72 Penentuan rating faktor internal dan eksternal diperoleh dengan mengajukan
pilihan pertanyaan untuk menyatakan intensitas pendapat terhadap suatu faktor. Intensitas pendapat responden ditentukan berdasarkan pilihan skala 1,2,3 dan 4 yakni dimulai dari
skala tidak penting hingga skala penting. Masing-masing rata-rata rating faktor strategis internal kekuatan dan kelemahan adalah 11,5 dan 7,80 dengan nilai total 19,3. Sedangkan
masing-masing rata-rata rating faktor strategis eksternal peluang dan ancaman adalah 11,3 dan 7,40 dengan total 18,70.
6.2.3. Penentuan Skor atau Nilai Terbobot Faktor Internal
Penentuan skor nilai terbobot pada matriks Internal Faktor Evaluation IFE dilakukan dengan melakukan perkalian bobot dan rating. Berikut Tabel 25, nilai terbobot
Tabel 25 Internal Factor Evaluation Matriks IFE-Matriks Faktor Strategis Internal
Bobot Rating Nilai
Terbobot Kekuatan 0,64
11,5 2,45
Lokasi Kantor PTSP 0,25
3,80 0,95
Kecepatan,Ketepatan dan Kepastian proses pelayanan
0,19 3,90 0,74
Kebijakan dan Dukungan pimpinan.
0,20 3,80 0,76
Kelemahan 0,36 7,80
0,93 Kemampuan SDM yang masih
kurang 0,12 2,50
0,30 Kurangnya Sarana dan Prasarana
0,11 2,65
0,29 Kurangnya Penyampaian
Kebijakan Penanaman Modal 0,13 2,65
0,34 Total
1,00 19,3 3,38
Matrik evaluasi faktor internal IFE merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor stategis internal berupa kekuatan dan kelemahan yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta. Dari hasil IFE Matriks Tabel 16 diperoleh total skor nilai terbobot untuk faktor strategis internal sebesar 3,38. Jumlah
total nilai terbobot faktor strategis internal elemen kekuatan yakni 2,45 sedangkan jumlah total nilai terbobot internal kelemahan yakni 0,93 dan apabila jumlah total nilai terbobot
faktor strategis internal lebih besar dari rata-rata yakni 2,50 maka menunjukan bahwa upaya perbaikan penyelenggaraan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta
secara internal telah mampu memanfaatkan kekuatan yang dimilki untuk mengatasi kelemahan.
Penentuan skor nilai terbobot pada matriks Eksternal Faktor Evaluation EFE dilakukan dengan melakukan perkalian bobot dan rating. Berikut Tabel 17, nilai terbobot
73 Tabel 26 Ekternal Factor Evaluation Matriks EFE-Matriks
Faktor Strategis Internal Bobot Rating
Nilai Terbobot
Peluang 0,58 11,3
2,17
Kedudukan DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara
0,23 3,75 0,86
Infrastruktur yang Relatif Lengkap
0,18 3,80 0,68
Otonomi Daerah 0,17
3,75 0,63
Ancaman 0,42 7,40
1,00
Kurangnya Rasa Aman 0,13
2,50 0,30
Tidak adanya Kepastian Hukum 0,14
2,50 0,30
Kesempatan yang lebih baik di daerahnegara lain
0,15 2,40 0,40
Total
1,00 18,7 3,17
Matrik evaluasi faktor eksternal EFE merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor stategis eksternal berupa peluang dan ancaman yang mempengaruhi terhadap pelaksanaan
PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta. Dari hasil EFE Matriks Tabel 17 diperoleh total skor nilai terbobot untuk faktor strategis eksternal sebesar 3,17 Jumlah
total nilai terbobot faktor strategis eksternal peluang yakni 2,17 sedangkan jumlah total nilai terbobot eksternal ancaman yakni 1,00 dan apabila jumlah total nilai terbobot faktor
strategis eksternal lebih besar dari rata-rata yakni 2,50 maka menunjukan bahwa upaya perbaikan penyelenggaraan PTSP Penanaman Modal di Propinsi DKI Jakarta secara
eksternal telah mampu memanfaatkan peluang yang dimilki untuk mengatasi ancaman.
6.3. Tahap Pencocokan melalui Matriks SWOT