Pengukuran Kepuasan Klien Pelanggan

31 8 Payment Pada ujung pelayanan, harus disediakan fasilitas pembayaran berdasarkan pada keinginan pelanggan. Dapat saja berupa self service payment seperti penggunaan koinuang receh pada telepon umum, kemudian melalui LLG transfer bank, melalui credit card, debet langsung pada rekening pelanggan di bank, sehingga tagihan ke rumah Lovelock,1994. Konsep kualitas pelayanan dapat dipahami pula melalui ”Consumer Behavior” perilaku konsumen yaitu perilaku yang dimainkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan dan mengevaluasi suatu produk maupun pelayanan yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan mereka Schiffman-Kanuk, 1994. Dengan kata lain, terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yang diharapkan expected service dan pelayanan yang dipersepsikan Perceived Service Parasuraman,1985. Implikasinya, baik buruknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Keputusan-keputusan seseorang konsumen untuk mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi suatu barang-jasa dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain adalah persepsinya terhadap kualitas pelayanan. Pernyataan ini menunjukan adanya interaksi yang kuat antara ”Kualitas Pelayanan” dengan ”Kepuasan Konsumen”. Harapan konsumen terhadap kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya dari mulut ke mulut,kebutuhan-kebutuhan konsumen itu sendiri,pengalaman masa lalu dalam mengkonsumsi suatu produk-jasa, hingga pada komunikasi eksternal melalui iklan dan lain sebagainya.

2.2 Pengukuran Kepuasan Klien Pelanggan

Salah satu riset sistematis untuk mengetahui harapan pelanggan adalah dengan melakukan riset kualitatif yang dikenal dengan nama Focus Group Discussion FGD. Dengan cara ini, pelanggan responden sebanyak 8-12 orang dikumpulkan dalam suatu ruangan, kemudian seorang moderator akan memimpin jalannya diskusi. Moderator dapat menanyakan kepada pelanggan, apa yang membuat mereka puas atau tidak puas dengan produk atau jasa yang mereka gunakan saat ini Irawan, 2002. Selain FGD, perusahaan jasa dapat menggunakan cara pengumpulan informasi yang berhubungan dengan komplain pelanggan. Dalam hal ini, jumlah komplain yang masuk dan jenis komplain yang disampaikan pelanggan dimonitor secara terus menerus. 32 Hal ini dapat ditempuh dengan cara menempatkan kotak saran pada tempat-tempat pelayanan atau kuesioner diruang-ruang tunggu. Cara yang sering digunakan adalah menggunakan call center atau hot line service, yaitu saluran telepon bebas pulsa untuk pengaduan dan komplain. Menurut hasil survai yang dilakukan oleh frontier Irawan, 2002 terdapat lima alasan mengapa pelanggan enggan melalukan komplain, yaitu 1 masalah yang dihadapi relatif tidak penting dan bisa diatasi sendiri;2 pelanggan yakin bahwa perusahaan tidak akan melakukan tindakan apapun atas komplain yang disampaikan; 3 pelanggan tidak tahu cara menyatakan komplain; 4 pelanggan tidak tahu harus komplain kepada siapa siapa yang bertanggung jawab terhadap layanan yang telah diterima; dan 5 pelanggan lebih memilih untuk menggunakan jasa perusahaan lain atau jasa pihak ketiga. Hopson dan Scally 1997 mengemukakan metode yang sistematis untuk melakukan pengukuran, yaitu : Survey konsumen : dapat dilakukan dengan cara menyebarkan angket kepada para pelanggan secara periodik. Pemilihan subyek dilakukan secara acak atau telah ditentukan sebelumnya. Survey melalui telepon: Survey ini dilakukan dengan cara menelepon secara acak pelanggannya untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggannya. Survey melalui staf : mencari keterangan dengan menggunakan ketrampilan yang dimiliki oleh staf terutama para staf ujung tompak. Membuat sebuah sistem sehingga semua keluhan yang masuk tertulis dan terpusat. Untuk itu seseorang diserahi tanggung jawab untuk memonitor semua keluhan dan kemudian melaporkannya kembali. Memonitor performan staf karyawan perusahaan; tindakan ini sebaiknya dilakukan setelah pertimbangan yang hati-hati dan dengan didukung oleh seluruh staf. Namun demikian, dari beberapa alat ukur yang tersedia, model Parasuraman adalah yang paling populer. Model pengukuran kualitas layanan yang terdiri dari sejumlah pertanyaan berpasangan yang disusun dengan skala ServQual. Konseptualisasi skala ServQual difokuskan pada konsep tentang kualitas yang dirasakan perceived quality. Kualitas yang dirasakan merupakan suatu perbandingan antara harapan dan persepsi kinerja suatu jasa namun tidak equivalen dengan kepuasan. Butir-butir skala ServQual tersebut didasarkan pada 10 dimensi Tampilan Fisik, Keandalan, Daya Tanggap, Ketrampilan, Keramahan, Kredibilitas, Keamanan, Kemudahan, Komunikasi, Pengertian Terhadap Pelanggan yang dijadikan sebagai 33 kriteria oleh pelanggan dalam menentukan kualitas jasa. Kesepuluh dimensi tersebut digunakan untuk memudahkan analisis terhadap atribut-atribut kualitas layanan. Model inilah yang akan digunakan untuk menganalisis kualitas layanan PTSP penanaman modal di DKI Jakarta.

2.3 Strategi Penyelenggaraan PTSP

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN), dan ekspor total terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia

2 10 111

Strategi pelayanan perpustakaan di SMAN 63 Jakarta

0 4 128

Pengembangan aplikasi pelayanan izin mendirikan bangunan (Studi kasus pada badan pelayanan perijinan terpadu Kota Tangerang Selatan )

3 17 269

Pengaruh penanaman modal asing, dan utang luar negeri terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia feriode 1985-2009

4 22 141

Hukum dan kepentingan: telaah kritis atas undang-undang nomor 1 tahun 1967 tentang penanaman modal asing dan undang-undang nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal dalam perspektif UUD 1945 dan hukum Islam

1 10 113

Pemodelan enterprise architecture planning berdasarkan framework Zachman pada pelayanan satu pintu di Direktorat Metrologi Kementrian Perdangangan

1 12 38

Analisis pelayanan publik dalam pembuatan izin mendirikan bangunan IMB di kantor pelayanan perizinan terpadu satu pintu (PPTSP) kota cimahi

3 6 1

Aplikasi microsoft office 2000 pada sistem informasi penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) di Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah (BPPM) Daerah Tingkat I Jawa Barat

0 2 44

Reformasi administrasi pelayanan publik di KPPM (kantor perizinan dan penanaman modal) kabupaten Boyolali

1 1 139

Pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap kinerja pegawai (studi kasus di dinas penanaman modal dan pelayanan perizinan terpadu satu pintu Sei Rampah) - Repository UIN Sumatera Utara

0 2 81