Observasi pada saat Tindakan Siklus I

62 Berikut ini adalah dokumentasi ketika pelaksanaan permainan tradisional pada siklus I, kelas dibagi 2 kelompok dan penilaian secara tertutup guru Gambar 6. Suasana saat pelaksanaan permainan tradisional siklus I.

c. Observasi pada saat Tindakan Siklus I

Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Uraian hasil observasi kegiatan pembelajaran meliputi hasil observasi guru dan siswa serta motivasi belajar. 1 Hasil observasi proses pembelajaran a Hasil observasi terhadap guru Berdasarkan hasil observasi terhadap keterlaksanaan integrasi permainan tradisional dalam pembelajaran IPA di Kelas IVA, secara keseluruhan telah melaksanakan sesuai dengan RPP, namun ada kegiatan yang belum terlaksana. Pembelajaran yang tematik maka lembar observasi dijadikan satu antara pertemuan satu dan dua. Pada pernyataan pertama aspek yang diamati hasilnya guru sudah menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran. Aspek yang diamati poin kedua guru sudah menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran ini. Aspek yang Kelas dibagi menjadi 2 Kelompok Penilaian permainan secara tertutup 63 ketiga guru sudah memotivasi siswa agar terlibat dalam pembelajaran. Aspek yang keempat guru sudah melakukan apersepsi sebelum masuk materi pembelajaran. Aspek selanjutnya, guru sudah menjelaskan materi pembelajaran hari ini dengan cukup baik. Guru sudah memberikan kesempatan siswa bertanya jika ada yang belum jelas. Guru sudah membentuk kelompok untuk melakukan permainan tradisional. Selanjutnya guru sudah menjelaskan tentang adanya integrasi permainan tradisional dalam pembelajaran. Kemudian guru juga menjelaskan aturan permainan yang akan dilakukan. Guru juga membimbing siswa dalam melakukan permainan tradisional. Guru sudah mengawasi jalannya integrasi permainan tradisional dalam pembelajaran. Guru melakukan penilaian permainan tradisional untuk menentukan tim terbaik serta membimbing dalam pelaksanaan reward. Setelah permainan selesai guru juga memancing siswa untuk mengungkapkan manfaat permainan tradisional yang dilakukan. Guru mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan motivasi dan penguatan kembali setelah pembelajaran hampir selesai. Guru menutup pembelajaran dengan salam tanpa doa karena belum pulang. b Hasil observasi terhadap siswa Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dengan integrasi permainan tradisional. Pada aspek pertama yang diamati siswa terlihat sudah siap untuk mengikuti pembelajaran. Aspek yang kedua siswa mendengarkan penjelasan saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Aspek yang ketiga siswa sudah terlihat termotivasi dan antusias untuk mengikuti pembelajaran. Aspek yang keempat siswa sudah menanggapi pertanyaan yang 64 disampaikan guru. Aspek yang kelima siswa sudah berani bertanya tentang materi yang belum jelas. Selanjutnya saat permainan akan dilakukan siswa mau melakukan kegiatan secara kelompok. Siswa sudah mendengarkan penjelas guru dengan baik sehingga dapat memahami aturan permainan tradisional dengan baik. Selanjutnya siswa selalu bertanya jika ada sesuatu yang belum dimengerti terkait materi maupun permainan. Siswa sudah melakukan permainan tradisional sesuai langkah-langkah yang ditentukan oleh peneliti. Setelah dilakukan penilaian siswa menerima kekalahan dengan lapang dada serta bermain dengan jujur dan sportif. Tim yang kalah mau melaksanakan hukuman menyanyi lagu daerah “apuse” sesuai kesepakatan bersama. Pada aspek selanjutnya siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga mau berpendapat tentang manfaat dari permainan tradisional yang telah dilakukan. Siswa dapat menyimpulkan pembelajaran hari ini dibantu guru. Siswa sudah mengikuti dengan baik dan antusias keseluruhan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan. Pada terakhir pembelajaran siswa menjawab salam yang disampaikan guru sebagai tanda selesainya pembelajaran yang dilakukan. Secara keseluruhan siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik dan antusias serta sudah ada feedback dari siswa terkait materi pembelajaran. 2 Motivasi Belajar Siswa Angket motivasi belajar IPA diberikan setelah siklus I selesai dilaksanakan. Adapun hasil penilaian motivasi belajar secara keseluruhan. 65 Tabel 11. Distribusi Hasil Motivasi Belajar IPA saat Siklus I. No. Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase Perolehan Persentase Kumulatif 1. Sangat Tinggi X 68 4 11,43 11,43 2. Tinggi 56 X ≤ 68 24 68,57 80 3. Sedang 44 X ≤56 6 17,14 97,14 4. Rendah 32 X ≤ 44 1 2,86 100 5. Sangat Rendah X ≤ 32 100 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 35 siswa ada 4 siswa yang berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 11,43. Siswa yang berada pada kategori tinggi ada 24 dari 35 siswa yaitu sebesar 68,57 dan yang berada pada kategori sedang ada 6 dari 35 siswa yaitu sebesar 17,14 serta siswa yang berada pada kategori rendah ada 1 dari 35 siswa yaitu sebesar 2,86. Pada siklus I, indikator keberhasilan pada penelitian ini belum tercapai karena jumlah siswa yang memenuhi kriteria minimal tinggi belum mencapai 80 dari jumlah siswa. Pencapaian motivasi belajar siswa pada siklus I secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 14. Pada siklus I, rata-rata motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA mencapai 61,71 atau sebesar 77,14 berada pada kategori tinggi. Perbandingan pencapaian motivasi belajar IPA siswa antara pra tindakan dan siklus I adalah sebagai berikut. Tabel 12. Perbandingan Rata-rata Skor Motivasi Belajar IPA Pra Tindakan dan Siklus I Jumlah Siswa Rata-rata Hasil Pra Tindakan Siklus I Peningkatan 35 51,9464,93 61,7177,14 9,7712,21 66 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa telah terjadi peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa. Sebelum diberi tindakan, rata-rata motivasi belajar IPA yaitu 64,93 dan setelah diberi tindakan meningkat menjadi 77,14. Persentase motivasi belajar IPA siswa per indikator dapat dilihat pada diagram berikut ini. Gambar 7. Histogram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator pada Siklus I. Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa 8 dari 10 indikator telah dicapai oleh minimal 70 dari jumlah keseluruhan siswa. Sementara 2 indikator yang lain belum dicapai oleh minimal 70 dari jumlah keseluruhan siswa adalah indikator nomor 7 dan 9. Persentase tertinggi indikator motivasi belajar IPA yaitu “adanya harapana dan cita- cita masa depan” dan persentase indikator terendah yaitu “cepat bosan pada tugas- tugas rutin”. Adapun perbandingan persentase pencapaian motivasi belajar IPA siswa per indikator antara pra tindakan dan siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini. 84,64 77,20 91,43 82,86 77,14 76,79 68,21 76,07 66,43 70,71 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pencapaian Motivasi Belajar Siklus I Siklus I 02 67 Tabel 13. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Siswa Per Indikator saat Pra Tindakan dan Siklus I. No. Indikator Ke-... Persentase Setiap Indikator Peningkatan Pra Tindakan Tindakan 1. 1 82,86 84,64 1,78 2. 2 63,21 77,50 14,29 3. 3 84,64 91,43 6,79 4. 4 53,57 82,86 29,29 5. 5 66,07 77,14 11,07 6. 6 59,29 76,79 17,5 7. 7 61,43 68,21 6,78 8. 8 62,14 76,07 13,93 9. 9 57,50 66,43 8,93 10. 10 58,57 70,71 12,14 Rata-rata 64,93 77,18 12,25 Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa semua indikator motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan yang paling besar pada indikator adanya penghargaan dalam belajar yaitu sebesar 29,29 . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histrogram berikut ini. 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pencapaian Motivasi Belajar Pra Tindakan Siklus I Gambar 8 Histogram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator pada Pra 68

d. Refleksi Tindakan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD Penerapan Strategi Pembelajaran True or False Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPA Siswa K

0 2 18

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IV MI Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Melalui Permainan Monopoli Pada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Blagung Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI OUTING CLASS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 Penerapan Strategi Outing Class Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pandeyan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogir

1 3 15

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BERBASIS INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS III SD NEGERI PERCOBAAN 2 DEPOK SLEMAN.

0 0 139

IMPLEMENTASI METODE READING ALOUD DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 2 SD CATURTUNGGAL 6 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

1 18 166

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGLEMPONG SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 107

PENINGKATAN SIKAP DISIPLIN SISWA MELALUI PENGGUNAAN PERMAINAN TRADISIONAL SISWA KELAS V SD NAHDLATUL ULAMA’ SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 178

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA UNTUK KELAS V DI SD CATURTUNGGAL 6 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 155

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DIPADU PERMAINAN TRADISIONAL CINA BUTA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN AMPELDENTO 01 - Repository UNIKAMA

0 0 15

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

0 0 6