Observasi pada saat Tindakan Siklus II

78

e. Observasi pada saat Tindakan Siklus II

Observasi dilakukan saat pembelajaran berlangsung untuk mengamati aktivitas guru dan siswa. Uraian hasil observasi kegiatan pembelajaran meliputi hasil observasi guru dan siswa serta motivasi belajar. 1 Hasil observasi proses pembelajaran a Hasil observasi terhadap guru Berdasarkan hasil observasi terhadap keterlaksanaan integrasi permainan tradisional dalam pembelajaran IPA di Kelas IVA, secara keseluruhan sudah melaksanakan sesuai dengan RPP. Pembelajaran yang tematik maka lembar observasi dijadikan satu antara pertemuan satu dan dua. Pada pernyataan pertama aspek yang diamati hasilnya guru sudah menyiapkan siswa untuk mengikuti pelajaran. Aspek yang diamati poin kedua guru sudah menyampaikan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran ini. Aspek yang ketiga guru sudah memotivasi siswa agar terlibat dalam pembelajaran. Aspek yang keempat guru sudah melakukan apersepsi sebelum masuk materi pembelajaran. Aspek selanjutnya, guru sudah menjelaskan materi pembelajaran hari ini dengan cukup baik. Guru sudah memberikan kesempatan siswa bertanya jika ada yang belum jelas. Guru sudah membentuk kelompok untuk melakukan permainan tradisional. Selanjutnya guru sudah menjelaskan tentang adanya integrasi permainan tradisional dalam pembelajaran. Kemudian guru juga menjelaskan aturan permainan yang akan dilakukan. Guru juga membimbing siswa dalam melakukan permainan tradisional. Guru sudah mengawasi jalannya integrasi permainan tradisional dalam pembelajaran. Guru melakukan penilaian permainan tradisional untuk menentukan 79 tim terbaik serta membimbing dalam pelaksanaan reward. Setelah permainan selesai guru juga memancing siswa untuk mengungkapkan manfaat permainan tradisional yang dilakukan. Guru mengajak siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini. Guru melakukan motivasi dan penguatan kembali setelah pembelajaran hampir selesai. Guru menutup pembelajaran dengan salam dan berdoa. b Hasil observasi terhadap siswa Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dengan integrasi permainan tradisional. Pada aspek pertama yang diamati siswa terlihat sudah siap untuk mengikuti pembelajaran. Aspek yang kedua siswa mendengarkan penjelasan saat guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Aspek yang ketiga siswa sudah terlihat termotivasi dan antusias untuk mengikuti pembelajaran. Aspek yang keempat siswa sudah menanggapi pertanyaan yang disampaikan guru. Aspek yang kelima siswa sudah berani bertanya tentang materi yang belum jelas. Selanjutnya saat permainan akan dilakukan siswa mau melakukan kegiatan secara kelompok. Siswa sudah mendengarkan penjelasan guru dengan baik sehingga dapat memahami aturan permainan tradisional dengan baik. Selanjutnya siswa selalu bertanya jika ada sesuatu yang belum dimengerti terkait materi maupun permainan. Siswa sudah melakukan permainan tradisional sesuai langkah-langkah yang ditentukan oleh peneliti. Setelah dilakukan penilaian siswa menerima kekalahan dengan lapang dada serta bermain dengan jujur dan sportif. Tim yang kalah mau melaksanakan hukuman menyanyi lagu daerah “apuse” sesuai kesepakatan bersama. Pada aspek selanjutnya siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari guru tetapi juga mau berpendapat tentang manfaat dari permainan 80 tradisional yang telah dilakukan. Siswa dapat menyimpulkan pembelajaran hari ini dibantu guru. Semua siswa sudah mengikuti dengan baik dan antusias keseluruhan langkah-langkah pembelajaran yang direncanakan. Pada terakhir pembelajaran siswa menjawab salam yang disampaikan guru sebagai tanda selesainya pembelajaran yang dilakukan. Secara keseluruhan siswa sudah mengikuti pembelajaran dengan baik dan antusias. 3 Motivasi Belajar Siswa Angket motivasi belajar IPA diberikan setelah siklus II selesai dilaksanakan. Adapun hasil penilaian motivasi belajar secara keseluruhan. Tabel 15. Distribusi Hasil Motivasi Belajar IPA saat Siklus II. No. Kategori Rentang Skor Frekuensi Persentase Perolehan Persentase Kumulatif 1. Sangat Tinggi X 68 12 34,29 34,29 2. Tinggi 56 X ≤ 68 21 60 94,29 3. Sedang 44 X ≤56 2 5,71 100 4. Rendah 32 X ≤ 44 100 5. Sangat Rendah X ≤ 32 100 Jumlah 35 100 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa dari 35 siswa ada 12 siswa yang berada pada kategori sangat tinggi yaitu sebesar 34,29. Siswa yang berada pada kategori tinggi ada 21 dari 35 siswa yaitu sebesar 60 dan yang berada pada kategori sedang ada 2 dari 35 siswa yaitu sebesar 5,71. Pada siklus II, indikator keberhasilan pada penelitian ini sudah tercapai karena jumlah siswa yang memenuhi kriteria minimal tinggi belum mencapai 80 dari jumlah siswa. Pencapaian motivasi belajar siswa pada siklus II secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 15. 81 Pada siklus I, rata-rata motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA mencapai 65,50 atau sebesar 81,875 berada pada kategori tinggi. Perbandingan pencapaian motivasi belajar IPA siswa antara pra tindakan, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut. Tabel 16. Perbandingan Rata-rata Skor Motivasi Belajar IPA Pra Tindakan, Siklus I dan Siklus II. Jumlah Siswa Rata-rata Hasil Pra Tindakan Siklus I Siklus I Siklus II 35 51,9464,93 61,7177,14 61,7177,14 65,5081,875 Peningkatan 9,77 12,21 3,794,74 Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan rata-rata motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa dari pra tindakan ke siklus I meningkat sebesar 12,21 sedangkan pada siklus II meningkat sebesar 4,74. Persentase motivasi belajar IPA siswa per indikator dapat dilihat pada diagram berikut ini. Gambar 10. Histogram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator Siklus II. 88,57 83,57 94,64 89,29 82,50 78,57 88,24 88,24 73,21 78,93 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Pencapaian Motivasi Belajar Siklus II siklus II 02 82 Berdasarkan diagram di atas, diketahui bahwa 10 indikator motivasi telah dicapai oleh minimal 70 dari jumlah keseluruhan siswa. Adapun perbandingan persentase pencapaian motivasi belajar IPA siswa per indikator antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 17. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Siswa Per Indikator Siklus I dan Siklus II. No. Indikator Ke-... Persentase Setiap Indikator Peningkatan Siklus I Siklus II 1. 1 84,64 88,57 3,93 2. 2 77,50 83,57 6,07 3. 3 91,43 94,64 3,21 4. 4 82,86 89,29 6,43 5. 5 77,14 82,5 5,36 6. 6 76,79 78,57 1,78 7. 7 68,21 71,43 3,22 8. 8 76,07 77,86 1,78 9. 9 66,43 73,21 6,78 10. 10 70,71 78,93 8,22 Rata-rata 77,18 81,03 4,68 Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa semua indikator motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Setiap indikator besar peningkatannya berbeda- beda. Peningkatan yang paling besar pada indikator “dapat mempertahankan pendapatnya” yaitu sebesar 8,22. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut ini. 83 Gambar 11. Histogram Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indokator pada Siklus I dan Siklus II. Berikut perbandingan persentase pencapaian motivasi belajar IPA siswa per indikator pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel. Tabel 18. Perbandingan Persentase Pencapaian Motivasi Belajar IPA Siswa Per Indikator pada Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II. No Indikator Persentase Pra tindakan Siklus I Siklus II 1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil 82,86 84,64 88,57 2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 63,21 77,50 83,57 3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan 84,64 91,43 94,64 4 Adanya penghargaan dalam belajar 53,57 82,86 89,29 5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 66,07 77,14 82,5 6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 59,29 76,79 78,57 7 Ulet dalam menghadapi kesulitan 61,43 68,21 71,43 8 Tekun dalam menghadapi tugas 62,14 76,07 77,86 9 Cepat bosan pada tugas-tugas rutin 57,50 66,43 73,21 10 Dapat mempertahankan pendapatnya 58,57 70,71 78,93 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pencapaian Motivasi Belajar Siklus I Siklus II 02 84 Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa semua indikator motivasi belajar siswa mengalami peningkatan. Berikut ini histogram perbandingan pencapaian motivasi belajar IPA per indikator pada pra tindakan, siklus I, dan siklus II. c Refleksi Siklus II Setelah dilaksanakannya pembelajaran IPA dengan menerapkan integrasi permainan tradisional, hasil penelitian pada siklus II telah mencapai indikator keberhasilan dibandingkan dengan pra tindakan dan siklus I. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan integrasi permainan tradisional di kelas IVA SD Negeri Percobaan 2 dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini dikatakan berhasil karena penerapan integrasi permainan tradisional sesuai dengan langkah-langkahnya, jumlah siswa yang motivasi belajarnya kriteria minimal tinggi sudah mencapai 80 jumlah 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 100,00 Pencapaian Motivasi Belajar Pra Tindakan Siklus I siklus II Gambar 12. Histogram Perbandingan Pencapaian Motivasi Belajar IPA Per Indikator pada Pra tindakan Siklus I, dan Siklus II. 85 keseluruhan siswa, dan setiap indikator motivasi belajar telah dicapai oleh minimal 70 jumlah keseluruhan siswa. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas telah cukup dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya. Tabel 19. Refleksi Siklus II Indikator Keberhasilan Hasil Siklus II Hasil Evaluasi Rencana Tindakan

A. Ketercapaian Pelaksanaan Integrasi Permainan Tradisional

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN TRUE OR FALSE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD Penerapan Strategi Pembelajaran True or False Untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar pada Pembelajaran IPA Siswa K

0 2 18

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PERMAINAN MONOPOLI PADA SISWA KELAS IV MI Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar IPA Melalui Permainan Monopoli Pada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Blagung Simo Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI OUTING CLASS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 Penerapan Strategi Outing Class Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Pandeyan Kecamatan Jatisrono Kabupaten Wonogir

1 3 15

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN BERBASIS INTERPERSONAL DAN INTRAPERSONAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS III SD NEGERI PERCOBAAN 2 DEPOK SLEMAN.

0 0 139

IMPLEMENTASI METODE READING ALOUD DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 2 SD CATURTUNGGAL 6 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

1 18 166

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGLEMPONG SLEMAN YOGYAKARTA.

0 1 107

PENINGKATAN SIKAP DISIPLIN SISWA MELALUI PENGGUNAAN PERMAINAN TRADISIONAL SISWA KELAS V SD NAHDLATUL ULAMA’ SLEMAN YOGYAKARTA.

0 3 178

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA UNTUK KELAS V DI SD CATURTUNGGAL 6 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 155

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DIPADU PERMAINAN TRADISIONAL CINA BUTA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN AMPELDENTO 01 - Repository UNIKAMA

0 0 15

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN

0 0 6