Nasihat bagi Kaum Lelaki Kerukunan dalam Berumah Tangga

44

b. Nasihat bagi Kaum Lelaki

Semua makhluk Tuhan diciptakan berpasang-pasangan, baik lelaki maupun perempuan. Dalam kehidupan terdapat berbagai norma yang ada dalam masyarakat yang mengikat dalam hubungan sesama. Uraian tentang nasihat bagi kaum lelaki merupakan salah satu hal yang penting untuk diketahui dan diamalkan agar tidak salah jalan dalam mengarungi kehidupan. Serat Panitibaya terdapat ajaran bagi kaum lelaki yaitu seorang lelaki dalam berumah tangga menikah tidak diperkenankan untuk mengambil janda temanmu, pembantu, majikan, pimpinan serta saudaramu sendiri yang akan menyebabkan sebuah kesalahpahaman. Seorang lelaki tidak diperbolehkan menikah lebih dari empat kali karena akan melanggar Sunah Rosul dan norma sosial. Dalam membina keluarga yang harmonis, seorang lelaki tidak diperkenankan menikahi wanita yang belum sah bercerai walaupun sudah disetujui oleh orang tuanya, menikahi seorang bekas istri yang teah diceraikan tanpa surat talak walaupun belum menikah lagi karena akan melanggar aturan agama. Nasihat bagi kaum lelaki seperti dijelaskan di atas jelas tercantum dalam Serat Panitibaya pupuh Pangkur bait 2-14.

c. Kerukunan dalam Berumah Tangga

Uraian tentang kerukunan dalam berumah tangga merupakan harapan setiap pasangan yang sudah menikah. Dijelaskan bahwa manusia dalam berumah tangga tidak diperkenankan untuk mengambil pembantu wanita yang sudah menjadi janda, atau pembantu pria yang menjadi duda karena akan menyebkan kehancuran rumah tangga pupuh Pangkur bait 15. 45 Seorang lelaki yang sudah seharusnya menjadi pemimpin dalam keluarga tidak boleh ringan tangan, bertengkar dengan anak, istri maupun pembantu yang sampai menyebabkan kerusakan barang-barang yang ada di rumah karena dapat mengancam jiwa pupuh Pangkur bait 16. Seorang suami tidak diperkenakan untuk menanggung hidup pasangan suami istri yang akan membebani, meminta dari seorang istri saja, melainkan seorang suami sudah seharusnya yang menafkahi baik secara lahir maupun batin kepada istrinya pupuh Pangkur bait 17-19.

d. Orang yang Menghamba pada Harta, Wanita, dan Kekuasaan