45
Seorang lelaki yang sudah seharusnya menjadi pemimpin dalam keluarga tidak boleh ringan tangan, bertengkar dengan anak, istri maupun
pembantu yang sampai menyebabkan kerusakan barang-barang yang ada di rumah karena dapat mengancam jiwa pupuh Pangkur bait 16.
Seorang suami tidak diperkenakan untuk menanggung hidup pasangan suami istri yang akan membebani, meminta dari seorang istri saja, melainkan
seorang suami sudah seharusnya yang menafkahi baik secara lahir maupun batin kepada istrinya pupuh Pangkur bait 17-19.
d. Orang yang Menghamba pada Harta, Wanita, dan Kekuasaan
Uraian yang menerangkan tentang orang yang menghamba pada harta, wanita, dan kekuasaan tercermin dalam pupuh Pangkur bait 21 sebagai berikut.
21. Ping rongpuluh iku aja, yen den-endel ing donya miwah estri, mring mitra priyayi agung, rumasa yen darma, kuwasane denwor jiwa iku
jumbuh, yen kengguh melik ro tingal togging ngendon aniwasi. Terjemahan:
21. Kedua puluh, janganlah seseorang mempercayai kekayaan dan wanita barang milik sahabatnya walaupun merasa dirinya berjasa, kekuasaan
bercampur dan berpadu menjadi satu menjadikan hatinya bermuka dua sampai pada tujuannya lupa, hal ini membuat bencana.
Kutipan di atas menerangkan bahwa seorang lelaki tidak diperbolehkan mempercayai kekayaan, wanita, kekuasaan yang dapat melupakan dirinya
kepada tujuan awalnya. Seorang lelaki sudah seharusnya berpikiran secara jernih dan bijaksana tanpa melihat secara fisik akan tetapi penilaian secara
keseluruhan yang akan membuat sebuah fakta dan keputusan yang benar sesuai dengan keinginan.
46
Seorang lelaki yang menghamba pada harta, wanita, dan kekuasaan akan merasakan sebuah pola kehidupan yang tidak tentram karena banyak
kekhawatiran yang muncul dari ketiga aspek tersebut yang akan menyebabkan kehancuran dan kesesatan dalam kehidupan.
e. Pemimpin yang Bijaksana
Pemimpin merupakan seorang sosok yang paling menonjol dalam sebuah kelompok. Seorang pemimpin haruslah terlihat menonjol dari lainnya,
karena pemimpin dipilih bukan dari sembarang orang. Pemimpin bisa menjadi wakil dari seluruh anggotanya.
Kutipan yang menerangkan pemimpin yang bijaksana terdapat pada pupuh Pangkur bait 22 sebagai berikut.
22. Ping salikur iku aja, dadi wrana yen during amranani, miwah luwih wakil iku, yen tan rasa duduga,
yen tan tadhah mot menkoni barang kewuh, yen tan loron-loron tunggal,
togging ngendon aniwasi. Terjemahan:
22. Kedua puluh satu, jangan bersedia menjadi pengganti wakil apabila tidak mampu benar dan wakil yang menonjol jika tanpa kebijaksanaan.
Bila tidak dapat menerima dan merangkum kesukaran tak dapat bersatu pada akhirnya akan celaka.
Kutipan di atas menerangkan bahwa seorang pemimpin haruslah mempunyai sebuah kebijaksanaan. Tidak hanya menonjol dan dapat
menyelesaikan semua permasalahan yang ada akan tetapi yang memang mampu dan berkompeten agar tidak salah dalam melakukan kepemimpinan.
47
f. Adab Bertamu